Bukittinggi (Humas)- Kakanwil Kemenag Sumbar H Helmi, mengapresiasi program dan capaian prestasi yang disampaikan Kepala MAN 1 Bukittinggi. Hal ini ditegaskannya pada momen Ngopi bersama Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis, Sabtu (23/09).
Disisi lain Kakanwil juga menyemangati 75 praktisi pendidikan seperti guru MDA, MDT ,TPQ dan PPS yang hadir pada agenda Ngopi ini.
Ia tak menampik jika dulu tak sedikit guru-guru tersebut yang merasa sedikit termaginalkan ditengah masyarakat, namun seiring berjalannya waktu, hingga hari ini telah mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Menurutnya setiap kali berbicara tentang pendidikan, maka siapapun tidak akan terlepas dari delapan standart Pendidikan. Mulai dari standar isinya.
“Kalau dulu belajar secara konvensional dengan metode albati, iraqi dan saat ini belajar Al-Qur’an dengan metode iqro.” Katanya mencontohkan poin pertama.
Kedua, standar Proses yang berkaitan dengan metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pengajar. Standar proses mencakup penyusunan rencana pembelajaran, penggunaan media dan teknologi dan lainnya.
Ketiga, standar penilaian yang mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes, tugas, dan observasi, serta pemanfaatan hasil penilaian untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik.
Keempat, standar Kompetensi Lulusan yang menetapkan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu.
“Standar kompetensi lulusan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang harus dikuasai peserta didik,” jelasnya.
Kelima, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengatur perihal kualifikasi, kompetensi, dan tugas dari tenaga pengajar, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Keenam, standar sarana dan prasarana, standar ini berkaitan dengan fasilitas fisik dan non-fisik yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Ketujuh, standar pengelolaan yang menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan sekolah yang efektif. Standar pengelolaan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan dalam rangka menjalankan kegiatan pendidikan agama di madrasah atau ponpes.
Terakhir, standar Pembiayaan ini berhubungan dengan pengelolaan keuangan lembaga pendidikan. Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk menciptakan keseragaman mutu pendidikan di seluruh madrasah di Indonesia, lanjut Helmi.
“Dengan adanya standar ini, diharapkan setiap peserta didik mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas. Ini perlu diperhatikan secara serius oleh lembaga pendidikan agama dan Keagamaan Islam,” tutupnya.
Sebelumnya Eri Iswandi Kakankemenag Kota Bukittinggi menyampaikan ucapan selamat datang dan ungkapan terimakasih atas kehadiran Legislator dan Kakanwil serta jajarannya di Bukittinggi. Ngobrol Pendidikan Islam adalah program yang digagas Kemenag yang menjadi indikator utama dalam pendidikan.
Ia menilai jika pendidikan jarang dibicarakan, maka ia akan sulit berkembang sesuai tuntutan zaman. Ketika pendidikan itu sering dibahas dan di bincangkan, maka sisi sisi perkembangan pendidikan yang dinamis akan terus mendapat pencerahan yang baru.
“Inilah salah satu program di Kemenag, yang juga didukung langsung Komisi VIII DPR RI dan langsung hadir dihadapan kita sebagai pembicara dalam dalam Ngopi ini,” sebutnya.
Sebagai tuan rumah Bukittinggi kami mengucapkan terimakasih kepada legislator dan Kakanwil Kemenag Sumbar yang sudah mempercayakan Bukittinggi sebagai destinasi lokasi Ngopi hari ini.
“Tidak semua daerah kabupaten/kita di Sumbar yang mendapat jatah kegiatan Ngopi ini, namun dengan ditunjuk Bukittinggi hari ini sebagai tuan rumah tentu menjadi sebuah hal yang patut disyukuri bagi kami. Alhamdulillah kami merasa bangga madrasah kita bisa dikunjungi oleh anggota Komisi VIII DPR RI. Jadi ikutilah kegiatan ini dengan maksimal, karena ini momentum, bagaimana pendidikan agama Islam semakin berkualitas,”terangnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Madrasah H Irsyad, menuturkan dalam sambutan, bahwa kerja keras MDA dan TPQ dengan dukungan dari legislator John Kenedy Azis, kerja keras guru MDA dapat kita akomodir dan tingkatkan.
Pihaknya mengaku setiap tahun kewalahan menerima siswa baru. Setiap tahun terhitung sebanyak 1200 siswa yang mendaftarkan diri ke MAN 1 Bukittinggi. Namun yang bisa diterima hanya 360 orang siswa.
Hal itu tak lain karena ruang kelas yang ada, sudah tidak sanggup mengakomodir kebutuhan siswa yang akan belajar madrasah ini. Untuk itulah Irsyad berharap besar perhatian dan dukungan pemerintah melalui DPR RI.
“Minimal bisa memperjuangkan ke pusat harapan kami ini. mengalokasikan kembali sejumlah bantuan atau anggaran untuk mengakomodir berbagai kebutuhan wajib di madrasah. Terlebih saat ini kami tengah membangun masjid Darul Ilmi MAN I Bukittinggi dan masih sedikit terbengkalai karena kekurangan biaya. Semoga ada uluran bantuan dari Komisi VIII untuk madrasah ini,” pintanya.(vera)