Memetik Hikmah Di Balik Warna Warni Busana Daerah di Peringatan HAB Ke-77 (Catatan Ringan Prahum)

Memetik Hikmah Di Balik Warna Warni Busana Daerah di Peringatan HAB Ke-77 (Catatan Ringan Prahum)

Pasaman,Humas—Berbusana daerah nan beragam, menjadi pemandangan indah di upacara bendera peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI Ke-77 Tahun 2023, Selasa (3/1).

Potret yang bernuansa warna-warni ini menjadi bidikan fokus Humas. Seluruh peserta upacara yang nota Bene Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman dan pelajar mengindahkan Surat Edaran  Agama Nomor 42 Tahun 2021 mengenakan pakaian nusantara semisal minangkabau, melayu, jawa, batak bahkan busana daerah Papua.

Menyikapi ini, Humas merasakan inisiasi Menag menelurkan edaran pada HAB Tahun 2023 itu sebagai simbol bahwa Indonesia itu memiliki keberagama suku, budaya, bahasa dan agama. Juga ini bersintuhan dengan apa yang menjadi program prioritas Kementerian Agama yakni penguatan moderasi beragama.

Jika kita mau memahami, makna moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, Berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Hemat Humas, orientasi pemikiran Gus Menteri ini menjadikan moderasi beragama sebagai perekat antara semangat beragama dengan komitmen berbangsa dan bernegara. Terciptanya kehidupan umat beragama yang rukun.

Moderasi beragama di jadikan sebagai sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis, damai, toleran, serta taat konstitusi.

Moderasi beragama diapungkan sebagai jati diri umat sendiri, jati diri bangsa Indonesia. Negeri yang sangat agamis, umat beragama nan santun, toleran, dan terbiasa bergaul dengan berbagai latar keragaman etnis, suku, dan budaya.

Kemudian, Humas juga menangkap adanya sinyalemen bahwa idealnya ASN diminta bisa menjaga perahu nusantara ini tidak karam dan menjadi perekat persatuan dan kesatuan  bangsa.

Apalagi, akan memasuki tahun demokrasi Pemilihan Umum Tahun 2024, yang berpotensi terciptanya pergesekan. Maka, ASN harus memiliki sikap netral.

Sehingga dari busana daerah yang dikenakan ASN pada peringatan HAB Tahun 2023 ini, Humas mafhum adanya makna yang jelas, dan di balik itu adanya visi dan misi Kementerian Agama.

Mencoba mengulik pemikiran Sang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ia mengajak Keluarga besar Kementerian Agama, bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat harus terdepan dalam membina dan membangun suasana rukun dan damai agar perjalanan dan tahapan Pemilu dapat dinikmati sebagai pesta demokrasi dalam pengertian yang sesungguhnya.

Semangat merawat kerukunan umat harus digelorakan seluruh ASN Kementerian Agama. Melalui peringatan HAB ke-77 dijadikan momentum untuk meningkatkan soliditas organisasi. ASN harus berada dalam satu barisan yang kuat, kokoh, dan terorganisir untuk Kementerian Agama yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, di balik warna warni busana peserta upacara HAB, adanya penjabaran terhadap pelayanan Kemenag kepada publik. ASN Kemenag yang mempunyai latar belakang pendidikan berbeda diminta mampu memberikan layanan yang sekarang ini lembaga bernafaskan ikhlas beramal telah melakukan transformasi digital.

Kemenag telah menghadirkan Pusaka Super Apps, yang merupakan aplikasi layanan. Ini membuktikan Kemenag telah melakukan inovasi di bidang digital. Semua itu tentunya merupakan upaya meningkatkan kualitas dan mendekatkan layanan kepada masyarakat.

Kajian humas selanjutnya, warna-warni busana itu mengartikan ASN Kemenag itu profesional dan di bidang atau urusannya masing-masing sesuai skill dan kompetensi dirinya. Baik di bidang, agama, sains, pendidikan serta lainnya.

Sebagai simpulan, pantas Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Gusman Piliang meminta ASN di lingkup kerjanya mencermati sambutan Gusmen yang disampaikan dalam momen HAB Tahun 2023. Yusuf