Festival Seni Budaya Islam Sumatera Barat 2025, Kolaborasi Qasidah dan Seni Lokal dalam Balutan Efisiensi Anggaran
Padang, Humas--"Allah itu Indah, dan menyukai keindahan. Seni adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, bahkan dalam Al-Qur’an ada seni tilawah, instrumen musik, dan narasi sastra," tegas Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag Sumbar, Abrar Munanda, mewakili Plt. Kakanwil dalam pembukaan Festival Seni Budaya Islam (Seni Qasidah Kolaborasi) Tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan yang digelar di tengah kebijakan efisiensi anggaran ini menegaskan komitmen Kemenag melestarikan seni budaya islami melalui inovasi, lanjut Abrar pada momen yang dihadiri jajaran Ketua Tim Bidang Penaiszawa dan Tim Penilai Dewan Juri.
Abrar Munanda menjelaskan, festival ini tercantum dalam nomenklatur Kemenag RI melalui Subdit Seni Budaya Islam, mencakup beragam ekspresi seni seperti musik, puisi, dan narasi kreatif.
"Alhamdulillah, meski anggaran dipangkas hingga 50%, kami tidak merevisi perjanjian kinerja. Justru kami optimalkan kolaborasi dengan video kreatif dan digitalisasi," ujarnya.
Ia memaparkan keberhasilan Sumbar sebagai runner-up penyumbang finalis Penyuluh Agama Islam terbanyak Award tingkat nasional (8 dari 9 kategori).
"Kami minta penyuluh membuat video inovasi pengabdian dan presentasi PowerPoint. Hasilnya, 8 karya lolos ke nasional," ungkap Abrar.
Untuk qasidah kolaborasi, ia yakin Sumbar mampu bersaing di tingkat nasional berkat persiapan matang dan dukungan seluruh pihak, termasuk dewan juri.
Abrar menekankan pentingnya adaptasi di era disrupsi 4.0-5.0. Terlebih dalam kolaborasi qasidah dan seni lokal di era disrupsi.
"Lomba ini mengutamakan orisinalitas no lipsync, rekaman langsung, dan kolaborasi dengan seni lokal seperti tari atau pakaian adat. Ini kekhasan Islam Nusantara," jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar peserta tidak terjebak pada tren artificial intelligence (AI), melainkan fokus pada keaslian karya.
Mantan Kakan Kemenag Pesisir Selatan ini menargetkan bisa meraih prestasi nasional dan sangat mengapresiasi kolektifitas panitia maupun peserta menyukseskan kegiatan ini.
"Target kami bukan hanya provinsi, tapi nasional. Ini bagian dari branding positif Sumbar," tegas Abrar. Ia mengapresiasi sinergi lintas sektor dari Bimas Islam, madrasah, hingga grup qasidah dalam produksi video berkualitas.
"Rekaman tidak bisa hanya menggunakan HP. Butuh tenaga, pemikiran, dan komitmen bersama." Ujar Mantan Kakan Kemenag Agam tersebut.
Festival ini ditutup Abrar dengan tiga buah pantun, dengan menitipkan harapan besar, qasidah kolaborasi Sumbar akan menjadi duta seni budaya islami yang membanggakan di kancah nasional.(vera)