Batusangkar-Humas info : Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tanah Datar, H. Amril bertemu pemilik tanah di Sungai Jambu pada Senin (27/5) yang bersedia tanahnya dihibahkan untuk dijadikan rencana relokasi MTsN 7 Tanah Datar yang rusak berat akibat bencana longsor dan banjir lahar dingin dari Gunung Marapi pada Sabtu, 11 Mei 2024. Bertempat di ruang Kepala Kantor Kemenag, pertemuan dengan pihak pemilik tanah, juga hadir Wali Nagari Sungai Jambu, Wilmen, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) serta tokoh masyarakat setempat.
Seperti yang diketahui bersama, kondisi MTsN 7 Tanah Datar rusak berat akibat bencana, diperkirakan lebih dari 70 persen bangunan tidak dapat dipakai kembali serta inventaris dan perlengkapan Madrasah hilang sehingga aktivitas belajar-mengajar berhenti total. Akibat bencana ini pembangunan kembali MTsN 7 tidak dapat dilakukan di tempat yang sama, selain kondisi tanah yang terkikis akibat banjir juga lokasi tersebut dinilai masih rawan terhadap bencana serupa.
Kondisi MTsN 7 ini sebelumnya sudah sampai ke Pemerintah Pusat sehingga mengutus Menterinya untuk meninjau ke Kabupaten Tanah Datar. Sebagai langkah konkrit dan mendesak, rencana pembangunan kembali Madrasah tersebut akan dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Agenda hari ini merupakan tindak lanjut pembicaraan sebelumnya dimana masyarakat Nagari Sungai Jambu tetap menginginkan relokasi MTsN 7 Tanah Datar lokasinya tetap berada di Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan. "Alhamdulillah ada 2 opsi dari masyarakat Nagari Sungai Jambu yang bersedia tanahnya dihibahkan untuk kemudian dibangun Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Tanah Datar", ujar H. Amril yang didampingi Plt. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Agustamam beserta staf, serta Pengelola Zakat dan Wakaf, Abu Hanifah Nasution.
Kedua opsi tanah tersebut luasnya lebih dari 2 hektar, jauh lebih luas dibanding lokasi saat ini. Rencananya tim dari Kementerian PUPR serta kontraktor rekanannya didampingi tim dari Kantor Kemenag akan meninjau kedua opsi lokasi tanah yang akan dibangun MTsN 7 ini pada Selasa (28/5), tentu dengan mempertimbangkan akses jalan, kondisi tanah serta yang terpenting kerawanan bencana.
Pertemuan hari ini menunjukkan ada masyarakat setempat yang berempati dengan kondisi MTsN 7, para guru, siswa dan orang tua siswa sehingga menawarkan tanahnya ke Kantor Kemenag untuk kemudian dipertimbangkan menjadi lokasi pengganti. "Kami menerima surat yang ditandatangani pemilik tanah serta saudara terkait yang menyatakan kesediaanya menghibahkan tanahnya untuk relokasi MTsN 7 untuk menjadi bahan pertimbangan Kementerian Agama selaku instansi yang menaungi Madrasah", ujar Agustamam yang memerima 2 buah map berisi surat tersebut.
Kementerian Agama sudah dalam agendanya untuk mempercepat relokasi dan membangun kembali MTsN 7 agar kegiatan pembelajaran tetap berajalan, terlebih Madrasah seharusnya sudah sibuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). "Setelah ada keputusan tanah yang akan dihibahkan, kemudian diurus administrasinya di intern Kemenag dan ke BPN untuk pengurusan akta hibah, tentunya kita harus pastikan tanah tersebut tidak bersengketa", ujar Abu Hanifah Nasution. (AP/UH)