Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama

Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama
Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama
Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama
Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama
Memaknai Muharram FORKARI Baiturrahman Kalampayan Pakan Sinayan Bersama Penyuluh Agama

Agam, Humas--Memperingati Tahun Baru Islam 1443 H, Forum Kajian Remaja Islam (FORKARI) di bawah binaan dan bimbingan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Banuhampu mengkaji Keutamaan Bulan Muharram melalui kegiatan bulanan FORKARI pada hari Sabtu (21/08) di Aula Pondok Tahfidzul Quran Baiturrahman Kalampayan Nagari Pakan Sinayan Kecamatan Banuhampu.

Kegiatan bulan Agustus FORKARI Kalampayan ini diikuti oleh 63 orang remaja masjid yang merupakan anggota FORKARI dan dihadiri juga oleh 16 orang pendamping yang sebelumnya juga merupakan anggota FORKARI sejak tahun 2018 yang memiliki dedikasi tinggi untuk mendampingi para remaja Islam ini.

Abdul Halim, Penyuluh Agama Islam Non PNS yang telah membina dan memberikan bimbingan atau penyuluhan pada FORKARI Kalampayan selama hampir satu tahun ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan pada minggu ketiga setiap bulan yang dimulai pukul pukul 17.00 di hari Sabtu dan berakhir di Minggu Pagi dengan dana bersumber dari partisipasi masyarakat sekita yang digalang oleh para pendamping.

Kegiatan dimulai dengan makan malam bersama sebelum Maghrib datang yang bertujuan untuk membimbing para anggota mengenai etika, sikap dan perilaku dalam makan bersama serta mengajarkan hidup disiplin.

Abdul Halim yang juga menyampaikan materi Keutamaan Bulan Muharram sebagai pokok kajian malam ini setelah shalat Maghrib dan Isya secara berjamaah di Masjid Baiturrahman Kalampayan mengungkapkan beberapa hal keutamaan bulan Muharram, di antaranya adalah Muharram merupakan bulan pertama di dalam kalender Islam yang disepakati oleh para sahabat.

"Walaupun nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah sampai pada bulan Rabiul Awal, namun hijrah ini telah disepakati sebelumnya diawali pada bulan Muharram, karena musyawarah untuk hijrah sendiri terjadi pada pertengahan bulan Zulhijjah. Oleh karena itu Umar bin Khattab beserta sahabat lainnya sepakat menyatakan bahwa awalnya Hijrah adalah bulan Muharram", ujar Abdul Halim.

Selanjutnya Abdul Halim mengungkapkan bahwa di bulan Ramadhan ummat Islam dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram yang juga disebut puasa Asy Syura dimana puasa ini merupakan puasa yang diawali pelaksanaannya oleh Bani Israel yang dilakukan untuk mensyukuri kemenangan Nabi Musa as atas Firaun.

"Saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan hijrah, Nabi dan sahabatnya mendapati Bani Israel yang tengah berpuasa mengenang dan mensyukuri selamatnya Nabi Musa as dan Bani Israel dari gempuran tentara Firaun sehingga sejak saat itu Nabi kemudian menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada 10 Muharram sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Musa dan ummatnya", tutur Halim lagi.

Lebih lanjut Halim mengingatkan bahwa di bulan Muharram terjadi persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar yang harus diteladani ummat saat ini mengenai sikap Muslim yang seharusnya, mengaktualisasi akhlak seorang Muslim yang membawa kedamaian di antara Muhajirin dan Anshar.

Tidak lupa juga Halim mengingatkan bahwa di awal tahun Hijriah ini, seorang Muslim seyogyanyalah merefleksikan dirinya, mengintrospeksi perbuatan diri di tahun sebelumnya serta merencanakan apa yang harus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya sehingga semua yang keinginan dan niat terlaksana dengan baik.

Kegiatan kajian malam ini diakhiri dengan diskusi anggota FORKARI yang didampingi oleh para pendamping yang bertujuan untuk menyempurnakan materi serta menggali ilmu para anggota mengenai bulan Muharram serta ditutup dengan presentasi oleh wakil masing-masing kelompok yang terdiri dari 6 kelompok.

Dan keesokan harinya, kegiatan FORKARI dimulai sejak dini hari dengan tahajjud bersama di Masjid Baiturrahman Kalampayan, mengikuti kultum yang disampaikan oleh  Pembina dan berolahraga. Kegiatan FORKARI ditutup dengan makan pagi bersama seluruh anggota FORKARI.