Arahan Kakan kemenag Kota Padang di Seminar Nasional MGMP PAI SMA Kota Padang

Arahan Kakan kemenag  Kota Padang di Seminar Nasional MGMP PAI SMA Kota Padang

Padang,Humas - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang H.Edy Oktafiandi menghadiri sekaligus memberikan sambutan Pada Seminar Nasional MGMP Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti SMA Kota Padang, dengan mengangkat tema Penerapan Nilai Nilai Moderasi Beragama Pada Pembelajaran Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti berlangsung diamond Ballroom hotel Rangkayo basa, Selasa (02/11)

Acara tersebut, dibuka secara resmi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Adib Alfikri, dihadiri kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kota Padang Aidil Khurdiansyah  beserta segenap unsur Pengawas PAI, beserta Guru  Pendidikan Agama Islam SMA Kota Padang.

Kakan kemenag kota padang H.Edy Oktafiandi dalam sambutannya mengatakan bahwa kehidupan bermasyarakat hendaknya dilandasi dengan rasa toleransi sebagai wujud saling menghargai keragaman manusia. Untuk menjembatani perbedaan dapat diupayakan melalui pendidikan agar tercipta kehidupan keberagamaan yang menimbulkan sikap saling menghormati dan menghargai antar umat beragama.

Lanjutnya, dilingkungan madrasah/sekolah sudah menjadi ruang berkembangnya paham ekslusifisme yang cenderung mengarah pada pemikiran radikal. Moderasi beragama kini menjadi simbol perekat segala bentuk keragaman agama di Indonesia. Cara pandang yang melahirkan sikap beragama yang seimbang yaitu antara pengalaman agama sendiri (ekslusif) dan pengormatan kepada praktik agama yang berbeda keyakinan (inklusif).

Pentingnya menghadirkan sosok guru agama yang moderat sebelum mengimplementasikan nilai-nilai moderasi ke peserta didik bertujuan agar tersampaikannya nilai-nilai kebangsaan sebagai warga negara yang baik menurut Pancasila. kehadiran pendidikan agama merupakan penguat suatu bangsa. “Sosok guru moderat itu dijadikan menjadi empat hal yaitu komitmen kebangsaan, teleransi aktif, anti kekerasan serta akomodatif terhadap budaya lokasi,jelas mantan kakan kemenag agama ini.

Pendidikan agama di saat ini perlu mengintegrasikan dua komponen, yakni pertama membangun kesadaran akan konteks pluralisme agama, kedua budaya serta perlu tanggap pada tantangan zaman yang berubah. maka pendidikan agama perlu menyediakan pengetahuan dan memberikan pembelajaran yang kritis tentang agama-agama di dalam masyarakat.

dalam moderasi beragama setidaknya harus mengembangkan sebuah desain pembelajaran atau pendidikan keagamaan yang dapat mengembangkan dan memperkuat multiple literacy atau multi literacy guna memperluas cara pandang. pentingnya mengembangkan literasi keberagamaan dan literasi kemanusiaan digunakan untuk melihat agama secara lebih dalam dan lebih kaya dari berbagai macam literatur keislaman,ungkapnya.

“Seharusnya dalam konteks saat ini diajarkan atau diajak untuk bertemu dengan agama-agama yang lain secara intelektual, secara akademik, belajar pengetahuan dasar tentang agama-agama, agar muncul sikap-sikap yang lebih apresiatif terhadap perbedaan literatur keagamaan, kekayaan tafsir keagamaan,”pinta H.Edy.

Diakhir arahannya, H.Edy Oktafiandi menjelaskan bahwa pendidikan agama yang inklusif dan moderat itu harus mencangkup empat hal yaitu menonjolkan pendidikan multikultural, theologi agama-agama, pendidikan agama masing-masing, peserta didik dari Generasi Z. Empat hal ini harus dipertimbangan, didialogkan bersama supaya menghasilkan pendidikan agama yang inklusif dan moderat, tutupnya.(HarisTJ)