Kemenag Pasaman Turun Ke Sekolah-Sekolah Bawa BRUS

Pasaman, Humas--Program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) menjadi handalan Kementerian Agama dalam tujuan mencegah perkawinan dini.

Senin (11/11), Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Yasril turun ke SMAN 1 Panti memberikan pemahaman, edukasi secara agama kepada pelajar akan pentingnya mencegah diri menikah di usia dini, apalagi masih bersekolah. Dengan mengemasnya melalui program BRUS.

Yasril mengatakan, bahwa efek dari program BRUS ini diharapkan tercegahnya pernikahan dilaksanakan pada usia yang belum matang. Karena, BRUS memberikan edukasi pendidikan, perkawinan, dan kesehatan. Dan ada beberapa manfaat positif yang bisa didapatkan para siswa dari kegiatan BRUS, antara lain menyiapkan diri menuju masa depan, serta mendapatkan banyak manfaat positif lainnya.

Sambung Yasril, para remaja akan bisa faham terhadap resiko dari kawin dini, andaikan dilakukan. Baik itu dari ketahanan keluarga maupun dari segi kesehatan reproduksi.

Kakan memaparkan, dari BRUS remaja diajak mengasah terus kemampuannya dan mengikis sedikit demi sedikit yang menjadi kekurangannya. Disamping itu mereka diajak untuk menentukan prinsip hidup, karena remaja yang tidak punya prinsip hidup akan menjadi remaja yang labil, dan mereka tidak akan mampu meramu cita-citanya dalam jangka sepuluh sampai dua puluh tahun kedepan.

Dari BRUS juga diakui Yasril membimbing anak remaja menjadi generasi yang keren Qur'ani, dimana generasi ini telah dicontohkan oleh para nabi dan rasul Allah SWT. Sebut saja seperti nabi Muhammad SAW, Nabi Daud AS, Nabi Isa AS, Yahya AS, Nabi Yusuf AS bahkan sampai kepada Lukmanul Hakim.

Katanya kembali, tidak dinafikan masih terjadinya perkawinan dini di ranah Pasaman diakibatkan pergaulan bebas, juga disebabkan pengaruh tayangan-tayangan yang tidak pantas melalui media sosial. Maka, disini peran Kementerian Agama Kabupaten Pasaman giat melaksanakan pembinaan kepada peserta didik di sekolah-sekolah. Yunedi/Yusuf AS AZ


Editor: Yusuf AS AZ
Fotografer: Yunedi