Madinah, Kemenag--Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan bahwa Pemerintah Arab Saudi memastikan, visa yang bisa masuk ke Mekah dan Masyair atau Armuzna adalah visa haji.
Hal ini ditegaskan Kepala Daerah Kerja Kadaker) Madinah, Ali Machzumi kepada tim Media Center Haji, Selasa 28 Mei 2024 di Kantor Daker Madinah. Visa ini katanya, baik visa haji reguler maupun haji khusus, termasuk visa haji mujamalah.
Terkait adanya pemeriksaan di cek poin, Kadaker membenarkan adanya pemeriksaan bagi jemaah haji di lokasi miqat Ali Ali atau Masjid Zulkhulaifah. ”Dan memang itu sudah menjadi kebijakan yang ditetapkan Arab Saudi,” kata Ali.
Selain itu, razia juga dilakukan polisi di perbatasan Madinah-Makkah di wilayah Jumum. Mayoritas terhadap rombongan jemaah yang meluncur dari Madinah.
Sementara itu, terkait soal kabar razia yang dilakukan pemerintah Arab Saudi, Ali belum berani mengonfirmasi. Sebab, sejauh ini belum ada laporan resmi.
Namun, dia membenarkan bahwa saat ini polisi setempat memang sedang gencar memblokade para jemaah tanpa visa haji untuk masuk Makkah.
Menyikapi hal ini PPIH mengimbau jemaah haji untuk menggunakan visa resmi haji. ”Sekali lagi, kami mengimbau agar Warga Indonesia tidak sekali-kali berhaji tanpa memakai visa haji. Mengingat risikonya yang sangat banyak,” kata Ali mengingatkan.
Kadaker juga menjelaskan, banyak sanksi yang akan diberikan kepada jemaah yang tidak memakai visa haji resmi. Salah satunya adalah potensi terkena denda hingga 10 ribu riyal atau setara Rp 42 juta.
Selain itu, jemaah tanpa visa haji juga berpotensi ditahan sementara oleh polisi Arab Saudi selama musim haji berlangsung.
"Sanksi lainnya mereka juga akan dideportasi dan masuk daftar cekal. Jika terkena cekal, mereka tidak boleh masuk ke Arab Saudi minimal 10 tahun,” pungkas Ali.
Sebagai informasi hingga hari ini, jemaah haji Indonesia yang berada di Madinah masih didorong menuju Kota Makkah. risna