Hadiri Penguatan MDK Sumbar, Plt Kakanwil Dorong Da'i Muda Jadi Influencer Kebaikan di Era Digital

Padang, Humas Kemenag Sumbar – Peran strategis para dai muda dalam mewujudkan Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil ‘Alamin) di era moderasi beragama menjadi fokus utama dalam Gelaran Penguatan Majelis Dai Kebangsaan (MDK) Tingkat Provinsi Sumatera Barat. Acara yang digelar di Rocky Hotel Padang, Selasa (28/10/25) ini menekankan pentingnya adaptasi dakwah dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan akhlak dan integritas.

Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Edison, dalam sambutannya membuka kegiatan, menegaskan bahwa tantangan dakwah di era digital menuntut kecerdasan dan kreativitas baru.

 “Hari ini, tantangan itu adalah media sosial. Di satu sisi sangat bermanfaat, di sisi lain bisa menjadi bumerang bagi penggunanya sendiri,” ujar Edison yang didampingi oleh Kabid Penais Zawa Abrar Munanda.

Edison lantas mengajak seluruh peserta, yang merupakan dai muda terpilih, untuk menjadi agen-agen penebar kebaikan. “Adik-adik adalah orang yang beruntung bisa terpilih dalam kegiatan Dai Kebangsaan hari ini. Untuk itu, jauhi perilaku yang tidak baik dan ikutilah kegiatan dengan baik. Jadilah ‘influencer’ kebaikan, penyebar kebaikan,” pesannya dengan penuh semangat.

Ia juga memberikan gambaran transformasi dakwah yang begitu pesat. “Jika dulu kita ceramah dari masjid ke masjid, jamaah yang hadir bisa dihitung dengan jari. Sementara hari ini, dengan satu sapuan jari dan satu kali ‘share’, pesan dakwah bisa langsung dinikmati oleh ribuan orang. Maka, jadilah kalian penebar kebaikan dalam kehidupan, baik secara langsung berinteraksi maupun dengan menggunakan teknologi," sambung Edison pada kegiatan yang berakhir ba'da Ashar tersebut. 

Dalam kesempatan ini, Edison mengisahkan teladan dari Rasulullah SAW dalam membangun hubungan sosial yang harmonis.

 “Rasulullah mengajarkan cara beradab bertetangga, adab bergaul, dan menjalin hubungan dengan teman. Kita harus menjauhi perundungan. Beliau mengajarkan kita untuk mencintai dan menyayangi teman seperti kita menyayangi diri sendiri,” demikian disampaikan dalam momen tersebut.

Ditegaskan Edison bahwa iman seseorang tidaklah sempurna tanpa menghargai tamu dan tetangga.

“Jika sistem (pergaulan) yang diajarkan Rasulullah ini dijalankan umat manusia, maka insyaallah akan membawa keselamatan dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika diabaikan, hal itu dapat menyengsarakan kehidupan di dunia dan akhirat.”

Menurut Edison tujuan akhir dari seluruh rangkaian penguatan ini adalah untuk menjadi generasi yang bermanfaat di platform digital. Ia mencetak generasi muda Islam yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga menjadi sumber manfaat bagi orang lain, termasuk di ruang digital.

“Penguatan karakter bagi generasi muda ini penting untuk menjadikan pemuda dan remaja Islam yang bisa mencapai target kehidupan dalam bingkai keislaman, menjadi orang sukses dalam ridha Illahi, dan menjadi generasi yang bermanfaat di platform media sosial yang ada,” jelas salah seorang narasumber.

Menutup arahan Edison berharap para peserta dapat menyerap ilmu dari para narasumber yang didatangkan dari kalangan universitas dan pengelola konten Islami yang kompeten secara maksimal.

 “Jangan sampai generasi muda menyebarkan informasi yang keliru atau negatif di tengah masyarakat. Seraplah ilmu yang diberikan para narasumber yang ahli pada bidangnya dengan maksimal,” pungkasnya.

Kegiatan yang dihadiri Kabid Penaiszawa Abrar Munanda dan Ketua Tim Sisfo Kemitraan Umat dan Publikasi Dakwah, Yesfi Mira Andria, dan Ketua Tim Pemberdayaan Wakaf Rifki Rusydi, ini diharapkan dapat melahirkan kader-kader dai milenial Sumbar yang siap menjawab tantangan zaman dengan bijak, cerdas, dan penuh integritas.

Guna mempersiapkan dai muda menghadapi tantangan tersebut, kegiatan ini akan menghadirkan sejumlah pembicara kompeten yang membahas berbagai aspek dakwah kontemporer hingga esok hari.

Ustadz Rido Muhammad Nur, Wakil Ketua PW IKADI Provinsi Sumatera Barat akan memaparkan materi tentang “Strategi Dakwah Dai Muda di Era Perubahan”. Ia menekankan perlunya pendekatan yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini tanpa mengikis nilai-nilai dasar Islam.

Pentingnya pondasi ilmu yang kokoh ditekankan oleh Rahimul Amin dalam sesinya, “Menguasai Ilmu Al-Qur'an sebagai Bekal Utama Berdakwah”. Pemahaman yang mendalam terhadap kitab suci dinilai sebagai senjata utama seorang dai dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi.

Sementara itu, Imamul Muttaqin seorang Kreator Konten Muslim dihadirkan untuk membawa wawasan segar tentang pemanfaatan teknologi. Dalam paparannya yang bertajuk “Menjadi Dai Milenial untuk Menguasai Teknologi Berdakwah (Dakwah with AI)”, ia akan membedah peluang penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas konten dakwah.

Selain kecerdasan intelektual dan teknologis, aspek karakter building mendapat porsi khusus. Capacity building “Membangun Karakter Dai Muda yang Berakhlak dan Berintegritas” dihadirkan untuk menguatkan fondasi moral para calon pemimpin umat.(vera)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: Zul