Padang, (Humas) – Langkah konkrit Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat untuk mewujudkan pelayanan berdampak langsung ke masyarakat mulai terlihat bentuknya. Setelah melalui proses perencanaan, tim internal Kemenag Sumbar menggelar rapat finalisasi rancangan program tindak lanjut Asta Protas, Senin (6/10/2025), di Aula FKUB Kanwil Kemenag Sumbar.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar Edison, ini berhasil merumuskan sejumlah program inovatif yang siap diluncurkan. “Tidak ada lagi wacana, yang kita butuhkan adalah aksi nyata. Semua program ini akan kita jalankan bertahap, dimulai dari internal kami sendiri sebagai contoh bagi masyarakat Sumatera Barat,” tegas Edison dalam pembukaan rapat.
Rapat yang dihadiri seluruh Kepala Bidang, Pembimas, ketua tim kerja, dan pejabat fungsional ini melahirkan sejumlah program dengan nama-nama kreatif yang mudah diingat, mencerminkan semangat baru dalam birokrasi.
Sedikitnya program unggulan yang diusung antara lain adalah AMAN (Akademi Moderasi Beragama ASN) Program pemantapan moderasi beragama bagi Aparatur Sipil Negara. Kedua, ERDAS (Ciptakan Pendidikan Ramah, Digital, Adaptif, dan Sinergis): Terobosan dalam layanan pendidikan agama. Ketiga, SMART SUMBAR (Sistem Modern ASN Religius dan Terintegrasi), Digitalisasi dan integrasi sistem kepegawaian, PEDULI (Pegawai Hijau untuk Lingkungan Lestari) dan PEKA (Pelayanan Keagamaan Adaptif).
Lebih dari sekadar wacana, rapat ini langsung menelurkan tiga aksi cepat yang akan segera diimplementasikan. Diantaranya program BIRU (Bersih-Bersih Setiap Rabu) Aksi kebersihan lingkungan kantor setiap Rabu, Kamis Berbagi Inisiatif berbagi kepada yang membutuhkan, yang menurut Abrar Munanda (Kabid Penaiszawa) dananya harus habis dibagikan pada hari yang sama.
Selain itu juga penerapan Larangan Merokok di dalam ruangan. Menurutnya langkah ini diperkuat dengan usulan Tan Gusli untuk membuat kawasan merokok khusus dan Fauqa Nuri Ichsan yang mengusosiasikan penempatan tanda larangan di setiap ruangan.
Semangat kolaborasi tampak jelas dengan banyaknya masukan dari para pejabat dan staf. Hendri Pani Dias (Kabid Penmad) mengusulkan program “One Teacher One Vision” dan “Guru Ikhlas Berbagi”.
Sementara Hendrikus Jomi Pembimas Katolik membagikan praktik baik pemberdayaan ekonomi umat melalui ibu-ibu Katolik yang memproduksi kue untuk dijual.
Isu lingkungan dan efisiensi juga mengemuka. Yumari menekankan pentingnya memilah sampah dan mengajak rekan-rekannya untuk membawa tumbler guna mengurangi sampah plastik. Mulyono mengusulkan penghematan energi dengan memanfaatkan biogas.
Perhatian terhadap kenyamanan dan fasilitas dasar juga tak luput. Yenti Desfita menyoroti perlunya perbaikan dan penjagaan kebersihan WC wanita, yang langsung ditanggapi dengan komitmen gotong royong dari Ulil Amri.
Selain itu, yang menarik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat meluncurkan program inovatif Calon Pengantin Menanam Berdampak (Catin Nampak). Program ini merupakan implementasi Asta Protas Kementerian Agama pada pilar penguatan ekoteologi dan layanan keagamaan berdampak.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Sumbar, Yosef Chairul, menjelaskan bahwa gerakan menanam pohon bagi calon pengantin menjadi simbol ibadah dan bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
“Setiap pohon yang kita tanam memberi dampak besar: menghasilkan oksigen, menyejukkan udara, dan menjadi sumber rezeki bagi manusia serta makhluk hidup lainnya. Rasulullah bersabda, setiap pohon yang ditanam dan dimanfaatkan makhluk hidup adalah sedekah,” ujar Yosef.
Dengan semangat “action now”, Kemenag Sumbar membuktikan komitmennya untuk mentransformasi Asta Protas dari konsep menjadi realita yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih berintegritas, peduli, dan berdampak.(vera)