Samarinda, Humas--Setelah berjuang penuh dalam Musabaqah Fahmil Quran (MFQ), langkah kafilah Sumbar harus terhenti di babak semi final. Mereka harus mengikhlaskan provinsi tetangga, Riau melenggang ke babak final.
Perjuangan Kafilah Sumbar ini juga disaksikan Kakanwil Kemenag Sumbar diwakili Kabid Penais Zawa, Yufrizal, Ketua Harian LPTQ, M. Ridho Nur, Kabag Kesra Bina Mental, Hendri Hasbullah, Ketua Tim Kerja SBI Musabaqah Alquran dan Hadis, Afrizal serta pendamping dan ofisial.
Suasana haru tak terelakkan usai pertandingan. Kekalahan kafilah Sumatera Barat pada semi final sangat tipis, hanya 70 poin. Riau 1140, Sumbar 1070. Sementara sebelumnya Sumbar berhasil unggul dengan nilai 1.270, Riau 1040, dan Jawa Barat 980.
Menurut Pelatih MFQ, Okta Veldi Andika, perjuangan tim fahmil memang cukup berat dari awal. Walaupun cuma TC (Training Center) 4 kali dan karantina selama seminggu di Payakumbuh, tapi kegigihan tim fahmil sangat luar biasa.
"Dengan segala keterbatasan bahan yang kita miliki tetapi semangat perjuangan anak-anak sangat luar biasa. semua bahan MFQ dapat mereka serap semua dan tentu itu tidak sedikit," ungkap Veldi, Jumat (13/9).
Diakui Veldi, ketika babak penyisihan, sempat ada sedikit keraguan antara pelatih dan peserta, diakui, Jawa Timur lawan yang sangat berat . "Tidak bisa dipungkiri lawan memiliki kisi-kisi dan materi baru dalam perlombaan. Kita hanya bermodalkan silabus yang dibagikan ke seluruh provinsi," jelasnya.
Namun syukur Alhamdulillah, imbuh salahsatu pimpinan MAN ICBS Payakumbuh ini, Allah mentaqdirkan tim Sumbar menang dan bisa mengalahkan lawan terberat dari Jawa Timur, sehingga optimis di babak semi final.
"Seblum tampil di babak semifinal, saya dan anak-anak sangat optimis. semua bahan yang dirasa kurang terus kami perdalami. hingga rasa optimis dalam diri anak-anak dan saya sebagai pelatih semakin kuat," aku pria lulusan Mesir ini.
Diuraikan Veldi, saat tampil di semi final melawan Jawa Barat dan Riau, awalnya berjalan dengan baik, semua strategi dan persiapan berjalan mulus. Sumbar unggul di babak soal paket, bahkan menjawab 4 soal lemparan.
Tapi apa mau dikata, babak rebutan, soal yang sebenarnya dapat dijawab dengan baik akhirnya berakhir dengan kesalahan. sehingga nilai yang awalnya sudah cukup aman, terpaksa dikurangi.
Diakui Veldi yang sudah banyak mencetak peserta fahmil ini, kondisi tim fahmil terdiri dari Hari Mulia, Imam Ashfa Muhammad dan Muahmmad Fadhli Zil Ikram, awalnya sangat terpukul dan kecewa.
"Awalnya memang berat bagi mereka menerima kekalahan karena mereka bukan kalah dari wawasan dan persiapan, tapi karena kesalahan sendiri. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah mulai move on (bangkit) kembali," katanya.
Karena sebnarnya sambung Veldi, ilmu yang mereka dapatkan dalam belajar selama ini bukan semata untuk diperlombakan. tapi awal persiapan mereka untuk menjadi ulama Sumatra Barat yang berwawasan dan berilmu luas.
"Setelah ini kedua anak kita, Imam dan Hari lulusan Ponpes Diniyah Pasia Agam akan berngkat ke Mesir untuk melanjutkan studi nereka di universitas Al Azhar Mesir. sedangkan Fadhli masih kelas 12 di ICBS Payakumbuh," tutur Veldi.
Atas nama pelatih Veldi ohon maaf kepada masyarakat sumatra Barat, karena telah gagal dalam menyumbangkan emas dari cabang Fahmil. "Semoga kedepan ini semua dapat dijadikan 'ibaroh atau pelajaran bagi kita semua," pungkasnya. Rinarisna