Padang Pariaman, Humas--Kantor Urusan Agama (KUA) seharusnya menjadi episentrum dalam memberikan pelayanan keagamaan yang tidak hanya administratif, tetapi juga membangun kesadaran terhadap kemajemukan dalam masyarakat.
Ungkapan ini disampaikan Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI, Cecep Khairul Anwar, didampingi Kabid Urais, Yosef Chairul saat memberikan pembinaan SDM kepada Penghulu dan Operator SIMKAH di PLHUT Padang Pariaman, Senin (30/12/2024).
Dalam kesempatan itu Direktur meminta Penghulu harus bisa memetakan kehidupan beragama di wilayahnya sehingga KUA menjadi "early warning systim" terhadap konflik keagamaan dan memberikan layanan semua agama dalam tanda kutip informasi keagamaan.
"Masyarakat Indonesia itu beragam, baik dari etnis, agama, suku dan adat juga berbeda. Maka Kepala KUA dan penghulu hafus mampu menciptakan kondisi yang kondusif diantara keberagaman itu dengan merujuk kepada program moderasi beragama," ungkap cecep.
Tidak hanya itu, lanjut Direktur, penghulu dan Kepala KUA harus bisa memahami setiap regulasi yang ada khususnya terkait tugas dan fungsi. Kemudian bisa menjelaskan regulasi yang ada secara baik kepada masyarakat.
"Ketika ada masyarakat yang bertanya tentang persoalan atau peraturan yang berkembang jangan sampai penghulu dan pegawai tidak faham, sehingga menimbulkan pemahaman yang berbeda di masyarakat," jelas Direktur.
Untuk itu, Direktur minta Kepala KUA dan Penghulu untuk senantiasa meningkatkan kualitas kompetensi karena Penghulu di mata masyarakat sosok yang paham akan segala hal, dan model yang akan dicontoh masyarakat.
Sesuai dengan perkembengan teknologi yang ada saat ini sambung Direktur, Penghulu wajib adaptif dengan digitalisasi sehingga bisa meningkatkan pelayanan. "Muara dari semua ini adalah tetap membangun komunikasi yang efektif dengan semua pihak," tandas Direktur.
Kegiatan ini dihadiri pejabat dilingkungan Kemenag Padang Pariaman, Penghulu dan operator Simkah di wilayah Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang dan Padang Panjang.