Padang (Humas)- Kembali seperti biasa Jumat pagi ini, (29/09) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan wirid rutin mingguan di Mesjid Mambaul Ikhlas yang diikuti oleh seluruh ASN Kanwil Kemenag Sumbar.
Bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, wirid Minggu ini menghadirkan penceramah Drs H Djanuis Syukur. Dalam tausiyahnya, secara sederhana H Djanuis Syukur membahas tentang sejumlah hikmah besar peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut H Djanuis Syukur Maulid nabi Muhammad Saw tidak hanya sekedar perayaan biasa tanpa makna, maulid didalamnya terdapat nilai-nilai istimewa yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
H Djanuis Syukur menuturkan dalam kajian hadist salah satu keutamaan maulid Rasulullah Saw untuk mempererat hubungan antara sesama manusia.
“Dengan iman sudah kokoh, semua bisa terwujud. Seperti yang tertuang dalam hadist nabi, " Senangkan orang lain seperti menyenangkan diri kita sendiri. Jika seperti itu, sungguh indah pergaulan.” Jelasnya.
Rasulullah SAW membangun semangat kebersamaan salah satunya dengan menanamkan dalam diri para sahabat bahwa kebersamaan merupakan bagian dari nilai keimanan.
“Begitu pula dalam pergaulan dalam dunia kerja, dalam keluarga suami dan istri, harus saling mengisi dan menguatkan,” pesannya.
Ia menganalogikan makna keistimewaan hubungan persaudaraan yang kuat, ibarat layaknya seperti anggota tubuh
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR Muslim)
Orang mukmin bagaikan satu tubuh utuh yang kalau sakit salah satu organnya, yang lain pun merasa sakit. Kaki terluka akan menyebabkan tubuh meriang dan kepala pusing.
Bila ada saudara muslim, menderita kesulitan, maka yang lainnya juga merasakannya. Itulah makna persaudaraan yang sesungguhnya.
Maka, tak salah jika Islam dengan tegas mendorong umatnya untuk menerjemahkan ikatan tali persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari, bagaikan sebuah kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan.
Seperti yang ditekankan dalam hadist, sambung H Djanuis Syukur, "Kun kal yadaini, wa laa takun kal udzunaini” (Jadilah seperti kedua tangan dan jangan menjadi seperti kedua telinga).
“Jadilah seperti kedua tangan kita, yakni kanan dan kiri. Masing-masing tangan punya tugas sendiri-sendiri. Tangan kanan dan tangan kiri saling menyadari tugasnya masing-masing.” Ungkapnya.
Bagaimana kehidupan dua tangan kita?ternyata mereka saling menghargai walaupun berbeda. "Mereka mencontohkan saling membantu, saling peduli dan saling menghargai.
“Jadilah kamu seperti bersaudara layaknya bersaudara dua tangan. Ketika yang tangan kanan sedang merasakan sakit, tangan yang kiri ikut merasakan sakit,” terangnya.
Begitu pula saat melangkahkan kaki kiri, tangan kanan kita di depan dan tangan kiri di belakang. Begitu juga sebaliknya, saat melangkahkan kaki kanan, tangan kiri yang berada didepan, katanya.
Hadir pada wirid rutin ini, Kakanwil Kemenag Sumbar H Helmi, Kabag TU H Miswan, Kabid Papkis H Naharudin, Kabid Penmad H Hendri Pani Dias, Kabid PHU H Ramza Husmen, Kabid Penaiszawa H Yufrizal, Kakankemenag Kab.Pessel H Abrar Munanda, Kakankemenag Kab Pasaman H Yasril, jajaran ASN JFT dan JFU, pramubhakti dan mahasiswa/siswa magang di lingkungan Kanwil Kemenag Sumbar.