Padang, Humas — Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melalui Bidang Pendidikan Madrasah terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pengembangan prestasi siswa madrasah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Hendri Pani Dias, dalam arahannya pada kegiatan apel pagi di lingkungan Kanwil Kemenag Sumbar, Senin (3/11/2025).
Hendri menyampaikan bahwa pada tanggal 10 hingga 14 November 2025, Sumatera Barat akan mengirimkan 17 siswa madrasah terbaik untuk berkompetisi pada Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) yang akan digelar di Provinsi Banten. Para peserta akan mewakili berbagai bidang lomba, di antaranya mata pelajaran Sains dan Pendidikan Agama Islam (PAI), serta kategori Riset yang hasil seleksinya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Menurut Hendri, seluruh peserta yang dikirim telah melalui proses seleksi ketat di tingkat provinsi. Mereka merupakan perwakilan dari madrasah terbaik yang memiliki komitmen tinggi terhadap prestasi akademik maupun pengembangan karakter Islami. “Total peserta yang akan berangkat sebanyak 17 orang, dan masing-masing didampingi oleh pembina yang berpengalaman di bidangnya,” ungkapnya.
Rencananya, pembukaan resmi Olimpiade Madrasah Indonesia akan digelar pada 10 November malam, dan akan dihadiri langsung oleh Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat, H. Edison. Kehadiran pimpinan Kanwil menjadi wujud dukungan penuh terhadap para peserta yang akan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
Lebih lanjut, Hendri mengajak seluruh ASN Kemenag Sumbar untuk memberikan dukungan moril dan doa bagi tim madrasah yang akan berjuang di ajang tersebut. “Semoga tim Sumatera Barat dapat pulang membawa oleh-oleh juara dan mengukir prestasi yang membanggakan bagi kita semua,” harapnya penuh semangat.
Selain membahas Olimpiade Madrasah, Hendri juga menyampaikan bahwa hari ini Kanwil Kemenag Sumbar kedatangan tamu penting dari Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais), yaitu Direktur Penais bersama rombongan. Kunjungan tersebut dalam rangka uji publik terkait pendekatan layanan berbasis cinta yang tengah digalakkan oleh Kementerian Agama.
Pendekatan layanan berbasis cinta ini, jelas Hendri, merupakan gagasan dari Menteri Agama yang menekankan pentingnya pendekatan hati dalam setiap layanan dan pembelajaran. “Di era sekarang, banyak masalah sosial dan konflik yang muncul hanya karena pemantik kecil. Karena itu, penting bagi kita membangun jembatan hati dalam setiap interaksi, baik di lembaga pendidikan maupun layanan publik,” tutur Hendri.
Menurutnya, pendekatan ini sangat relevan diterapkan dalam dunia pendidikan madrasah dan pelayanan umat. Dengan memadukan logika dan hati, diharapkan proses pembelajaran dan pelayanan menjadi lebih menyentuh, membangun empati, dan menumbuhkan rasa saling menghargai. “Kurikulum berbasis cinta bukan sekadar slogan, tetapi metode untuk membangun karakter bangsa yang damai dan berakhlak,” ujar Hendri.
Menutup arahannya, Hendri mengajak seluruh jajaran untuk memulai pekan kerja dengan niat ikhlas dan semangat kebersamaan. Ia berharap seluruh kegiatan dan program yang dilaksanakan dapat menjadi amal saleh dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. “Mari kita awali minggu ini dengan niat yang tulus, bekerja sepenuh hati, dan memberikan yang terbaik untuk Kementerian Agama dan bangsa,” tutupnya. (Aqib)