Breakfast Meeting Perdana, Kanwil Kemenag Sumbar Gagas Gerakan Ekoteologi Madrasah dalam Program GEMMES BERSERI dan SIGMA

Padang, Humas – Suasana pagi, Kamis (06/11/2025) di Ruang Rapat Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat berbeda dari biasanya. Tepat pukul tujuh pagi, semangat baru mewarnai Breakfast Meeting perdana. Forum ini menjadi wadah koordinasi seluruh jajaran pimpinan Kanwil dan Kankemenag kabupaten/kota dalam menggerakkan program unggulan bidang pendidikan, dengan tema “Program Unggulan Ekoteologi dan Integrasi Sains pada Madrasah.”

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid meliputi kehadiran tatap muka dan daring diikuti oleh Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar sekaligus Kabag Tata Usaha, para Kabid, Pembimas, Ketua Tim Kerja, serta Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, Pengawas Madrasah, Kasi Penmad, Kasi Pontren, dan Kepala Madrasah se-Sumatera Barat. Lebih dari 260 peserta tercatat hadir melalui ruang Zoom, menunjukkan antusiasme besar terhadap pelatihan madrasah baru di Ranah Minang.

Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H. Edison mengapresiasi seluruh peserta yang hadir di pagi hari. Ia menyebut kegiatan ini meniru pola rapat Menteri Agama yang rutin dilaksanakan dua kali sebulan.

Edison menegaskan bahwa Breakfast Meeting akan menjadi agenda tetap Kanwil Kemenag Sumbar setiap Kamis minggu pertama dan ketiga setiap bulannya. Forum ini diharapkan menjadi sarana penyelarasan program, pembahasan inovasi, serta evaluasi lintas bidang di lingkungan Kementerian Agama Sumatera Barat.

Pada kesempatan itu, Edison menyoroti pentingnya program ekoteologi sebuah pendekatan teologis yang menempatkan manusia sebagai khalifah bumi yang wajib menjaga lingkungan.

“Kita masih menemukan madrasah yang membakar sampah plastik. Ini harus dihentikan. Ekoteologi mengajarkan kita bahwa menjaga bumi adalah bagian dari ibadah,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa praktik pembakaran sampah tidak hanya melanggar etika lingkungan, tetapi juga bertentangan dengan UU Nomor 18 Tahun 2008 dan PP Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah. Oleh karena itu, seluruh madrasah di Sumatera Barat diwajibkan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik hingga akhir Desember 2025.

Kanwil juga mendorong madrasah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau lembaga terkait dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Dalam waktu dekat, Kanwil Kemenag Sumbar akan menandatangani MoU dengan lembaga pengelola sampah terkemuka di Kota Padang sebagai mitra strategis.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Hendri Pani Dias, dalam pemaparannya menjelaskan dua program unggulan hasil rumusan bidang Penmad yakni GEMMES BERSERI (Gerakan Madrasah Mengelola Sampah Sehat dan Berteknologi) dan SIGMA (Sinergi dan Integrasi Ilmu Guru Madrasah).

Hendri menyebut, GEMMES BERSERI dirancang untuk mendorong madrasah menjadi pusat literasi lingkungan berbasis sains dan nilai-nilai keislaman.

“Kita ingin mengubah paradigma. Selama ini madrasah membayar untuk membuang sampah. Setelah ini, madrasah justru harus bisa menghasilkan nilai ekonomi dari sampah,” tuturnya.

Program ini memiliki fondasi yang kuat secara teologis, bersandar pada QS. Ar-Rum ayat 41, serta secara empiris menjawab tantangan nyata peningkatan volume sampah di satuan pendidikan. Berdasarkan survei Kanwil, total sampah yang dihasilkan madrasah di Sumbar mencapai 7,2 ton per hari, terdiri dari 3,3 ton sampah organik dan 3,9 ton non-organik.

Dalam acara Breakfast Meeting ini, Edison memberikan penghargaan kepada MTsN 2 Sawahlunto yang telah lebih dulu menerapkan sistem pengelolaan sampah organik hasil studi banding ke Institut Pertanian Bogor, serta RA di Kepulauan Mentawai yang berhasil mengubah sampah menjadi biogas melalui kemitraan dengan wali murid.

“Langkah kecil seperti ini harus jadi contoh. Inovasi tidak harus mahal, tapi harus dimulai dari kesadaran,” ujarnya.

Kanwil juga mengajak seluruh pengawas madrasah agar saat melakukan kunjungan tidak hanya menilai aspek pembelajaran, tetapi juga memadukan implementasi ekoteologi dan pengelolaan lingkungan di satuan pendidikan.

Edison mengungkapkan bahwa dua program inovatif, GEMMES BERSERI dan SIGMA, akan dilaunching Menteri Agama RI Nasaruddin Umar pada 15 November 2025, bersamaan dengan Seminar Wakaf Internasional di Padang. Selain itu, sejumlah program unggulan ikut lain dari berbagai bidang seperti “Berani”, dan “Catin Nampak” juga akan diperkenalkan.

“Yang penting bukan sekedar seremoni launching, tapi keinginan dan komitmen bersama. Madrasah harus jadi teladan ekoteologi dan integrasi sains di Indonesia,” tegas Edison.

Sebagai penutup sesi, Kanwil Kemenag Sumbar juga mengumumkan dua lomba tematik untuk memperkuat literasi ASN dan guru madrasah, yaitu Lomba Publikasi Ilmiah Ekoteologi serta Lomba Video Edukasi Antikorupsi, yang akan dikawal langsung oleh Bidang Penmad dan Tim Humas Kanwil.

Rapat perdana ini menandai langkah awal Kanwil Kemenag Sumbar dalam mengintegrasikan iman, ilmu, dan aksi nyata. Dari ruang rapat pagi yang sederhana, gagasan besar tentang Madrasah Hijau, Berintegritas, dan Berdaya Sains mulai bersemi.

“Semoga semangat pagi ini menjadi energi baru untuk mengubah pola pikir kita dari menjaga lingkungan karena aturan, menjadi menjaga lingkungan karena iman,” pungkas Edison. (Aqib)


Editor: Eri Gusnedi
Fotografer: Zul Azmi