Profesor Asasriwarni Bahas Implementasi Isra’ Mikraj Pada Wirid Mingguan Kanwil

Profesor Asasriwarni Bahas Implementasi Isra’ Mikraj Pada Wirid Mingguan Kanwil

Padang, Humas—Manusi yang mulia disisi Allah itu hanya Manusia yang Bertaqwa kepada Allah, karena itu kita tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain dan berprasangka buruk kepada orang lain.

Demikian sepenggal isi ceramah yang disampaikan Prof. Asasriwarni dalam peringatan Isra' Mi'raj yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melalui Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sumbar, Jumat (03/03).

Wirid rutin yang dikemas dengan peringatan Isra' Mikraj ini dilaksanakan di Mesjid Mambaul Ikhlas Kanwil Kemenag Sumbar diikuti oleh seluruh ASN Muslim di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat.

Lebih lanjut dalam ceramahnya mantan Rektor UIN Imam Bonjol ini lebih menekankan pada implementasi makna Isra' Mikraj dalam kehidupan sehari hari.

Ia menjelaskan bahwa dari perjalanan Isra' Mikraj Nabi pentingnya bersedekah menjadi impelementasi pertama.

"Berinfak dan bersedekahlah meski kita belum mampu, tidak harus menunggu kaya dulu baru berinfak dan bersedekah, karena Allah tidak menilai totalnya tapi sesuai kemampuan kita,"

Ditambahkannya, banyak manfaat yang kita dapatkan dari bersedekah yakni rezeki berlimpah, disembuhkan penyakit, segala urusan menjadi mudah, dekat dengan Manusia dekat dengan Allah dekat dengan Syurga, memperpanjang umur, malaikat mendoakan kesuksesan kita, menolak bala.

Ia mengatakan lagi bahwa ajaran Islam kita mencakup beberapa dimensi, yaitu dimensi Intelektual, dimensi Ibadah/ Ritual, dimensi Sosial, dan Dimensi Akhlaq.

Lebih lanjut dijelaskannya Selain sedekah kemudian implementasi dari perjalanan Isra' Mikraj Nabi adalah tentang larangan berghibah.

"Menurut Nabi dari mulut manusia terdapat 70 pintu dosanya," ujar Profesor ini lagi.

Selain itu semua menurut Profesor ini lagi secara ringkas masih ada beberapa yang perlu diaplikasikan yakninya, dimensi waktu, Dimensi Thaharah, Dimensi menutup aurat, Dimensi satu arah (kiblat), Dimensi cara menegur dengan Kalimat Bijak.

“Kemudian kita bisa menerapkan itu semua dengan rasa tawadhuk dan rendah hati dan tetap berbaik sangka,” usai Profesor ini.

Kakanwil, H. Helmi dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan wirid seperti ini merupakan implementasi dari visi dan misi Kementerian Agama yakni meningkatkan kesholehan Umat Beragama.

“Karena itu kami menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini dan terimakasih kepada kita semua yang sudah turut mensukseskan, mari kegiatan ini terus kita laksanakan,” ujar Kakanwil.

Terakhir Kakanwil menekankankan kepada ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Sumbar agar untuk selalu menghadiri kegiatan wirid ini Karena ini merupakan salah satu cara untuk menyehatkan rohani.[DW]