Bersama Komisi VIII, Kemenag Sumbar Gelar Penguatan Moderasi Beragama

Padang, Humas--Penguatan moderasi beragama salah satu kebijakan negara, untuk menciptakan tata kehidupan yang harmonis, rukun, damai, dan toleran. Maka penguatan moderasi beragama menjadi sebuah keniscayaan.

Menyikapi hal ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melakukan penguatan moderasi beragama bersama anggota Komisi VIII DPR RI, John Kennedy Aziz, Jumat (5/4/2024) di Pariaman.

Kegiatan ini dibuka Plh. Kanwil Kemenag Sumbar, H. Edison didampingi Ketua Tim Kerja Kerukunan, Tangusli, Kakan Kemenag Kota Pariaman, Rinalfi. Hadir sebagai narasumber Rektor UNP, Profesor Ganefri.

Dalam kesempatan itu, Plh. Kakanwil mengajak peserta untuk menjadi aktor moderasi beragama yang moderat. "Karena tidak bisa dibantah dalam agama kita, perbedaan itu adalah takdir," ungkap Edison.

"Keberagaman di Indonesia itu terdiri dari berbagai etnis dan berbagai agama. Tidak hanya agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu atau Buddha tapi semua agama ada di Indonesia," kata Edison.

Dikatakan Kakanwil, hal ini sudah dicetuskan sejak awal kemerdekaan, sebagai komitmen kebangsaan oleh pendiri bangsa. Bahkan sudah ada sejak zaman Rasul.

"Bukan hanya di Indonesia, moderasi beragama sudah ada sejak zaman Rasulullah. Nabi menjadikan piagam madinah sebagai komitmen kebangsaan, bersama orang Yahudi membangun Kota Madinah," ulas Edison.

Untuk itu, ajak Edison mari bersama-sama menjadi aktor kerukunan yang mampu meminimalisir potensi konflik di tengah-tengah masyarakat.

"Moderasi beragama bukan hanya menjadi tanggungjawab Kementerian Agama tetapi seluruh Kementerian dan pemerintah daerah, karena moderasi beragama adalah mandatori Presiden yang termaktub dalam RPJMN," kata Edison.

Sementara itu, Ketua tim kerja Kerukunan Umat Beragama (KUB) Tangusli, mengaatakan, kegiatan ini diikuti 50 peserta terdiri tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus Ormas dan ASN Kemenag Kota Pariaman.

Kegiatan ini lanjut Tangusli, bertujuan memperkuat pemahaman dan pengamalan esensi ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan masyarakat.

"Kegiatan ini diharapkan mampu mengelola keragaman tafsir keagamaan dengan  bersama-sama berupaya mencerdaskan kehidupan keagamaan," terang Tangusli.

Disamping itu, sambungnya, kegiatan ini bisa menguatkan komitmen untuk menjaga kesatuan  dan persatuan dalam  koridor  kebhinnekaan dalam  bingkai NKRI. Rinarisna


Editor: Risna
Fotografer: Rina