John Kenedy Azis Dorong Kwantitas Ponpes Unggulan Sekelas MAN IC di Sumbar Meningkat

Pasbar (Humas)- Pendidikan Islam jangan sampai kalah dengan lembaga pendidikan lain di bidang ilmu apapun, namun tetap memperkuat akidah siswa/santrinya, sehingga nantinya dapat menjadi tokoh yang kuat agamanya.

Dorongan ini dikemukakan John Kenedy Azis saat hadir bersama Kakanwil H Helmi didampingi Kabid Papkis H Naharudin, dalam acara Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) di Ponpes Salafiyah Darul Hadist Pasaman Barat Jum’at (22/09) petang pukul 15.20 WIB. 

Kegiatan Ngopi bersama Mitra Kemenag ini bertempat di Aula Utama Ponpes Darul Hadist. Dihadiri Kakankemenag Kabupaten Pasaman Barat H Ralli Tasman, Pimpinan Ponpes diwakili Pengurus Yayasan Irwan, guru MDT, LPQ, PPS se Kabupaten Pasaman Barat.

Sebelumnya, meskipun sempat diguyur hujan, rombongan disambut meriah dengan pertunjukan Silat yang disuguhkan santriwan PP Darul Hadist, dan ratusan santriwan/santriwati yang mengenakan seragam pramuka. Mereka tampak antusias berbaris rapi di sepanjang jalan masuk gerbang Ponpes menyanbut kedatangan legislator serta rombongan.

John Kenedy mengingatkan pendidik, para ustadz/ustadzah ponpes  mengafirmasi softskill dan hardskill santri didukung nilai nilai keislaman sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman.

Namun demikian John Kenedy  mengaku cukup memahami kendala yang dihadapi oleh banyak lembaga  pendidikan agama dan pendidikan keagamaan untuk meningkatkan kualitas santri/siswa, termasuk perihal keterbatasan anggaran.

Namun menurutnya hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan metode pengajaran yang mengedepankan etika berbasis nilai keislaman yang nantinya berdampak positif terhadap peserta didik.

Karena itu memperkuat pendidikan Islam, sebutnya, pemerintah dalam hal ini Kemenag RI bersama DPR membuat Program Ngopi guna mengetahui permasalahan di lapangan serta menemukan formulasi baru untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam.

"Aspirasi dan referensi bahkan rekomendasi dari masyarakat dan tokoh pendidikan Islam hari ini, kami tampung untuk dibahas di tingkat pusat nantinya," terangnya.

Ia mengatakan kegiatan tersebut selain dapat mendorong dan memberi motivasi para pendidik ponpes Darul Hadist, juga sebagai wadah  berdiskusi untuk kemajuan pendidikan agama Islam.

"Untuk itulah kami mengundang tokoh masyarakat dan pendidikan, guru, serta pihak lainnya dalam gelaran ini. Mari sumbangkan pikiran dan gagasan bapak dan ibu sehingga menjadi solusi progresif menjawab persoalan pendidikan Islam itu sendiri," katanya.

Pihaknya menginginkan republik ini,  memiliki seorang ahli teknik, hukum, medis, ekonomi, sains yang imannya kuat, Islamnya kuat.

“Untuk itu, dengan hadirnya semua pihak terkait pada program Ngopi ini,  kita ingin alumni ponpes, akan lahir nanti manusia manusia atau pekerja pekerja yang siap memikul tantangan  bangsa dipundaknya kedepan. Jika tidak, tentu akan berantakan republik ini, ” Katanya.

Legislator asal Padang Pariaman ini menuturkan saat ini ponpes telah menjadi tujuan utama pendidikan di Indonesia. 

Maka wajar, John Kenedy Azis sangat ingin sekali alumni pondok tidak kalah dari lembaga pendidikan umum lainnya dan bersaing dengan Perguruan tinggi ternama baik dalam atau pun luar negeri.

Politisi partai Golkar ini mewanti wanti dan mengajak para pendidik di ponpes untuk berbenah, terlebih dalam menghadapi bonus demografi di masa datang.

Selama ini, menurutnya pendidikan agama Islam dinilai masih kalah saing dari pendidikan umum lainnya. Namun hari ini mindset itu terkikis seiring perkembangan zaman, sudah banyak bermunculan alumni ponpes yang menjadi tokoh nasional dan orang hebat di Indonesia.

Misalnya saja siswa madrasah MAN IC Padang Pariaman dalam jangka tujuh tahun mampu masuk 50 besar terbaik tingkat SLTA se-Indonesia. 

“Ini kan sungguh membanggakan. Mereka sudah sanggup bersaing, dengan alumni MAN IC Padang Pariaman, 100 persen diterima di perguruan tinggi Indonesia. Bahkan 20 persen dari perguruan tinggi diantaranya perguruan tinggi ternama seperti UI, ITB, UGM, dan lainnya.”Imbuhnya.

Pertanyaannya, tentu tidak cukup mengandalkan MAN IC saja. Sementara faktanya, terhitung MAN IC hanya sanggup menampung 120 siswa dari 2 ribuan yang telah mendaftar.

Untuk itu legislator yang akrab disapa Ajo ini menyebut lembaga pendidikan agama lainnya di Sumbar seyogyanya juga punya semangat yang sama untuk membangun lembaga pendidikan sekelas MAN IC.

“Disinilah mutu pendidikan perlu terus digalakkan, digerakkan. Kehadiran saya disini, meminta sumbangsih pemikiran yang bisa menjadi rekomendasi untuk membuat sebuah regulasi dan aturan yang baku untuk kemajuan pendidikan agama Islam,” tutupnya.(vera)

 


Editor: -
Fotografer: -