Padang (Humas)- Ketua Panitia Porsadin VI Provinsi Sumatera Barat Zulfira Zaisal menjelaskan detail pelaksanaan petunjuk teknis seleksi Porsadin VI pada Rapat Virtual bersama Pengurus DPW FKDT dan Kanwil Kemenag Sumbar, Rabu (17/07/24) malam.
Zulfira Zaisal menyebutkan dari penjajakan juknis rakornas Porsadin di Lampung, ada sejumlah catatan penting yang harus ditindaklanjuti FKDT daerah Provinsi Sumbar.
Misalnya cabang pertandingan badminton, tenis meja, catur dan lari. Ini menjadi catatan penting tersendiri dari seluruh FKDT di Indonesia.
Pada kesempatan itu, sebutnya, usulan pertama untuk cabang Badminton akan di berlakukan lomba untuk single dan double. Namun demikian, DPW FKDT Sumbar perlu menyikapi kebutuhan dan kemampuan Panpel dengan bijak.
"Mencermati hal itu, untuk seleksi di Sumbar, cukup perorangan saja, untuk putra dan putri. Untuk mendapatkan para Juara I, II dan III," sebutnya pada rapat yg dihadiri Ketua Tim Pendidikan Diniyah Takmiliyah Bidang Papkis H Indra Gunawan dan Ketua DPW FKDT Sumbar Firdaus Gani tersebut.
Sedangkan untuk cabang lari sprint 100 meter juga untuk perorangan putra dan putri. Kemudian untuk catur, yang awalnya akan ditiadakan, namun keputusannya tetap dilaksanakan untuk perorangan putra dan putri.
Kedua, aturan lainnya yang wajib diperhatikan bagi peserta seleksi adalah santri harus menutup aurat.
"Anak santri tentu tidak mungkin buka aurat. Jadi tetap diperhatikan kostum yang menutup aurat," katanya.
Disamping itu, untuk pelaksanaan Porsadin ia mengusulkan agar ada kebersamaan seluruh pihak terkait dalam menentukan jadwalnya.
Demikian juga halnya dengan lomba Porsadin yang dipusatkan di Pessel. Seluruh pihak perlu mencermati juknis yang diturunkan.
"Masing-masing lomba harus mengikuti juknis yang ditetapkan DPW FKDT. Baik itu mengenai usia santri atau hal lainnya. Harus terhitung maksimal hingga pelaksanaan Porsadin nasional di Lampung," katanya.
Untuk delapan cabang perlombaan dimaksud, sudah disahkan minimal satu pekan jelang hari H sebelum technical meeting.
Khusus untuk tema puisi, maqra MTQ, pidato konsepnya sudah di masukkan ke dalam juknis.
"Minimal ada gambaran surat-surat yang akan dibaca. Ini perlu kita sepakati bersama dengan seluruh DPC. Jika DPW sudah mengeluarkan juknis ini, maka DPC tentu tinggal menindaklanjuti, " ujarnya.
Untuk efektifitas dan efisiensi waktu, Ketua Panitia Pelaksana Porsadin Sumbar mengatakan untuk cabang lomba badminton, tenis meja dan lari adalah perorangan bukan double. Hal itu dinilainya akan lebih memudahkan untuk mencari bibit unggul dan pemain yang betul-betul potensial dan layak diutus ke kancah Provinsi atau bahkan nasional.
"Untuk main tunggal saja sudah bagus, tentu saja double akan lebih mudah bagi santri ini nantinya. Harapannya tentu saja yang menjadi juara II dan III bisa dilatih menjadi tim double. Sekiranya memang dilaksanakan pertandingan double nanti di tingkat Nasional. Makanya seleksi cukup diperorangan saja, " Katanya.
Pihaknya sangat apresiatif atas kesepakatan dengan Kanwil Kemenag Sumbar untuk menggelar rakor persiapan Porsadin di Pessel. Dimana akan menghadirkan Kasi PD Pontren Kankemenag Kabupaten/kota dan Ketua DPC se-Sumatera Barat. "Kita sudah sepakat sesuai rencana dilaksanakan hari Selasa, tanggal 6 Agustus 2024."katanya.
Selain itu pihaknya menuturkan, terkait juknis pelaksanaan Porsadin ini, DPW FKDT Sumbar juga mengacu kepada juknis yang diterbitkan DPP FKDT pusat.
Hanya saja menurut Zulfira masih bisa dirubah dan menyesuaikan dengan situasi, kebutuhan dan kemampuan panitia pelaksana Porsadin VI Provinsi Sumatera Barat.
"Hal ini akan mengurangi biaya, waktu dan hasilnya akan lebih maksimal jika pertandingan dilakukan perorangan. Biasanya pemain tunggal kualitasnya diatas pemain ganda," terangnya.
Terakhir ia berharap, semoga kegiatan seleksi dan lomba Porsadin berjalan lancar dan sukses. Ia berharap seluruh pihak dapat menunjukkan kontribusi terbaiknya, sehingga kegiatan dapat terselenggara tanpa kendala berarti.(vera)