Buang Keluh, Berkreasi Dari Ketiadaan

Buang Keluh, Berkreasi Dari Ketiadaan

Mengeluh, tidak akan membuka mata bersinar namun akan semakin redup. Terpenting, adalah optimis, terus berkreasi dari ketiadaan.

Kalimat-kalimat itu, penulis coba terus mengulang-ulang, agar tidak terjebak dalam kepesimisan yang membawa kepada kemalasan.

Usai mengikuti pelatihan fotografi dan videografi yang dilangsungkan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang dari tanggal 23 sampai 28 Mei 2022 kemarin, banyak pelajaran berharga yang penulis dapatkan. Tidak hanya methode penggunaan kamera dan pembuatan video, juga secara tidak tertulis ada pesan yang terkandung dari pelatihan itu.

Instruktur atau narasumber profesional yang didatangkan oleh pihak BDK Padang telah memberikan ilmunya berkenaan dengan media yang digunakan untuk melaksanakan tusi sebagai Pranata Humas maupun Pengelola Humas di Kementerian Agama.

Memang, para instruktur mencontohkan kepada peserta dengan alat-alat yang canggih dan berharga mahal seperti kamera DSLR dan kamera video, yang kalau dilihat harganya hanya bisa bisa mengucapkan “Bisa tidak ya dimiliki?, dan dianggarkan di kantor”.

Pertanyaan-pertanyaan serupa pun terlontar dari para 30 peserta Diklat baik dari Provinsi Sumatera Barat maupun Jambi. Dan pada umumnya, memiliki kondisi yang sama. Sama-sama minimnya peralatan dalam menjalankan tusi kehumasan.

Para instruktur yang didatangkan dari TVRI Sumatera Barat juga memberikan pandangan dan motivasi kepada peserta. Bahwa, dalam menjalankan amanah sebagai humas atau Pranata Humas tidak mesti harus memiliki sarana –prasarana pendukung yang sempurna atau canggih dan mahal, juga bisa berkreasi dengan alat yang ada saat ini.

Dari hal tersebut, penulis dapat memetik pelajaran penting. Ilmu-ilmu yang disuguhkan oleh instruktur membuat penulis semakin semangat dan berfikir jernih. Dibenak ini, muncul pemikiran kenapa orang lain bisa menghasilkan banyak karya bernilai walaupun minimnya peralatan pendukung, atau hanya apa adanya.

Ditambah lagi, paparan yang cerdas dari kepala BDK Khoirul Amani. Ia mengatakan jelas, bahwa tidak sembarangan memberikan tugas kehumasan kepada sembarang pegawai. Menurutnya, kehumasan itu hanya bisa dilaksanakan oleh ASN atau Pegawai yang cerdas dan kreatif.

Sugesti inilah, yang membuat penulis juga harapan kepada sahabat humas dan Pranata Humas Kementerian Agama Sumatera Barat dan jambi semakin ditantang. Dari ketiadaan maupun kekurangan, masih bisa kok seorang Pranata Humas berkreasi, memberikan yang terbaik untuk instansi.

Berkreasi, dengan membuat perencanaan kerja yang matang dan smart, penulis optimis bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Tepenting adalah terjaganya citra lembaga dan memberikan layanan kepada umat.

Yuk, sahabat humas, jangan mengeluh dengan keterbatasan atau ketiadaan media, tunjuki bahwa kita ini pintar lagi cerdas, kreatif dan inovatif. Ph_ysf