Padang Pariaman (Humas)- Menjaring aspirasi, pokok pikiran masyarakat, dan sejumlah referensi setiap pihak agar tidak salah melangkah dalam membuat kebijakan. Setidaknya hal itu menjadi salah satu tujuan Anggota DPR RI Komisi VIII, H John Kenedy Azis hadir sebagai narasumber kegiatan hari ini, di Ponpes Nurul Yaqin Ringan Ringan Kamis (21/09) sekitar pukul 14.50 WIB petang.
Usai Ngopi di MAN IC Padang Pariaman, Kegiatan dengan tajuk “Ngobrol Pendidikan Islam bersama Mitra Kemenag” tahap 2 ini dihadiri oleh Kabid Papkis H Naharudin mewakili Kakanwil, Kakankemenag Kabupaten Padang Pariaman H Syafrizal, Asmadi selaku Staf Ahli Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis, Pimpinan Ponpes Idarussalam Tk Sutan, jajaran ustadz/ustadzah Nurul Yaqin Ringan-Ringan, guru MDT/TPQ, ustadz/ah, Tendik Keagamaan PKPPS Kabupaten Padang Pariaman.
John Kenedy Azis mengatakan pentingnya ngobrol pendidikan Agama Islam di era sekarang. Program NGOPI merupakan ikhtiar Komisi VIII DPR RI yang digunakan untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan umum berciri agama.
Sehingga harapan besarnya, tentu saja demi merealisasikan upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan agama dan keagamaan di Indonesia.
John Kenedy Azis, dalam pemaparannya , ia mengurai dari mengapa dan ada apa dengan pendidikan Islam di Indonesia.
Namun demikian, John Kenedy mengaku senang dan mengapresiasi optimisme yang diungkapkan pimpinan ponpes Nurul Yaqin terhadap pendidikan Islam di Nurul Yaqin Ringan-Ringan.
Terkait hal itu, John Kenedy mengharapkan jangan sampai lulusa santri Nurul Yaqin hanya melahirkan Tengku, ustadz/ustadzah saja.
“Kita ingin, akan muncul generasi santri yang juga ahli teknik, tapi Islamnya kuat, ahli medis tapi keislamannya kuat, pilot terbang namun Islamnya juga kuat.” Cetusnya.
Jika pendidikan Islam tidak dibahas secara serius, sambungnya, Indonesia yang 87 persen Islam ini akan semakin tergilas kedepan.
"Bapak dan ibu diundang hadir, ditempat ini bukan sekadar seremonial semata. Namun bagaimana peserta Ngopi hari ini bisa memberikan rekomendasi bagaimana pendidikan Islam semakin berkualitas.
Jangan sampai, muncul istilah “rumah salasai, tokok babunyi”, ungkapnya.
Kedepan, pihaknya berkomitmen akan melakukan survey terhadap kebutuhan dasar MDT. Baik itu berupa bantuan ataupun pembinaan.
Hanya saja yang lebih penting adalah mencerdaskan anak-anak untuk membentuk keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
Pihaknya, tak menampik memang sejumlah bantuan selama tahun 2023 yang telah diperjuangkan Komisi VIII DPR RI adalah untuk bantuan masjid, mushala ataupun bantuan ambulans untuk Sumbar.
“Kedepan akan kita perkuat untuk MDT/LPQ, PKPPS dan lembaga pendidikan Islam lainnya,” tambahnya.
Mencetak lulusan SLTA mudah, mencetak lulusan sarjana gampang, tapi bagaimana seorang lulusan SLTA bisa diterima di perguruan tinggi yang dituju, menjadi tantangan tersendiri.
“Bagusnya sebuah lembaga pendidikan bergantung pada alumninya. Jadi yang hebat itu bagaimana bisa seorang sarjana bisa bekerja sesuai dengan keahliannya. Meraih gelar sarjana mudah, tak sedikit sarjana yang akhirnya menjadi pengangguran,”terangnya.
Menurutnya hal itu merupakan PR besar semua pihak, terlebih pihaknya selaku anggota Komisi VIII DPR RI yang bertugas menampung aspirasi masyarakat dalam pendidikan Islam di Indonesia.
“Teruslah selalu optimis dalam memberikan warna pendidikan Islam di Padang Pariaman.” Pungkas John Kenedy.
Sebelumnya, dalam sambutan selamat datang dan laporannya Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Keagamaan Islam H Naharudin menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan “NgoPI” adalah memberikan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Sumbar, serta menyerap isu-isu terkini tentang Pendidikan Islam.
Naharudin juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Anggota Komisi VIII DPR RI dan pimpinan Ponpes Nurul Yaqin yang telah berkenan menjadi destinasi kegiatan Ngopi tahap 2 ini.
Kabid Papkis juga menuturkan tak sedikit isu aktual tentang dunia Pendidikan baik nasional maupun lokal yang perlu dibahas.
“Kita berharap semoga anggaran pendidikan agama bisa meningkat pada tahun mendatang. Pemerintah mengharap masukan dan dukungan dari setiap pihak tentang pendidikan agama Islam yang masih dalam proses rancangan. Semoga betul-betul mampu mengcover seluruh keinginan dan pikiran setiap stakeholder demi terciptanya kemajuan pendidikan di Indonesia,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketim Pendidikan Kesetaraan dan Sisfo Bidang Papkis Efrian, menekankan dalam laporannya, bahwa kegiatan NGOPI bersama Mitra Kemenag patut disyukuri.
Menurutnya, sejumlah program yang dikedepankan pemerintah melalui Kemenag tak terkecuali Komisi VIII DPR RI sebagai mitra, patut diapresiasi.
Ia melaporkan peserta yang terlibat dalam kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) Bersama Mitra Kementerian Agama Tahun 2023 ini sebanyak 75 orang, terdiri dari perwakilan lembaga PKPPS, MDT/LPQ dan praktisi pendidikan se Sumatera Barat.
Kegiatan yang dipusatkan di Mushala Darussalam Komplek Asrama Putri 2 Ponpes Nurul Yaqin Ringan-Ringan Kabupaten Padang Pariaman, berakhir pada pukul 16.40 WIB petang.
Usai pencerahan yang diulas H John Kenedy Azis, peserta berkesempatan berdialog langsung dalam sesi tanya jawab, yang menyerap aspirasi dan isu aktual yang terjadi seputar dunia pendidikan agama Islam.(vera)