Padang, Humas – Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (Papkis), Joben, melakukan visitasi langsung ke Perguruan Ar Risalah Islam untuk memantau pelaksanaan Computer-Based Test (CBT) Musabaqah Qira’atil Kutub An-Nasional (MQKN). Kunjungan ini bertujuan memastikan ujian berjalan lancar dan sukses.
“Setelah melihat langsung, pelaksanaan CBT MQKN hari ini berlangsung aman dan sukses,” ujar Joben, didampingi jajaran Ketua Tim Bidang Papkis, Syahrizal dan Efrian. Ia mengapresiasi kesiapan pihak pesantren, termasuk mitigasi risiko seperti antisipasi ketika mendadak listrik padam dengan menggunakan laptop sebagai solusi.
Joben berharap kesuksesan ini dapat dicontoh pesantren lain di Sumatera Barat. Ia juga bangga atas partisipasi tinggi santri Sumbar, menempati peringkat kedua nasional dalam kategori jumlah peserta.
“Ini pencapaian luar biasa, mengingat geografis Sumbar yang lebih kecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa,” jelasnya di hadapan Sekretaris Perguruan Ar Risalah Aslam Hadi dan Kepala Madrasah Perguruan Ar Risalah.
Joben menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari peran aktif penyelenggara di pesantren yang gencar menyosialisasikan program.
“Harapannya, seleksi ini menghasilkan peserta terbaik yang mampu bersaing di tingkat nasional,” tandasnya
Penanggung Jawab CBT MQKN Perguruan Ar Risalah Padang, Layla Yusra menjelaskan perlunya persiapan matang dan antisipasi teknis pelaksanaan ujian. Ujian ini merupakan tahap seleksi awal dengan delapan cabang lomba.
Hari ini, tiga cabang tingkat Wustha diikuti enam peserta (3 putra dan 3 putri), sedangkan lima cabang Ulya diujikan Rabu-Kamis dengan total 10 peserta.
“Setiap sesi berdurasi 90 menit, dibagi dua shift: pagi (09.00-10.30 WIB) dan siang (13.00-14.30 WIB),” jelas Layla. Soal ujian terdiri dari 40 pertanyaan (30 umum dan10 khusus) berbasis pemahaman kitab berbahasa Arab, termasuk aspek Nahwu-Sharaf.
Layla menekankan aturan ketat yang diberlakukan panitia pusat selama ujian, seperti aktivasi kamera wajib dan larangan meminimalkan layar atau membuka tab lain. “Pelanggaran berpotensi diskualifikasi,” tegasnya.
Sementara alumnus Kimia Universitas Unand selaku pengawas ujian CBT memaparkan sejumlah langkah antisipasi terhadap gangguan teknis lainnya. seperti penggunaan laptop (bukan PC) dan cadangan paket internet selain WiFi. “Kami siapkan Chromebox dan notebook agar jika listrik padam, ujian tetap berjalan,” ujarnya.
Ia berharap CBT perdana ini memberi pengalaman berharga bagi pesantren. “Ini pertama kali kami ikut CBT nasional di delapan cabang. Target kami bukan hanya lolos seleksi, tapi juga meningkatkan persiapan yang lebih dini ke depan,” pungkas Layla.
Pelaksanaan CBT MQKN di Ar Risalah menjadi bukti komitmen pesantren dalam menyelenggarakan ujian berbasis teknologi secara profesional. Dengan dukungan penuh dari Kanwil Kemenag Sumbar melalui Bidang Papkis, diharapkan peserta Sumbar mampu menunjukkan prestasi gemilang di kancah nasional. (vera)