Padang (Humas)- Kakanwil H Mahyudin terima kunjungan Pimpinan Pondok Pesantren Kuno Tahfizul Qur'an dan Ilmu Hadist Barokah Madinah Al-minangkabawwi KH Zulkifli Ahmad Jundim Lc di ruang kerja Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Barat, Kamis (11/07/2024).
Kakanwil Mahyudin menyambut baik kunjungan tersebut. Mahyudin menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat datang kepada kyai dan istri yang sudah berkenan datang dan bersilaturahmi ke Kanwil Kemenag Sumbar.
Ia berharap kedepan semakin terbangun komunikasi dan koordinasi yang intens antara Kemenag dan pondok pesantren yang ada di Sumbar. Baik itu pondok pesantren salafiyah atau pun khilafiyah.
Menurut Kakanwil Mahyudin semakin menjamur pondok pesantren di Sumbar, menandakan keberhasilan lembaga Kemenag sebagai pihak pembina, dan sinergitas juga kolaborasi dengan seluruh instansi terkait berjalan baik.
Didampingi Yohanis mewakili Plt Kabid Papkis dan Fauziyah kunjungan itu juga dihadiri H Ismail Usman Mantan Kakanwil Kemenag Sumbar.
Dalam kesempatan tersebut Kyai Zulkifli Ahmad Jundim menyampaikan maksud dan tujuan silaturrahmi adalah terkait kelanjutan IJOP pondok pesantren yang baru saja terbit Piagam Statistik Ijopnya tanggal 28 Juni 2024. Sekaligus juga menyampaikan visi misi dan program Ponpes yang diutarakannya dihadapan Kakanwil.
“Kami berterima kasih, atas terbitnya ijin operasional ponpes ini. Semoga kedepan bisa memberikan kontribusi besar bagi masyarakat sekitar dan umat pada umumnya,” katanya.
Pemilik Barokah Madinah Travel Jakarta ini menginginkan ponpes yang berpusat di Kawasan wisata pemandian alami Jl.Pendawa No 1 Lubuk Bonta Tarok City Kab.Padang Pariaman bisa menjadi pencetak alumni santri yang tidak saja menguasai bahasa arab dan hadist namun juga bisa menjadi lokomotif pencetak para pembimbing ibadah haji dan umrah.
Pria kelahiran Pariaman 22 Januari 1966 ini memiliki visi dan misi yang cukup visioner. “Harapan saya, satu desa atau satu nagari, satu orang hafiz Al-Qur’an, bisa menghafal 1000 hadist dan jago berbahasa Arab. ” imbuhnya.
Disamping itu juga membeberkan sejumlah alasan penamaan ponpes kuno yang digagasnya. “Ini kita ingin mambangkik batang tarandam. Saya ingin generasi santri Sumbar ini menjadi kader ulama yang benar-benar tangguh.” Ungkapnya.
Menurutnya untuk mendalami ilmu agama, secara filosofisnya semakin kuno akan semakin bagus. Sementara untuk urusan dunia, semakin modern, akan semakin bagus.
Ibarat meminum air pada hulunya, pasti sangat original dan terjamin kebersihannya. Begitu pula dengan agama. Semakin kuno, semakin bernilai. Kyai Zulkifli meyakini jika agama yang dihidupkan, maka dunia akan mengikuti dengan sendirinya.
Kesungguhan santri dalam mendalami agama, menjadi kunci lahirnya ulama ulama yang bernas dimasa depan.
Pihaknya bersyukur, kendati terbilang masih sangat baru, saat ini santri ponpesnya sudah mencapai puluhan orang. “Mereka datang dari berbagai kabupaten/kota di Sumbar.” Ujarnya.
Pengalaman berdakwah ke berbagai belahan dunia, memperkuat motivasinya untuk membangun anak anak dari ranah Minang menjadi ulama ulama yang bisa dikenal di nasional dan internasional.
Sedikitnya ada empat target yang bisa diterapkan santri dalam proses pembelajaran di pondok. Selain menghafal Alquran 30 juz dengan makhrijul huruf yang benar dan menghafal minimal seribu hadist dengan tiga kitab yang ditentukan untuk basicnya, santri juga harus menggunakan percakapan bahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan sehari hari.
“Percakapan menggunakan bahasa Arab pada siang hari dan percakapan bahasa inggris untuk malam hari.” Tukasnya.
“Kalau ini dikuasai anak anak Sumatera Barat, bukan tak mungkin 60 persen dunia bisa dikuasai. Insyaallah tidak akan ada pengangguran, tidak akan meminta kerja.” Jelasnya lagi.
Namun demikian, bagi para santri yang memiliki kelemahan dalam menghafal, akan disatukan dalam sebuah kelas khusus yang dinamai kelas muthawwif.
“Disana mereka akan mempelajari dan mendalami bab Mekkah dan Madinah. Mempelajari bab haji dan umrah, ujarnya.(vera)