Apresiasi Kolaborasi Inovatif Sumbar, APRI Pusat Sebut Tiga Program Besar Diantaranya Gas Nikah

Padang, Humas – Ketua Umum APRI Pusat, Madari, mengapresiasi langkah inovatif APRI Sumatera Barat yang menggandeng BPJS Cabang Padang  sebagai bentuk sinergi strategis. "Kolaborasi seperti ini belum ada di wilayah lain. Luar biasa Sumatera Barat, Ini hebat,” tegasnya usai menyaksikan Pengukuhan Kepengurusan APRI Sumbar 2024-2028 di Aula MAN 2 Padang, Rabu (04/06/2025) siang. 

Madari menegaskan, penghulu sebagai ujung tombak pelayanan keagamaan wajib memimpin gerakan ketahanan keluarga, mulai dari pencegahan stunting hingga edukasi sadar pencatatan nikah. 

Madari menjelaskan, keberadaan organisasi penghulu bukan sekadar wadah berkumpul, melainkan amanat PP 17/2020 tentang Manajemen ASN dan diperkuat Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 7/2020.

 "APRI harus linier dengan program prioritas Kemenag, terutama Asta Protas yang merupakan turunan Asta Cita Presiden," ujarnya di hadapan puluhan penghulu se-Sumbar. 

Menurut Madari Pencegahan Stunting dari hulu dinilai sebuah keniscayaan hari ini. Ia mengaku, sejak tahun lalu APRI Pusat telah berkolaborasi dengan BKKBN (Kementerian Kependudukan) dan MUI untuk intervensi stunting sejak tahap calon pengantin (catin).

"Calon ibu dan bapak harus dipastikan sehat agar tidak lahirkan generasi stunting," tegas Madari. Program ini melibatkan PLKB (Penyuluh Lapangan KB) dan Puskesmas sebagai mitra KUA. Pada 2024, seluruh penghulu Indonesia telah dilatih menjadi garda terdepan sebagai Ujung Tombak KUA. 

Madari juga menyinggung tentang inovasi Penguatan Kompetensi bagi penghulu melalui talent DNA Gratis. 9.000 penghulu se-Indonesia akan mendapat pelatihan Talent DNA berbasis AI secara gratis. Teknologi ini mampu memetakan karakter asli seseorang melalui analisis jawaban kuesioner, yang akan digunakan untuk bimbingan pranikah lebih akurat. 

Kemudian kolaborasi Kemitraan dengan Universitas yang berfokus pada Peningkatan kompetensi ESQ, public speaking, dan coaching bagi penghulu bersama Universitas AriNegara juga telah dijalankan sebelum ini sambung Madari.

Disamping itu, kemandirian organisasi dinilai Madari menjadi hal penting untuk dijalankan. Dikatakan Madari APRI pusat kedepan, ia berkomitmen menggalang kemandirian anggaran melalui Pendirian koperasi penghulu.

Sebelumnya telah berjalan penjualan batik dengan profit sharing. Rp10.000 untuk wilayah, Rp5.000 untuk cabang untuk menguatkan kas. Dan penerbitan buku karya penghulu yang didistribusikan ke seluruh KUA di Indonesia.

"Akan ada potensi 13.000 anggota (termasuk CPNS baru) harus dimaksimalkan untuk inovasi layanan keagamaan dan potensi ekonomi bagi kesejahteraan petani penghulu," seru Madari. 

Menjadi catatan penting lainnya bagi penghulu adalah tanggap darurat terhadap angka penurunan nikah resmi, lanjutnya.

Madari mengungkap kekhawatiran Menag RI atas penurunan drastis peristiwa nikah dari 2,1 juta (2018) menjadi 1,5 juta (2023). "Ada 60 juta remaja usia nikah (perkawinan), jadi ke mana sisanya. Apakah jangan jangan banyak yang menikah siri sehingga tidak tercatat atau tidak menikah?" tanyanya.

Kehadiran APRI diharapkan dapat mendorong terjadinya terbangun kesadaran pencatatan nikah ditengah masyarakat.

Untuk itu, APRI Pusat mendukung tiga program besar Kemenag. Diantaranya, dalam rangka bulan Muharram nanti mandatori Menag RI yang sudah disampaikan kepada Dirjen Bimas Islam, tambahnya. 

Pertama, Nikah Massal yang akan digelar di Auditorium HM Thamrin dengan peserta dari daerah terdekat. (peserta DKI, Banten, Jabar). 

Kedua, Gas Nikah (Launching Gerakan Sadar Pencatatan Nikah). InsyaAllah Launchingnya tanggal 28 Juni dengan edukasi massal pencatatan nikah untuk para mahasiswa hingga di perguruan tinggi dan SLTA terdekat.

“Turunnya angka nikah resmi, hampir linear dengan meningkatnya angka nikah siri dan perceraian. Implementasi program kedepan itu Penghulu sangat berperan dalam hal pentingnya pencatatan nikah pada masyarakat saat khutbah perkawinan,“ jelasnya.

Ketiga, Gerakan Keluarga Sakinah Maslahat Berbasis Masjid. Terkait ini pihaknua mengusulkan untuk penyusunan buku khutbah Jumat bertemakan keluarga oleh penghulu penulis. 

“Kita sudah punya komunitas penulis, silahkan bergabung yang memiliki talent keahlian menulis dan kita lahirkan buku khutbah jumat bertemakan keluarga sakinah untuk bekal para pemberontak khutbah di masyarakat, “ ujarnya.

Dengan adanya sosialisasi massif, pihaknya berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya legalitas pernikahan dan termotivasi untuk mengikuti program nikah massal demi kemaslahatan keluarga secara administratif dan hukum.

"Penghulu harus aktif sosialisasi pentingnya pencatatan nikah. Ini langkah menekan tingginya perceraian" tegasnya mengulas program terdekat Kemenag.

Madari menuturkan saat ini untuk meningkatkan kompetensi para penghulu, Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Dirjen Bimas Islam Kemenag RI konsen menggelar uji kompetensi sosiokultural dan manajerial bagi seluruh penghulu.

"Untuk seluruh di Indonesia sudah dijadwalkan. Asesor dari Biro SDM akan turun tanpa intervensi khusus untuk sosio kultural dan manajerial. Siapkan diri dengan mempelajari regulasi dan kode etik" pesan Madari. Uji kompetensi ini menjadi jalan percepatan kenaikan jenjang karier penghulu.

Madari menutup dengan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kemenag Sumbar atas fasilitasi kegiatan pengukuhan. "Dengan sinergi yang kuat, cita-cita membangun ketahanan keluarga yang berdampak nasional akan terwujud," pungkasnya dalam acara yang dimulai pukul 10.30 WIB tersebut. 

Acara pengukuhan ini dihadiri sejumlah pejabat kunci, termasuk Kabid Urais Kemenag Sumbar Yosef Chairul, Kakankemenag Kota Padang Edy Oktafiandi, Ketua Umum APRI Pusat Madari, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kota Padang, Ketua APRI Sumbar terpilih Zulkifli, perwakilan HIPAPI, serta puluhan penghulu se-Sumbar.(vera)

 

 

 

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: VR