LDS Tergiat Dinilai, Lima Puluh Kota Perdana
Sarilamak, (Inmas) - Lembaga Didikan Subuh (LSD) merupakan lembaga Pendidikan Non Formal. LDS adalah lembaga yang terstruktur dari tingkat kecamatan sampai kepusat. Selain sebagai tupoksi di Kementerian Agama, pengelolaan Lembaga Didikan Subuh juga merupakan program Kerja Dari Pemerintah daerah.
Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota terus bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam membimbing lembaga ini agar terus berkembang dan mempunyai kwalitas yang bisa menciptakan generasi Qur’ani di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Untuk Tahun 2014, kembali dua lembaga pemerintahan ini bergandeng tangan dalam membina LDS Kabupaten Lima Puluh Kota, karena LDS Kabupaten Lima Puluh Kota kembali dinilai Tim dari Provinsi Sumatera Barat.Bertempat di Masjid Thayyibah Jorong Pakan Rabaa Nagari Batu Payung Kecamatan Lareh Sago Halaban, penilaian Lembaga Didikan Subuh Tergiat Tingkat Provinsi Sumatera Barat dimulai.
Hadir dalam penilaian tersebut Wakil Bupati Lima Puluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus, M. Si, Kepala Kantor Kementerian Agama Drs. H. Gusman Piliang, MM, Asisten I, Kabag Kesra, Kasubag Keagamaan dan Camat Lareh Sago Halaban serta Wali Nagari Batu Payuang. Hadir juga seluruh Kepala Seksi di Lingkungan Kantor Kementerian Agama, Kepala KUA Kecamatan, Penghulu dan Penyuluh Fungsional serta Penyuluh Honorer di Kecamatan Lareh Sago Halaban dan Kec. Luak.
Dalam sambutannya, Gusman Piliang menyampaikan apresiasi kepada Pengurus Masjid Thayyibah, Pengurus LDS Kecamatan Lareh Sago Halaban, Pengurus TPQ/TPSQ/MDTA Thayyibah dan seluruh masyarakat yang telah mendukung dan berusaha maju untuk penilaian LSD Tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun ini.
Walaupun dengan sarana dan Prasarana yang masih belum mencukupi tapi LDS Thayyibah mampu mewakili Kabupaten Lima Puluh Kota. Meskipun LDS merupakan lembaga Non Formal bukan berarti lembaga ini tidak memiliki peran yang penting, tapi jauh dari itu LSD berperan mengantisipasi pendangkalan Aqidah generasi muda sebagai cikal bakal pelanjut Syi’ar Islam.
Kedepan putra Kubang ini berharap LDS Thayyibah terus meningkatkan kwalitas dan peran nya di tengah masyarakat, agar menjadi lembaga yang diminati oleh peserta didik. Menutup sambutannya pria yang mulai menggeluti dunia Trabas ini menghaturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam mensukseskan penilaian ini.
“Mohon maaf juga saya sampaikan kepada Tim Penilai yang mungkin tidak terlayani dengan selayaknya”, ujar beliau di akhir kata.
Bupati Lima Puluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus, M. Si pada sambutannya mengharapkan kepada seluruh santri agar menjadi generasi yang memilki moral dan karakter yang baik, jangan mudah terpengaruh oleh modernisasi yang tidak semuanya baik.
“Kita harus pandai memilih dan memilah mana yang baik dan diharapkan kepada orang tua agar menjadi tauladan bagi anak-anaknya”, ujar Asyirwan.
Terpisah, ketua LDS Kabupaten Lima Puluh Kota Nur Akmal SHI mengurai, bahwa penilaian tahun ini adalah penilaian yang ke enam di Kabupaten Lima Puluh Kota dan merupakan penilaian perdana di Tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Dalam seleksi yang dilakukan oleh pengurus LDS pada bulan Februari ada 6 LDS Kecamatan yang masuk nominasi. Penyuluh Agama Fungsional pada Kecamatan Situjuah Limo Nagari ini menjelaskan Ke 6 LDS yang masuk nominasi adalah LDS yang belum pernah dinilai oleh Tim dari Provinsi.
Dari berbagai item penilaian maka LDS Masjid Thayyibah mengantongi jumlah nilai yang terbanyak. Kita Berharap jika tahun lalu kita mampu meraih juara I yang diwakili oleh LDS Masjid Kulliyatul Muslimin TPQ/TPSQ/MDTA Al Falah Tanjung Pati, maka tahun ini kita berharap prestasi ini dapat kita pertahankan. Penilaian ini disiarkan lansung oleh Radio Total FM Tanjung Pati milik keluarga besar TPQ/TPSQ/MDTA Al Falah.
Dari data yang diliris pada Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren LDS Masjid Thayyibah adalah salah satu LDS yang cukup diperhitungkan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Gedung yang cukup memadai dari bantuan PNPM Mandiri dan santri yang berjumlah 140 orang dan telah mendulang berbagai prestasi. Disamping itu kelengkapan prasarananya yang sudah bisa dijadikan aset.(Nina_Pontren)|Dw