Padang (Humas)- Mewakili Kakanwil, Ketua Tim PAI Paud Dikdas Bidang Papkis H Syahrizal menghadiri Kegiatan Lokakarya dan Pengukuhan Pengurus Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Provinsi Sumbar Periode 2024 – 2027, di Aula Istana Gunernur Sumbar, Kamis, 21 November 2024.
Dikukuhkan Plt Gubernur Provinsi Sumbar diwakili Kabid P-SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar H. Ariswan. Turut hadir Ketua Tim PAI menengah Muslimah, Ketua DPW AGPAII Sumbar Rimelfi, Kasi PAI beberapa Kab/Kota, Pengurus DPW AGPAII Sumbar, FKG, KKG, MGMP PAI TK, SD, SMP, SMA, SMK Sumbar, masing- masing 10 orang serta Perwakilan Pengawas PAI Kab/Kota.
Hadir sebagai pemateri, Syahrizal membahas tentang Kemitraan Sekolah dan Orang tua dalam membentuk Karakter anak menurut Al-Qur’an.
H Syahrizal menjelaskan selain menyadari betapa pentingnya kemitraan antara sekolah dan orang tua dalam pendidikan anak, juga perlu mengetayoersn orang tua dan sekolah dalam membentuk karakter anak serta menyadari nilai-nilai dalam Al-Qur’an yang mengarahkan pendidikan karakter anak.
Menurutnya pendidikan karakter dapat membentuk akhlak dan perilaku anak agar sesuai dengan norma agama dan sosial. Sehingga pada akhirnya mereka terbentuk menjadi individu yang berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
"Dalam hal ini peran orang tua dan sekolah berfungsi sebagai agen pembentuk karakter anak yang saling melengkapi,” ujarnya.
Sedikitnya tiga catatan penting bagi orang tua yang ditekankan H Syahrizal dalam pendidikan karakter. Pertama, pendidikan pertama dirumah. Dimana rumah sebagai tempat pertama bagi anak untuk belajar. Dan orang tua sebagai teladan pertama bagi anak.
Kedua, mengajarkan nilai-nilai moral dan agama. Hal ini menjadi krusial bagi orang tua untuk mengajarkan dasar dasar akhlak, adab dan ajaran Islam sejak dini.
Terakhir, mendidik dengan kasih sayang. Dikatakan H Syahrizal dalam Al-Qur’an Surah Luqman (31;14 mengajarkan pentingnya kasih sayang.
Sementara peran sekolah dalam pembentukan karakter, diuraikannya dalam tiga poin utama. Pertama, sekolah sebagai lembaga pendidikan. Hal ini relevan mengingat sekolah sebagai tempat anak memperoleh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter dan pendidikan yang mengutamakan pembentukan akhlak dan mentalitas yang baik.
Kedua, Kolaborasi dengan orang tua. Dalam konteks ini dinilai Syahrizal sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan keselarasan dalam pendidikan.
“Bahkan dalam surah Al Alaq (96:1-5) pendidikan sebagai proses yang tidak terpisahkan dari Wahyu Allah yang memberi cahaya dalam pendidikan,” terangnya.
Ketiga, guru harus mampu sebagai contoh teladan di sekolah, sebagai role model atau Uswatun Hasanah bagi peserta didiknya dengan mengajarkan nilai islami dalam perilaku sehari hari.
Disamping itu H Syahrizal menyebut perlu menerapkan langkah langkah membangun kemitraan sekolah dan orang tua. Selain melalui komunikasi yang terbuka, juga perlu didukung dengan keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah dan pendidikan yang seimbang. Dengan kata lain menyeimbangkan antara pendidikan akademik di sekolah dengan pendidikan karakter dan moral di rumah.
Selain itu, kemitraan sekolah dan orang tua, dipandang H Syahrizal sudah diatur sedemikian sempurna dalam ayat Alqur’an .
Misalnya saja Surah At Tahrim (66:6) yang menjelaskan Islam mendorong pentingnya kerja dama. Hal ini dimaknai sebagai sinergi antara orang tua, guru dan masyarakat untuk mencetak generasi yang berkualitas.
Kemudian juga, kolaborasi dalam membangun karakter. “Jadi orang tua dan sekolah harus bekerja sama mendidik anak agar memiliki Karakter yang baik, bertanggung jawab dan berakhlak mulia,” katanya.
Lebih dalam, lanjut Syahrizal model kemitraan dalam Alquran, jelas tertuang dalam surah Al-Furqon (25:74).
Terpisah, Kabid Papkis Kanwil Kemenag Sumbar H Joben mendukung sepenuhnya dan secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada jajaran pengurus yang baru saja dikukuhkan Plt Gubernur Sumbar yang diwakili Kabid P-SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar H. Ariswan.
Pihaknya menyadari betapa kehadiran para pengawas PAI menjadi salah satu pilar dalam memperkuat fungsi guru PAI. Joben berharap, kendati tidak bisa hadir secara langsung pada pengukuhan tersebut, pihaknya berharap pengurus bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam periode kepengurusan ini.
“Pengurus bertugas untuk melayani dengan ikhlas. Untuk itu penting meluruskan niat tulus dan ikhlas dalam berkiprah untuk pendidikan agama Islam. Karena jika kita dengan niat ikhlas membantu teman-teman, insyaalah eksistensi guru PAI semakin dirasakan manfaatnya di tengah masyarakat,” pesan Joben.