Padang, Humas--Proses penyelenggaraan ibadah haji 1446H/2025M sudah diambang pintu. Sesuai rencana perjalanan haji, jemaah akan diberangkatkan ke tanah suci tanggal 2 Mei 2025 dari Embarkasi Padang.
Namun ada yang berbeda dari proses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, pemerintah menetapkan jemaah haji Indonesia diterbangkan dengan tiga maskapai, Garuda Indonesia, Saudi Arabia dan Lion Group. Untuk Embarkasi Padang (PDG) dan Banjarmasin(BDJ) diterbangkan dengan lion air.
Hal ini dibenarkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemeterian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mahyudin didampingi Kabid PHU, M. Rifki usai menutup Bimtek PPIH Kloter di Asrama Haji Padang. Ia mengatakan musim haji tahun-tahun sebelumnya, jemaah Embarkasi Padang diterbangkan bersama garuda Indonesia tetapi tahun ini dengan Lion Air.
"Pemerintah telah menetapkan jemaah haji Embarkasi Padang, Sumbar dan Bengkulu tahun ini akan diterbangkan dengan maskapai lion group. Ada dua embarkasi, Padang dan Banjarmasin. Ini harus kita terima dan dilaksanakan dengan sebai-baiknya,"ungkap mahyudin, Rabu (19/3).
Kakanwil juga mengakui dengan ditetapkan lion sebagai pesawat jemaah Sumbar, telah menimbulkan beberapa opini dimasyakat. Apalagi imej di masyarakat pesawat lion air boleh dikatakan sering mengalami keterlambatan dalam penerbangan domestik, identik dengan delay.
"Kita tak bisa pungkiri isu yang berkembang di tenga-tengah masyarakat, pesawat lion sering mengalami keterlambatan. Hal ini tentu berbeda dengan pesawat yang akan mengangkut jemaah haji karena sistim cateran atau booking time," terang Kakanwil.
Disampaikan Kakanwil, pihak Kementerian Agama sudah melakukan audiensi dengan Direktur Utama Super Airjet (Lion Group), untuk penerbangan domestik menggunakan sistim conecting. Ketika satu titik mengalami gangguan akan berdampak pada penerbangan lain.
"Berbeda dengan pesawat yang akan mengangkut jemaah haji mereka menggunakan pesawat yang sama, ketika jemaah sudah sampai di Jeddah atau Madinah pesawat itu akan balik lagi menjemput jemaah haji berikutnya," terang Kakanwil.
Ketika terjadi gangguan timpal Mahyudin, pihak maskapai akan mengganti dengan pesawat cadangan. Jadi kemungkinan untuk menghambat penerbangan jemaah haji itu sangat kecil kemungkinan. "Jadi jemaah haji tidak perlu khawatir," peannya.
"Untuk penerbangan haji ini, lion menggunakan pesawat airbus 330 dengan kapasitas 423 jemaah, berbeda dengan pesawat Garuda Indonesia dengan kapasitas 393 orang. Ini akan mengurangi jumlah kloter, dari 17 sebelumnya menjadi 15 kloter," terang Kakanwil.
Dengan adanya perubahan maskapai penerbangan ini Mahyudin mengimbau seluruh jemaah haji tidak usah khawatir. Karena pola untuk penerbangan jemaah haji akan berbeda dengan pola penerbangan domestik, pungkas Kakanwil. risna