Padang (Humas)- Dunia pendidikan hari ini memiliki tantangan tersendiri dalam menyikapi perubahan perkembangan zaman dan teknologi. Untuk itu diperlukan reformulasi proses pembelajaran baik disekolah maupun diluar sekolah. Pemanfaatan teknologi tidak bisa dihindari, karena memang sudah zamannya, untuk itu guru PAI senantiasa dituntut untuk update dengan perubahan agar mampu menyiapkan siswa menghadapi perkembangan globalisasi dengan bijak.
Pernyataan ini diutarakan Kabid Penmad yang juga sebagai Plt Kabid Papkis Hendri Pani Dias saat mewakili Kakanwil, membuka secara resmi kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) guru PAI Menengah Tahun 2024.
Hendri PD menuturkan guru PAI harus profesional dan kreatif di era digital serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi sehingga nilai-nilai agama yang disampaikan lewat pendidikan agama. Pun, bisa menjawab kebutuhan anak didik, terutama pendidikan karakter atau akhlak, kemampuan intelektual dan spiritual.
“Guru PAI hari ini dituntut beradaptasi dengan kebutuhan peserta didik. Tanpa membudayakan literasi, meningkatkan kompetensi semua hanya sebatas impian. Maka Guru PAI harus mampu mengintegrasikan Pendidikan Agama Islam dengan sains.” Katanya.
Menurut Kabid Papkis hal itu adalah sebuah keniscayaan dan tak bisa ditolak. Kondisi yang seperti ini tentunya membutuhkan peran guru yang benar-benar mampu untuk membimbing, mengarahkan, dan mampu memfilter hal-hal yang kurang sesuai dengan agama.
Dalam hal ini guru dituntut untuk melek atau mampu menguasai teknologi mengingat tantangan guru di era milennial yang sangat kompleks. Di samping itu, tantangan guru PAI masa depan adalah guru yang tidak hanya memenuhi persyaratan secara akademik, melainkan dibutuhkan profil guru yang ideal dan menjiwai kompetensi utamanya. Sedikitnya ada tiga upaya yang harus dilakukan guru PAI di era digital.
Pertama, Guru PAI hendaknya bisa melaksanakan metode pembelajaran dan proses belajar mengajar, menyesuaikan kondisi anak didik sekarang. Dimana peserta didik saat ini dengan hadirnya perkembangan teknologi yang serba cepat dan instans, mereka menjadi jauh lebih kritis.
“Guru harus profesional dan kreatif di era digital serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi sehingga nilai-nilai agama yang disampaikan lewat pendidikan agama bisa menjawab kebutuhan anak didik, terutama pendidikan karakter atau akhlak, kemampuan intelektual dan spiritual.”jelasnya.
Kedua, guru PAI juga dituntut untuk meningkatkan kompetensi baik dari ilmu maupun keterampilan. Jadi kompetensi itu merupakan gabungan dari pengetahuan knowledge, skills dan attitude.
Sehingga guru PAI harus mampu menjadi rule model bagi peserta didik. Tidak hanya dalam wujud pengetahuan akademis, namun juga sikap dan perilaku.
Ketiga, guru PAI dituntut berinovasi dan mengembangkan potensi diri dengan beradaptasi dengan perkembangan digitalisasi.
“Guru PAI dituntut untuk melek teknologi, inovasi metode, menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna, mengikuti perkembangan IPTEK yang mengalami perubahan dan membuat media pembelajaran yang berbasis teknologi.” Sebutnya.
Ia menilai penguasaan kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki setiap guru pendidikan agama Islam. Bagaimana pun kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya.
Kegiatan digelar melalui Seksi PAI Menengah Bidang Papkis Kanwil Kemenag Sumbar, berupa bimtek full day di Hotel Grand Buana Lestari Padang Pariaman.
Dihadiri Kankemenag Kabupaten Padang Pariaman Syafrizal, Ketua Tim PAI Menengah Muslimah Hikam, kegiatan diikuti sekitar 40 orang peserta, terdiri dari guru PAI SMA, SMK se-Sumbar dan menghadirkan dua orang narasumber Guru PAI SMAN 5 Payakumbuh Sri Herlina dan guru SMKN 1 Suntuk Toboh Gadang Padang Pariaman Agusrizal.(vera)