Padang,Humas— Sebanyak 369 jemaah calon haji embarkasi Padang 05 asal Bengkulu tiba di aula ruang tunggu Gate I lantai II Bandara internasional Minangkabau, Sabtu (10/05/25). Rombongan yang didampingi 4 petugas ini diterbangkan dalam dua kelompok terbang. Kelompok terbang pertama mendarat pada pukul 12.10 WIB dan menyusul 30 menit kemudian kelompok terbang kedua pada pukul 12.40 WIB siang.
Yang menarik, dalam rombongan tersebut terdapat sejumlah jemaah yang tergolong berusia muda. Jemaah pertama yang berhasil penulis temui bernama Muhammad Ryan Al Hady (24 tahun) asal Bengkulu. Jemaah muda ini mengatakan keberangkatannya beribadah haji, karena memang sudah didaftarkan orang tuanya sejak berusia 4 tahun.
Lulusan IPDN 2023 ini mengaku semestinya ia dan keluarganya sudah diberangkatkan pada tahun 2020. Hanya saja saat itu keberangkatan mereka harus ditunda dikarenakan dampak pandemi Covid-19. Kemudian pada Tahun 2022 ia mengaku kembali tak bisa berangkat, dikarenakan masih dalam ikhtiar menyelesaikan pendidikan di IPDN.
"Jadi kesempatannya Tahun 2025 ini baru bisa berangkat. Kalau orang tua sudah berangkat tahun 2022 dan menyusul kakak saya tahun 2023. Saya bersyukur bisa berangkat tahun ini. Ada rasa senang, bahagia karena hadiah terbaik dari orang tua adalah memberangkatkan haji untuk anaknya. Begitu pula niat saya, hadiah terbaik dari anak juga bisa nanti memberangkatkan orang tua kembali untuk beribadah haji, " Terangnya.
Selain itu menurut pengakuannya, kendati di awal orang tua yang mendaftarkannya, namun ikhtiar mewujudkan impian itu dilanjutkannya dengan menabung saat sudah mulai berpenghasilan.
"Mulai saya bekerja sampai pelunasan alhamdulillah saya sendiri. Orang tua memang berniat untuk mendaftarkan, tapi alhamdulillah saya sendiri punya semangat untuk bisa melunasi dan berangkat hari ini, " Ungkapnya.
Selain itu ia mengaku penyambutan jemaah Bengkulu dari PPIH Embarkasi Padang sangat baik dan ramah. "Kami merasa disambut dengan ramah dan sangat baik. Terimakasih embarkasi Padang, " Tegasnya.
Penuturan lain juga diungkapkan jemaah calon haji asal Bengkulu Utara bernama Dimas (22). Jemaah muda ini berangkat sebagai badal haji. Ia menggantikan orang tuanya yang tidak dapat menunaikan ibadah karena telah wafat.
“Alhamdulillah, perjalanan kami dari Bengkulu berjalan dengan lancar hingga landing di Sumatera Barat. Saya bersyukur tergabung menjadi jemaah kloter 05 embarkasi Padang, “ sebutnya.
Dimas mengaku bahagia bisa menjadi jemaah haji tahun ini. Mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Bengkulu ini mengajak para generasi muda untuk memulai sejak dini niat beribadah ke tanah suci, karena ia meyakini sekali bahwa usia setiap manusia tidak akan pernah tahu kapan berakhirnya.
Ia mengaku disatu sisi bahagia, namun disisi lain sangat sedih karena harus menggantikan posisi ayahnya yang telah menanti selama 10 tahun. Ditengah penantian yang cukup panjang sejak 2015, ia berbesar jiwa untuk menerima kenyataan hari ini.
Ketika disinggung perihal persiapan untuk menunaikan rangkaian ibadah haji. Pemuda kalem ini mengatakan telah mempersiapkan diri untuk mengahadapi ibadah fisik tersebut. Dimas menyebut sering berolahraga dan mengatur pola istirahat sebagai modal menguatkan fisik. Selain itu baginya perlu menambah wawasan ibadah dengan cara rutin mengikuti kegiatan manasik.
“Alhamdulillah saya rutin main futsal, badminton. Bisa dikatakan 80 persen saya juga ikuti kegiatan manasik,”jelasnya.
Ungkapan haru dan bahagia juga diutarakan jemaah calon haji bernama April. Jemaah haji embarkasi PDG 05 menuturkan ungkapan syukurnya dengan penuh ekspresif. Menurutnya bisa berhaji di usia muda adalah sebuah keberuntungan yang tak semua orang bisa merasakan.
“Alhamdulillah semuanya disyukuri saja, karena untuk bisa menunaikan ibadah haji di usia muda mungkin masih cukup jarang ya di Indonesia apalagi sekarang, dengan antrian yang cukup panjang. MasyaAllah saya bersyukur banget, walau pun disini statusnya menggantikan ayah.” Ungkapnya antusias.
Alumni Master Komunikasi UGM ini mengaku persiapan fisik dan mental menjadi sebuah keniscayaan baginya. Terutama persiapan ibadah yang perlu diperkuat.
“Mungkin yang selama ini ibadahnya masih kendor, jelang berangkat haji ini semakin dimaksimalkan ibadahnya. Termasuk juga ilmu manasik hajinya.”jelas gadis berusia 22 tahun ini.
Mengingat ibadah haji salah satu rukun Islam, maka menjadi penting baginya untuk mengihtiarkan dan berupaya dengan niat dan tekad sungguh-sungguh menjalankan ibadah haji.
“Terlebih ini adalah rukun Islam kelima. Minimal satu kali seumur hidup bisa naik haji. Karena panggilan Allah ini sungguh luar biasa. Jadi kalau tidak diperjuangkan dengan sungguh-sungguh sulit rasanya untuk kita dapatkan. Maka untuk temen temen semuanya yang masih muda, ibadahnya yang masih kendor, masih berat mungkin bisa diikuti jalur langit, insyaallah kalau kita mengikuti jalur langit dunia mengikuti kita," ungkapnya optimis.
Penuturan berbeda dari jemaah termuda bernama Mughit (18). Jemaah yang juga menggantikan orang tuanya ini mengaku bahagia bercampur sedih. Menurutnya kesempatan berhaji di usia muda, salah satu hal yang tak pernah dibayangkannya.
“Taqdir Allah membawa saya menggantikan ayah yang sudah wafat. Sebenarnya bahagia ada tapi rasa sedih juga tak bisa saya hindari karena impian ayah yang tak tercapai. Semoga saya bisa menjalankan rangkaian ibadah ini dengan sungguh-sungguh. Sehingga bisa memenuhi harapan orang tua, “ ungkapnya.
Pengakuan lainnya dikemukakan Muhammad Yazid (22). Jemaah haji yang saat ini masih menempuh pendidikan di Universitas Bung Hatta Padang ini menuturkan kesempatannya beribadah haji merupakan sebuah anugerah sekaligus kehormatan.
“Saya berhaji karena pelimpahan porsi dari ayah yang sudah mendaftar pada Tahun 2015. Mungkin tidak semua orang dan masih muda bisa dapat kesempatan ini. Saya bersyukur bisa menunaikan ibadah haji di usia 22 tahun ini walaupun dalam posisi menggantikak orang tua,” ungkapnya.
Ia mengajak generasi muda seusianya mempersiapkan diri sejak dini, agar bisa mendaftar haji. Sehingga pada saat berangkat tidak terlalu tua, karena harus sabar menanti antrian panjang, tukasnya. "Dimulai dengan menabung atau mungkin kalau keluarga mampu bisa dibiayai orang tua dulu. Insyaallah jika niat itu baik, semoga dimudahkan Allah" tutupnya.(vera)