Angkat Isu LGBT, Dua Siswi MTsN Sumbar Berkisah tentang Perjuangan Menuju Myres Nasional 2023

Kendari (Pendis) – Fenomena LGBT yang kian marak terjadi, tentu menjadi ancaman bagi Indonesia tak terkecuali Sumatera  Barat yang dinilai menyumbang angka yang cukup tinggi. Hal ini memantik Dua siswi berbakat dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. 

Ya, mereka adalah Nabila Dwi Helanin(13) dan Rosa Hamka (13) dari MTsN 3 Kabupaten Lima Puluh Kota berhasil menarik perhatian dunia pendidikan dengan penelitian mereka, yang cerdas membaca isu kekinian tentang LGBT. 

Mereka memusatkan tema LGBT sebagai bahan penilitian dalam ajang Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) 2023. 

Menurut pengakuannya, dikonfirmasi humas di stand Expo madrasah, penelitian tersebut bertujuan untuk lebih memahami fenomena LGBT dan potensinya di masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Barat.

Meskipun tidak mudah, mereka yakin, bahwa MYRES adalah peluang untuk menuangkan ide dan gagasan membangun bagi generasi muda hari ini yang cenderung mudah terbius dengan pergaulan masa kini. 

Bersyukurnya, tahun ini dengan kerja keras dan niat terus belajar kedua siswa hebat ini bisa lolos mengikuti Myres yang merupakan  rangkaian Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2023.

Ketika disinggung bagaimana ikhtiarnya hingga ketitik sekarang, dengan percaya diri keduanya mengatakan keberhasilan menuju even nasional adalah buah perjalanan yang cukup panjang, hingga mencapai grand final tingkat nasional.

“Kami bersyukur bisa berhasil pada peringkat satu pada even kompetisi tingkat provinsi. Bisa mewakili Sumatera Barat adalah mimpi indah yang akhirnya terwujud. Kalah atau memang pada even ini, menjadi ketentuan Allah, kita tetap terus belajar dan jangan berhenti belajar,” ucapnya

“ Kami sengaja mencari isu yang paling fenomenal. Menurut kami yang paling hangat sekarang adalah isu LGBT yang terus berkembang di tengah masyarakat ," kata Rosa Hamka siswi MTsN 3 Lima Puluh Kota.

Ia mengaku, generasi muda harus "aware" dengan masalah sosial yang sedang berkembang. Baik itu masalah pergaulan, pacaran yang kebablasan hingga isu LGBT. 
Menurutnya pilihan untuk meneliti isu LGBT adalah sebuah tantangan sekaligus kepuasan tersendiri. Terlebih lagi Penelitian ini difokuskan pada analisis film-film seri yang populer dengan tema 'Boys Love' dan 'Girls Love', yang dinilai mempengaruhi pandangan dan perilaku remaja terkait LGBT.

"Kami tertarik untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana media mempengaruhi pandangan remaja terhadap isu-isu LGBT," tambah Rosa.

Disamping itu, Nabila Dwi Helani rekan satu tim yang sama, menjelaskan proses penelitian tentang LGBT melibatkan berbagai metode, termasuk wawancara, observasi, dan Focus Group Discussion (FGD).

Bahkan, tak tanggung-tanggung dengan modal keberanian dan semangat berbagi kebaikan ia mengaku juga melibatkan berbagai pihak seperti penonton seri tersebut.

Termasuk individu yang mengalami pengalaman LGBT, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), akademisi hukum, psikolog, dan Kakankemenag Kabupaten Lima Puluh Kota H Irwan.

"Kami mewawancarai 2 orang yang menonton series BL (Boys Love) and GL (Girls Love), 2 orang remaja yang terjerumus LGBT, 2 orang anggota DPRD Khairul Afid dan Hj Aida, satu akademisi di bidang hukum, psikolog dari Payakumbuh H Alhafizh serta H Irwan Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota," jelas Rosa.

Dari hasil wawancara mereka dengan berbagai pihak, Rosa dan Nabila kemudian merangkum temuan-temuan tersebut ke dalam sebuah proposal penelitian. Proposal tersebut mereka presentasikan pada Senin, 4 September 2023, di hadapan dewan juri Myres.

"Kami berharap bahwa penelitian kami dapat membuka dialog lebih lanjut tentang isu LGBT di masyarakat dan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman kita terhadap kompleksitas isu ini," ungkap Nabila.

Sedikitnya, ada sejumlah item yang terkandung dalam penilitian dimaksud. Nabila mengurai dari segi dampak, bagaimana kedepan bisa merubah perilaku tidak baik menjadi lebih baik. Kedua motif, usia remaja menurutnya rentan penasaran dan mudah terpengaruh hal-hal yang dianggap aneh.

“Berangkat dari perasaan ingin tahu yang sangat tinggi ini, remaja akan menonton film-film tersebut. Disinilah pentingnya edukasi dan sosialisasi, melalui penilitian ini diharapkan bisa memantik sebuah kebijakan atau pun regulasi hukum atau perda daerah setempat atau pemprov, bahkan seluruh Indonesia yang bisa mengatur pergaulan remaja,” kata siswi asuhan guru BK Ditra Wiranda dan Waka Kurikulum Rita Aswati tersebut.

Nabila menjelaskan bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak dari film-film seri LGBT terhadap perilaku remaja yang berpotensi mengarah pada LGBT, serta untuk memahami perspektif hukum terkait isu LGBT di Indonesia.

"Tujuan kami adalah untuk mengetahui dampak series BL dan GL terhadap perilaku remaja yang mengarah ke LGBT. Juga, ingin mengetahui perspektif hukum di Indonesia terkait permasalahan LGBT. Sehingga mereka bisa mengisi waktu luang dengan hal positif, bukan menonton film yang tidak edukatif,” jelas Nabila.

Mereka berharap bisa berkontribusi dalam upaya mencegah atau mengendalikan perkembangan LGBT di kalangan remaja dan siswa Indonesia bisa diwujudkan melalui kontribusi penilitian ini.

"Ini kami sedang persiapan presentasi sebentar lagi, pukul 08:00 InsyaAllah kami siap. Karena nanti akan dinilai hasil presentasi dari hasil tanya jawab, kesimpulan penilitian, termasuk exponya seperti kuliner yang ada di Sumbar ," ujar Rosa dan Nabila bergantian sebelum maju presentasi tentang LGBT tersebut di Perpustakaan Modern Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 4 September 2023.

Hingga saat ini, diketahui mereka bersaing dengan 11 peserta lainnya dalam kategori Ilmu Sosiologi dan Humaniora dalam grand final Myres 2023 yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Terpisah, sementara itu guru pembimbing Rita Aswati mengaku bersyukur kedua siswinya bisa percaya diri dan siap bertarung pada even nasional ini. Berkat kegigihan dan keseriusan mereka konsen dengan isu LGBT ini, mengantarkan mereka lolos ke grand final nasional Myres 2023. 

“Semoga saja ada harapan baik untuk Sumatera Barat, menurut pengakuannya keduanya selama presentasi bagus dan lancar. Semoga kita bisa berikan yang terbaik. Alhamdulillah stand kita juga langsung dikunjungi Dewan juri, kami tak menyangka mereka tiba-tiba datang dan kembali mewawancarai di stand Expo, “ ucapnya.

Sebagai informasi, pengumuman pemenang Myres 2023 dijadwalkan akan dilakukan pada Rabu, 6 September 2023, di Asrama Haji Kendari, Sulawesi Tenggara.(vera)


Editor: -
Fotografer: -