Padang Panjang, Humas– Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat Edison, menegaskan peran strategis Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) sebagai pilar utama dalam membangun harmoni sosial dan karakter generasi muda.
Penegasan ini disampaikan pada acara Silaturahmi Daerah Tokoh Agama dan Masyarakat serta Pengukuhan Pengurus FKUB dan AGPAII Kota Padang Panjang Periode 2025-2030, Rabu (15/10/25).
Acara yang berlangsung khidmat di Pendopo Rumah Dinas Walikota Padang Panjang ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan daerah dan tokoh. Termasuk Walikota dan Wakil Walikota Padang Panjang, Kapolres Padang Panjang, Kepala Kantor Kemenag setempat, perwakilan Dinas Pendidikan, Kesbangpol, Pengurus AGPAII dan FKUB Padang Panjang serta para tokoh lintas agama dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Edison menekankan bahwa FKUB bukanlah organisasi seremonial semata. Ia mendeskripsikan FKUB sebagai “pilar utama dalam merajut kerukunan dan harmoni antarumat beragama,” yang merupakan pondasi ketahanan nasional.
“Tidak mungkin pembangunan bisa berjalan baik tanpa masyarakat yang sadar menjaga kerukunan. FKUB adalah bagian penting dari itu, yang terdepan untuk mendialogkan, mendiskusikan, sekaligus mendeteksi potensi disharmoni di tengah masyarakat,” tegas Edison.
Ia mengungkapkan capaian positif Indeks Kerukunan Umta Beragama (KUB) Sumbar yang terus merangkak naik. “Alhamdulillah, tercatat terakhir tahun 2024 berada pada angka 70,87 persen. Meskipun terjadi sedikit penurunan pada Tahun 2024 ditengah dinamika sosial dan agama yang ada di Sumbar, namun hal ini menunjukkan adanya peningkatan sejak Tahun 2022. Dimana baru mencapai 63,42 persen. Sedangkan pada Tahun 2023 menanjak naik pada angka 71,58 persen. Ini adalah buah dari penguatan literasi moderasi beragama dan kebersamaan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Wali Kota Padang Panjang,” paparnya.
Edison juga menjelaskan esensi moderasi beragama. “Moderasi beragama adalah bagaimana setiap umat beragama melaksanakan ajaran kita sebaik-baiknya sesuai keyakinan masing-masing, namun di ranah publik tidak boleh melanggar konstitusi. Inilah konsep yang harus dibangun bersama di bawah bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” terangnya.
Sementara itu, AGPAII disebutnya memikul tanggung jawab besar untuk membentuk karakter dan akhlak generasi muda melalui pendidikan agama Islam yang moderat dan berkualitas.
Edison memberikan apresiasi khusus kepada AGPAII Sumbar yang telah berinisiatif membangun Graha AGPAII, yang ia sebut sebagai yang terbaik di antara asosiasi fungsional lainnya.
“Spirit yang dibangun AGPAII diharapkan dapat menciptakan iklim religius dan membangun akhlak siswa dengan pembelajaran yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga memperkenalkan inovasi terbaru Kementerian Agama, yaitu Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
“KBC mengedepankan pembelajaran yang harus didasari cinta, termasuk cinta lingkungan atau ekoteologi. Merawat alam, membuang sampah pada tempatnya, itu adalah bagian dari tauhid dan akhlak yang dicintai Allah SWT. Banyak ayat yang melarang kita merusak alam,” wanti-wantinya.
Edison berharap para guru agama Islam dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas akademis, tetapi juga cerdas spiritual dan sosial.
“Mohon kepada guru-guru untuk mencerdaskan anak didik dengan pemahaman moderasi beragama. Paham bahwa perbedaan keyakinan tidak memutuskan silaturahmi. Silaturahmi harus dibangun, sekalipun kita berbeda keyakinan,” pesannya.
Sebagai bentuk apresiasi, Edison menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Padang Panjang yang telah memfasilitasi dan mendukung penuh pengukuhan kedua lembaga strategis ini.
“Sinergi antara FKUB dan AGPAII, didukung penuh oleh Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholder, akan menciptakan ekosistem masyarakat Padang Panjang yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki landasan spiritual dan toleransi yang kuat,” tegasnya.
Menutup arahan, Edison mengucapkan selamat dan doa kepada seluruh pengurus yang telah dikukuhkan. “Kami doakan sehat walafiat, sukses, dan kompak membangun program-program yang konstruktif. Target kita, kerukunan di Sumatera Barat, khususnya Padang Panjang yang sudah harmonis ini, terus dipertahankan dan ditingkatkan,” tutupnya.
Di sisi lain, Walikota Padang Panjang Hendri Arnis dalam sambutannya mengingatkan pentingnya peran proaktif FKUB dan AGPAII dalam menghadapi tantangan sosial dan keagamaan yang kompleks. Ia secara khusus menyoroti maraknya kasus pelecehan seksual dan penyakit masyarakat yang berpotensi LGBT.
“Peran FKUB dan AGPAII menjadi sangat krusial. Jangan sampai persoalan yang pernah ada tidak tersentuh hingga ke akarnya, sehingga berpotensi meningkat dan bertambah banyak,” tegas Walikota.
Pengukuhan ini diharapkan Walikota Hendri Arnis menjadi momentum percepatan dalam mewujudkan masyarakat Padang Panjang yang harmonis, religius, dan berakhlak mulia, siap menghadapi dinamika zaman.(vera)