Tentang Sumatera Barat

Tentang Sumatera Barat

1. Letak Geografis

Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat terletak pada garis 00 54’ Lintang Utara sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan serta 980 36’ sampai dengan 1010 53’ Bujur Timur dengan total luas wilayah sekitar 42.297,30 Km2 atau 4.229.730 Ha termasuk ± 391 pulau besar dan kecil di sekitarnya.

 

Secara administratif, Wilayah Provinsi Sumatera Barat
berbatasan langsung dengan:

  1.  Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Utara.
  2.  Sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu.
  3.  Sebelah Timur dengan Provinsi Riau dan Jambi.
  4.  Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

2. Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

 

3. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

 

Sumberdaya alam adalah sumberdaya yang terbentuk melalui kekuatan atau gaya alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara dan sinar surya atau matahari, mineral, bentang alam (landscape), panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut atau arus laut. Adapun Lingkungan hidup adalah sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia dalam mengelola sumberdaya alam yang ada disekitarnya. Pembangunan yang sedang dan akan dilakukan di Sumatera Barat hendaknya mempertimbangkan faktor Lingkungan dan sumberdaya alam yang ada. Pembangunan di daerah ini hendaknya selalu didasarkan kepada pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana. Makin banyak suatu daerah mempunyai sumberdaya alam dan dimanfaatkannya sumberdaya alam itu secara efisien, maka makin baiklah harapan akan tercapainya keadaan kehidupan dan kesejahteraan rakyat daerah ini dalam jangka panjang.


Potensi sumber daya alam di Sumatera Barat tergolong cukup banyak. Daerah ini mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas di sepanjang tepi barat pulau Sumatera dan adanya kepulauan Mentawai yang menjadi perisai untuk menahan gelombang Lautan Hindia yang cukup besar. Sumber daya alam dari laut seperti beraneka jenis ikan, budidaya kerapu, rumput laut, udang, kepiting dan mutiara masih sangat besar peluangnya untuk ditingkatkan. Aneka biota laut ini disamping untuk konsumsi, juga mempunyai potensi sebagai bahan baku industri terutama industri farmasi. Penelitian dalam bidang ini perlu dipacu agar biologi sumber daya laut yang ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan Masyarakat propinsi Sumatera Barat. Apalagi luas perairan laut Sumatera Barat mencapai 186.500 km2 dengan panjang garis pantai lebih kurang 2.420,385 km. 

Potensi kelautan yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah energi yang dihasilkan oleh ombak atau gelombang laut yang menghempas ke pantai. Energi kinetik dari ombak dan gelombang ini dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Pembuatan Pusat pembangkit tenaga gelombang laut ini dapat dibuat dalam skala kecil, menengah dan besar. Adapun potensi air danau telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air diantaranya air danau Singkarak dan Maninjau dengan adanya PLTA Singkarak dan Maninjau serta yang baru dibangun adalah PLTA Koto Panjang di kabupaten 50 Kota.

Disamping dari energi gelombang dan ombak laut, energi surya juga melimpah di propinsi ini. Rata-rata penyinaran matahari dalam sehari antara 7 – 10 jam, jika saja energi surya ini dapat dikumpulkan dalam sel-sel penyerap panas matahari maka dapat digunakan untuk pembangkit listrik skala kecil dan menengah. Jika potensi sumberdaya alam yang berlimpah baik dari energi gelombang laut maupun energi surya, maka kebutuhan masyarakat akan listrik yang kian hari kian bertambah dapat dipenuhi. 

Daerah daratan yang ada di Sumatera Barat terbagi atas daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 sampai dengan 2.500 m dpl yang terdapat di sebelah tengah-barat, serta daerah dataran rendah yang relatif sempit disepanjang pantai serta sebelah timur dengan ketinggian dari 1 hingga < 1,000 m. Cukup luasnya kawasan pegunungan atau dataran tinggi menjadikan lahan yang dapat diusahakan secara optimal untuk mekanisasi pertanian, pemukiman dan industri relative terbatas akibat kendala kelerengan lahan yang agak curam sampai sangat curam. Perbedaan topografi atau kelerengan yang cukup besar menjadikan kawasan dataran tinggi rentan terhadap bahaya longsor dan erosi. 

Sumber daya alam terutama hutan yang ada di kepulauan Mentawai sangat berpotensi untuk diolah secara optimum dengan dilandasi sifat kehati-hatian agar kelestariannya terjaga untuk masa yang akan datang. Di lain pihak, potensi daerah pegunungan jika dimanfaatkan secara hati-hati, mempunyai potensi yang luar biasa Sumber daya alam di daerah pegunungan menyimpan kekayaan hayati hutan tropis yang sangat besar. Ketersediaan plasma nutfah asli daerah tropis belum terungkap sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat seperti tumbuhan asli dan kandungan esensial yang ada mungkin dapat digunakan sebagai bahan pengobatan, bahan baku industri dan lain-lain. Kawasan pegunungan juga berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam asalkan pembukaan dan pengelolaannya dikerjakan dengan rencana yang baik. Daerah pegunungan tujuan wisata alam seperti di kabupaten Tanah Datar, Agam, Solok, dan kota Padang Panjang. 

Potensi sumber daya air alami juga melimpah di daerah ini. Sumber air alami didapatkan dari 2 danau yang besar seperti danau Singkarak dan Maninjau serta 3 danau yang relative kecil seperti Danau Diatas, Dibawah dan Talang. Sumber daya air permukaan ini, baik yang berasal dari danau maupun sungai-sungai yang umumnya berasal dari mata air di pegunungan, diperkirakan mempunyai potensi 43 milyar m3. Potensi air bersih alami untuk sumber air minum mineral dapat dibuat di daerah sekitar G. Talang di Kabupaten Solok, G. Marapi dan G. Singgalang di kabupaten Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang serta di G. Pasaman/Talamau di kabupaten Pasaman.

Potensi bahan galian, seperti deposit pasir dan batu gunung, liat silika dan besi oksida serta kapur sebagai bahan dasar industri semen, terdapat di kota Padang dan telah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun oleh PT Semen Padang dan di daerah sekitar danau Singkarak di kabupaten Solok dan Padang Panjang. Deposit batu kapur yang bisa dieksploitasi di kota Padang Panjang tercatat sebanyak 43 juta ton. Kabupaten Padang Pariaman juga menyimpan potensi sumber daya alam galian seperti obsidian dan batu andesit.

Oleh sebab itu untuk menjamin kelangsungan pembangunan di Sumatera barat, maka perencanaan, penggunaan, pengelolaan dan penyelamatan sumber daya alam ini perlu dilakukan dengan lebih cermat. Faktor-faktor eksternal dan dampak lingkungan harus diperhitungkan. Hubungan-hubungan ekologis dalam tata lingkungan yang berlaku seyogyanya tidak diabaikan sehingga kelangsungan pembangunan dapat terjamin secara menyeluruh.

 

(sumber : http://www.sumbarprov.go.id)