Padang Pariaman (humas ICPP) — Kegiatan Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) dan Uzlah MAN Insan Cendekia Padang Pariaman (MAN ICPP) telah selesai. Selama 40 hari, seluruh orang tua/wali siswa tidak diperkenankan menjumpai dan berkomunikasi secara langsung dengan putra/putrinya selama masa pengasingan (masa Uzlah), hal ini bertujuan untuk adaptasi siswa dari budaya rumahan menuju budaya mandiri yang berlaku di asrama.
Kegiatan tahunan yang dilaksanakan di aula MAN ICPP pada Jumat, 18 Agustus 2023 tersebut dihadiri tamu undangan dari unsur pejabat daerah di antaranya Bupati Padang Pariaman, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman, Camat Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dan Ketua Komite MAN Insan Cendekia Padang Pariaman.
Dalam sambutannya, Kepala MAN ICPP, Hendrisakti Hoktovianus menegaskan bahwa kegiatan ini melatih keseragaman disiplin siswa dari lintas latar belakang sekolah/madrasah sebelumnya.
“Masa uzlah ini melatih kemandirian, sehingga siswa kita latih dari awal untuk membiasakan diri dalam mempersiapkan sebagai pemimpin masa depan,” jelas Hendri.
Ketua Komite MAN Insan Cendekia Padang Pariaman, Abrar Munandar turut menambahkan dalam sambutannya bahwa siswa tidak hanya sukses dalam prestasi, namun juga cerdas secara akhlak kepada Allah dengan tidak berbuat kesyirikan, orang tua, dan sesama.
“Dari Al-Qur’an surat Lukman kita banyak belajar tentang bersyukur, tauhid, berbuat baik kepada kedua orang tua dan sebagainya yang menjadi hikmah bagi anak kita,” ungkapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman, Syafrizal turut memberikan penguatan. Dalam sambutannya, ia mengetahui riwayat sejarah dan perkembangan MAN ICPP.
“Sejak berdirinya MAN ICPP, Kami mengikuti perkembangan dan kemajuan setiap prestasi yang diukir baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas pria yang akrab dipanggil Buya ini.
Acara puncaknya yakni penutupan masa Uzlah oleh Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur. Orang nomor 1 di Padang Pariaman itu dengan bangga memberikan apresiasi kepada madrasah, orang tua dan siswa yang telah berhasil lolos seleksi dan berprestasi di tingkat nasional.
Prosesi yang ditunggu pun tiba. Suasana penuh haru saat dipertemukannya orang tua dan anaknya. Terlebih saat prosesi si anak sedang mencuci kaki orang tua. Tangis pecah, serta keharuan mengharu biru ketika pintu masuk aula gedung pusat pembelajaran dibuka, saat seluruh mata melihat barisan siswa baru MAN ICPP berbaris rapi memasuki ruangan. Seluruh wali siswa memandangi masing-masing siswa guna melihat putra-putrinya yang selama satu bulan lebih tidak berjumpa, bahkan berkomunikasi.
Suasana haru saat seluruh siswa berada di dekat orang tuanya masing-masing dan orang tua sendiri menatap dengan penuh kerinduan, di mana sang anak telah hadir dihadapannya. Sesaat kemudian, tibalah sang anak dengan wujud bakti lantas bersimpuh sembari menbersihkan telapak kaki orang tuanya masing-masing yang membuat seisi ruangan penuh keharuan.
Segenap siswa yang baru tersebut mengaku rindu untuk bertemu dengan orang tuanya dan pertemuan kembali dengan orang tua tersebut begitu dinantikannya.
Abyan, salah satu siswa generasi ke-8 mengakui melalui kegiatan ini, ia bisa melepaskan kerinduan dengan orang tua tercinta.
“Sudah lama tidak berjumpa dan berkomunikasi, saat ini sudah ketemu lagi dengan orang tua. Semoga nanti bisa belajar untuk lebih mandiri,” ungkap siswa asal Pasaman Barat ini.
Sementara itu, orang tua Abyan merasa terharu dapat kembali bertemu dengan sang putra dan bersyukur anaknya bisa diterima di MAN ICPP.
“Kami orang tua selalu berdoa dan optimis bahwa anak kami masuk ke MAN Insan Cendekia ini untuk perubahan karakternya. Semoga anak kami tetap sehat dan semangat serta berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Kami juga berharap kedepannya anak kami bisa menjadi generasi yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAK-nya,” ucapnya.* (Dodi)