Padang, Humas — Jelang Puncak Konferensi Wakaf International, pemerintah provinsi menggelar Malam Gala Dinner. Kegiatan ini menghadirkan suasana yang hangat dan penuh silaturahmi. Kehadiran tokoh nasional dan internasional yang saling bertukar fikiran menandai awal kolaborasi besar.
Di tengah rangkaian acara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Mustafa menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya konferensi bertaraf internasional yang mengusung tema wakaf untuk pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, forum ini memiliki makna strategis bagi umat Islam dan menjadi momentum penting untuk memperkuat literasi serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wakaf.
“Ini agenda besar umat Islam, momentum untuk mengedukasi dan meliterasi masyarakat agar ikut berperan dalam pemberdayaan wakaf,” ujarnya.
Mustafa juga menegaskan wakaf memiliki posisi yang urgen dalam upaya penguatan ekonomi umat. Di tengah tantangan kemiskinan, ketimpangan, dan kebutuhan pembiayaan pendidikan, wakaf menjadi instrumen yang tidak hanya bersifat ibadah, tetapi juga mampu menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan
Wakaf, sebut Mustafa bukan sekadar donasi yang berhenti di satu titik, melainkan modal sosial yang bisa terus bergerak—mengalir sebagai manfaat untuk generasi yang datang kemudian. “Modal dasar wakaf tidak akan pernah berkurang, sementara manfaatnya terus mengalir untuk pemberdayaan umat,” terangnya.
Dikatakan Mustafa, urgensi wakaf tidak hanya terasa di Indonesia tetapi sudah berkembang di Timur Tengah, Asia Selatan, hingga negara-negara Eropa, wakaf berkembang menjadi instrumen ekonomi strategis.
“Banyak negara menjadikan wakaf sebagai jangkar dalam pembangunan pendidikan, kesehatan, hingga riset dan inovasi. Sumbar, dengan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, memiliki landasan kuat untuk ikut menempuh jalan yang sama,”
Konferensi ini mempertemukan para pemikir wakaf global untuk menyamakan langkah dan membuka peluang jejaring profesional yang lebih luas bagi Indonesia, khususnya Sumbar.
Mustafa menambahkan, sejarah panjang wakaf di Indonesia—khususnya di Sumatera Barat tidak bisa dipisahkan dari lahirnya lembaga pendidikan, pesantren, hingga madrasah yang berdiri di atas tanah wakaf. Dari sini tumbuh generasi berilmu, berakhlak, yang memberi kontribusi tak terhitung bagi bangsa.
Kementerian Agama sendiri sedang mendorong penguatan wakaf tunai—mulai dari wakaf uang, hingga “wakaf tunai catin” bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.
“Dengan diselenggarakannya Konferensi Wakaf Internasional ini, kami siap mendukung Sumatera Barat sebagai pelopor wakaf produktif di Indonesia,” tegas Kakanwil.
Malam Gala Dinner ditutup dengan suasana hangat yang meninggalkan kesan mendalam. Percakapan lintas negara, lintas generasi, dan lintas disiplin tampak mengalir hingga jelang akhir acara—menandai betapa besar harapan yang dititipkan pada momentum ini.
Tampak hadir Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, Gubernur Sumbar, Mahyeldi, Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag RI, pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ketua BAZNAS RI, serta Ketua Badan Wakaf Indonesia.
Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, Sekdaprov Sumbar, delegasi universitas dari Kuala Lumpur, serta para pembicara internasional dari Mesir, Kuwait, Arab Saudi, dan Maroko, bersama unsur Forkopimda Sumatera Barat. Rina