Adaptif terhadap Pandemi, Direktur PD Pontren Harap Diniyah Putri jadi Role Model Pendidikan

Adaptif terhadap Pandemi, Direktur PD Pontren Harap Diniyah Putri jadi Role Model Pendidikan

Padang (humas)- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya lounching "Cafe Robotik Arfa", inovasi yang dihadirkan santriwati Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang, khususnya di masa pandemi ini.

"Ternyata pandemi harus dimaknai bahwa ada hikmah dibaliknya.  Boleh jadi di saat pandemi  anak-anak kita ini beradaptasi untuk berpikir cerdas dan tangan-tangan kreatif. Sebagai contoh kita harus bangga dengan anak-anak yang menemukan karya-karya spektakuler, yang tentu saja dibutuhkan untuk menyikapi situasi Covid 19. Semoga di masa pandemi banyak karya-karya anak bangsa bermunculan dan membanggakan." Papar Waryono saat memberi  pencerahan sekaligus spirit secara virtual, Kamis (18/02).

Waryono menambahkan para santri memiliki peran penting dalam pembangunan maupun kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat. Maka perlu terus beradaptasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Termasuk terbuka dengan perkembangan teknologi.

Untuk itu, tak lupa Ia mengajak santriwati dan para tamu yang hadir mengingat sejenak pesan Rasulullah tentang filosofi hidup.

"Sejak awal Rasulullah pernah mengingatkan pada kita terlebih-lebih yang hidup sekarang, Antum A'lamu bi umuri dunyakum. "Kamulah yang paling tahu kebutuhan duniamu. Kitalah yang paling tahu kebutuhan kita," sebutnya.

Kendati sekarang kita dibatasi dengan 3 M yang sekarang menjadi 5 M. Dengan sadar covid 19, sudah sepatutnya  masyarakat  lebih produktif, lanjut waryono.

Menariknya inovasi yang ditemukan anak santri putri di Padang Panjang adalah teknologi tepat guna yang dibutuhkan  untuk melayani kita menjalani hidup semakin mudah di tengah Covid 19. 

Menurutnya image pesantren kerap dipandang tradisional dan terbelakang selama ini. Ini menjadi momentum untuk lebih terbuka terhadap pembaharuan. 

"Kita harus mengubah image tentang pesantren. Pesantren hari ini harus menunjukkan pada dunia bahwa pesantren bukan pendidikan  terbelakang. Tapi pesantren sudah bisa menciptakan teknologi baru," ujar Waryono.

"Saya mengapresiasi dan berterimakasih pada semua yang terlibat. Saya berharap bapak/ibu terus mendorong agar anak-anak putri kita agar tidak ketinggalan dimakan jaman," pintanya.

Terlebih lagi masih ada problem mendasar di bangsa ini, bisa untuk menikah lebih dini dengan cara memalsukan identitas. 

Waryono mengisahkan pengalamannya saat  melakukan penelitian kepada anak-anak madrasah, tentang kecendrungan pilihan pelajaran beberapa tahun yang lalu.

Kecendrungan pelajaran yang diminati anak perempuan adalah pelajaran-pelajaran maskulin. 

"Kalau dulu pelajaran IPA cenderung diminati anak laki-laki, sekarang ada pergeseran. Perempuan juga punya minat yang sama," imbuh pejabat kelahiran Cirebon ini.

Menurutnya perempuan seharusnya punya hak yang sama, tidak hanya diposisikan sebagai Ibu rumah tangga semata yang hanya bergelut seputar dapur, kasur  dan sumur. Perempuan juga seyogyanya memiliki kesempatan dalam hal mendapatkan akses pendidikan.

"Ketika anak perempuan berpendidikan tinggi, di dapur pun ada inovasi dan kreatifitas." Tegasnya. 

Ia meyakini dan mensyukuri bahwa teknologi  tidak terpaku pada kekuatan otot, namun pada kekuatan pikiran. 

Ke depan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Kalijaga ini berharap  Perguruan Diniyah Putri bisa  sebagai role model bagi lembaga Pendidikan  pesantren di Indonesia. Khusus dalam hal keseimbangan penguasaan agama dan teknologi. 

"Saya yakin bila ini berjalan bersama, perempuan akan lebih banyak mendampingi masyarakat yang lemah dengan pengetahuan yang memadai," ucapnya optimis. 

Waryono mendorong  kegiatan  ini untuk diinformasikan menjadi lebih masif kepada masyarakat.  

Ia menilai ada nilai edukasi dari inovasi yang dilakukan Perguruan Diniyah Putri tersebut. Dimana pandemi ini tidak mengendorkan semangat santri untuk terus berinovasi.

Menurutnya ketika Allah memberikan musibah atau ujian pada umatnya. Maka sebenarnya Allah sedang menguji apakah akal pikiran kita kreatif atau tidak untuk digunakan. 

Terakhir, Waryono menekankan lembaga pendidikan  berbasis pesantren, bukan hanya menyiapkan agama tapi menyiapkan anak didik siap hidup di masyarakat dan berkontribusi lebih banyak.

Hadir pada kesempatan itu Kakanwil Kemenag Sumbar, Walikota Padang Panjang, Ketua DPRD yang diwakili Sekwan DPRD Padang Panjang, Kakankemenag Kota Padang Panjang, Pimpinan Perguruan Diniyah Putri serta para asatidzah dan santriwati Perguruan Diniyah Putri.(vera)