Humas - Hari Santri 2024, yang jatuh pada 22 Oktober 2024 merupakan yang kesepuluh sejak pertama kali ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2015 lalu.
Dalam rentang sepuluh tahun tersebut, Pemerintah Republik Indonesia terus mendorong Pondok Pesantren tumbuh sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya. Santri yang modok tidak hanya diajari ilmu agama, akan tetapi dibekali berbagai keterampilan. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Kemenag kabupaten Solok dihadapan Bupati yang diwakili Asisten II dan Forkopimda usai upacara peringatan Hari Santri 2024, Selasa (23/10).
"Pemerintah mendorong Pondok Pesantren untuk membekali santri dengan ilmu pengetahuan umum, teknologi dan berbagai keterampilan melalui berbagai keterampilan dalam beberapa program yang tersebar di beberapa Kementerian. Begitu juga sarana dan prasarananya juga dibangunkan oleh pemerintah," sebut H. Zulkifli.
Dijabarkan oleh Kakan Kemenag, selain Kementerian Agama lembaga lain yang ikut meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) santri maupun pengasuh dan tenaga kependidikan di pondok pesantren diantaranya Kementerian Pendidikan, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian PUPR, Legislatif (dana Pokir DPR-RI), Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten hingga BAZNAS.
"Peningkatan SDM yang diberikan berupa pelatihan, pendampingan baik berbentuk workshop / lokakarya hingga yang berkelanjutan seperti oleh Kemenaker melalui Balai Latihan kerja (BLK) yang telah dibangun pada beberapa madrasah di Kabupaten Solok," ulas H. Zulkifli.
Kakan Kemenag mangatakan, dalam tiga tahun kepemimpinan sejak November 2021 lalu pihaknya selalu berupaya Pondok Pesantren di Kabupaten Solok untuk terus maju dan berkembang dengan menjangkau lembaga-lembaga yang memiliki program pembangunan baik SDM maupun sarana dan prasarana.
"Di Kementerian Agama sendiri selain menyediakan beasiswa santri juga beasiswa untuk para pengasuh dan tenaga pendidik pondok pesantren dan tujuannya meningkatkan SDM tenag pendidik pondok pesantren," terang Kakan Kemenag.
Saat ini di Kabupaten Solok terdapat 20 Pondok Pesantren yang terdiri dari tujuh pondok Salafiyah dan 13 pondok Khalafiyah, sebagian besar sudah pernah menerima bantuan dari berbagai lembaga pemerintah dalam berbagai program.
"Salah satu kuncinya adalah tertib administrasi dan akurasi data oleh pondok pesantren, sejak awal ini yang selalu kita tekankan pada pengasuh dan pengelola, tentang pentingnya arsip dan pengelolaan data baik secara digital / online maupun bukti fisik / manual karena lembaga pemberi bantuan akan melihat data tersebut," tukas Kakan Kemenag.
Kepada Pemerintah Kabupaten Solok melalui Asisten II bersama Forkopimda usai upacara Hari Santri, Kakan Kemenag berharap dukungan semua pihak untuk kemajuan Pondok pesantren di Kabupaten Solok kedepannya. Fendi