Terima Bantuan Mesin Bajak Sapi, Pimpinan PP Nurul Yaqin Optimis Ponpes akan Berkembang

Terima Bantuan Mesin Bajak Sapi, Pimpinan PP Nurul Yaqin Optimis  Ponpes akan Berkembang
Terima Bantuan Mesin Bajak Sapi, Pimpinan PP Nurul Yaqin Optimis  Ponpes akan Berkembang
Terima Bantuan Mesin Bajak Sapi, Pimpinan PP Nurul Yaqin Optimis  Ponpes akan Berkembang

Padang (humas)- Pimpinan Pesantren Nurul Yaqin Buya Ali Basar Tk.St. Sinaro mengucapkan terima kasih kepada Wamentan dan rombongan, Wagub dan Kakanwil Kemenag Sumbar yang telah memilih pesantren sebagai tempat kaderisasi petani milenial pada momen istimewa penyambutan Kunker Wamentan RI Harvick Hasnul Qalbi di Pondok Pesantren Nuruk Yaqin Ambung Kapur, Sabtu (27/11) petang pukul 16.05 WIB.

Pimpinan pondok yang lekat dengan panggilan Buya ini mengaku ingin menjadikan pesantren asuhannya sebagai pesantren berbasis pertanian. Pihaknya meyakini bahwa tanah di negerinya sangat mudah ditumbuhi sayur dan tanaman pangan lainnya. 

"Semoga pak wamen bisa juga membawa menteri dan presiden kita ke pondok pesantren, washilah kita pak wamen," ujarnya.

Pondok pesantren ini berdiri dari 1926, saat ini adalah  satu-satunya pesantren yang terletak di ambung kapur, sambung Buya Ali Basar.

"Walau kampus 2 nya berbukit. terhitung, santri/wati saat ini sebanyak 750 orang, dengan jumlah tenaga guru dan pembinanya 30 orang lebih serta guru umum 30 juga. maka total guru pondok berjumlah 70 orang." Rincinya.

Saat ini ditengah keterbatasan sarpras yang tidak luas, pondok pesantren sudah punya 30 kelas. "Seharusnya asramanya 60, karena tiap kelas berjumlah 30, maka jika ditempatkan setiap asrama 15 orang sudah sempit. Tapi apa daya, kemampuan kami membangun cuma segitu. Itupun sudah dibantu oleh Kakanwil kemenag, kalau tidak dibantu, tidak juga berdiri bangunan ini, maka kami mohon pada bapak wamen, bagaimamana meningkatkan pondok ini," harapnya.

Buya Ali mengharapkan dengan kedatangan Wamentan akan memberikan motivasi tersendiri untuk menghidupkan seluruh pondok pesantren yang ada di Padang Pariaman.

Di sisi lain, Buya Ali juga mengeluhkan keterbatasan yang ada berdampak kepada masyarakat yang ingin menyekolahkan anak ke PP Nurul Yaqin. 

"Guru kami berpesan tidak boleh menolak murid. ajarkan saja, terima saja, tapi lantaran asrama yang sempit, maka kami terpaksa mengalihkan murid ini pada sekolah lain, dan masalah makan dan minumnya menjadi problem bagi kami."

Kendati demikian, pihaknya tetap bersyukur sampai hari ini pendidikan belajar dan mengajar di pondok masih berjalan.

"Dari 100 % orang tuanya, itu 25 % yang mampu membayar biaya sekolah anaknya. 75 % lagi dibagi 2 kategori sedang 35 persen dan kurang mampu.  35 % lainnya sama sekali tidak mampu tapi dia tetap belajar." Jelasnya.

Buya Ali tidak menginginkan ada santri yang berhenti belajar ditengah jalan kare persoalan biaya.

"Jangan karena biaya belajar dia berhenti. mudah-mudahan kami berdoa kepada seluruh bapak bapak, bagi kami kedatangan pak Wamentan sudah sangat bangga sekali. Kata orang minang datang saja sudah cukup, kok membawa bantuan, alhamdulillah. Ada mesin bajak sapi dan bibit manggis oleh oleh pak wamen hari ini." Pungkasnya haru.(vera)