KKMI Sumbar Gelar Workshop, Begini Kata Lima Kamad Ibtidaiyah Perkuat Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta

Padang, Humas- Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan Workshop Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), Jumat (19/09/25) di Ballroom Nantongga Grand Basco Hotel.

Kegiatan yang dibuka Plt Kakanwil Kemenag Sumbar Edison ini mengusung tema “Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran Mendalam Kita Wujudkan Siswa Santun Berprestasi dan Madrasah Unggul Mendunia”.

Workshop ini menegaskan komitmen para tenaga pendidik di lingkungan Kementerian Agama untuk menerapkan kurikulum yang tidak hanya mengejar kecerdasan akademik, tetapi lebih menekankan pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa melalui pendekatan penuh cinta dan kasih sayang.

Lilis Suryani, Kepala MIN 3 Padang, menyambut baik inisiatif KBC yang digulirkan oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar. Menurutnya, pemahaman mendalam tentang KBC sangat dibutuhkan para pendidik.

“Sebetulnya untuk pemahaman tentang KBC ini sangat-sangat dibutuhkan sekali. Kendati awalnya sudah ada guru yang menerapkan. Tetapi dengan digulirkan secara resmi, diharapkan akan semakin bagus untuk pembentukan karakter anak hingga mereka dewasa,” ujar Lilis.

Ia menjelaskan, esensi KBC adalah menanamkan rasa kasih dan sayang kepada Allah, Nabi, sesama, dan lingkungan. Dengan guru yang memahami KBC, maka akan lebih mudah bagi siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi artinya hari-harinya dia paham, mana yang salah dan mana yang benar. Jika dilakukan dalam keseharian oleh seluruh elemen madrasah, maka itu akan menjadi habit atau kebiasaan yang tidak terlupakan. Intinya, KBC bagus untuk penanaman akhlak,” tuturnya.

Pendapat senada disampaikan Hisfa Febrianti, Kepala MAN I Pasaman Barat. Ia melihat nilai-nilai sikap siswa terhadap guru dan teman sebaya telah mengalami penurunan.

“Dengan cinta dan kasih sayang yang diberikan guru kepada siswa, diharapkan dapat mempengaruhi karakter dan habit anak-anak sejak dini,” kata Hisfa. Ia mencontohkan, nilai-nilai cinta dalam pembelajaran dapat digunakan untuk meminimalisir perilaku bullying dengan mengambil contoh yang relevan bagi siswa.

M. Yusuf, Ketua KKMI Provinsi Sumatera Barat, menuturkan bahwa perubahan kurikulum adalah keniscayaan yang beriringan dengan perkembangan zaman.

“Perkembangan teknologi yang semakin pesat harus dibarengi dengan nilai-nilai dalam setiap pembelajaran. Jadi penekanannya bukan hanya pada kecerdasan intelektual, tapi lebih jauh untuk membina akhlak serta rasa empati anak,” jelas Yusuf.

Ia menegaskan bahwa KBC memiliki substansi yang lebih mendalam dari sekadar pendidikan karakter biasa, karena menjadi pembiasaan dan kebutuhan bagi siswa untuk melakukan hal-hal yang baik. Diharapkan, anak-anak yang kini berusia 6-12 tahun, pada saat dewasa nanti telah memahami betul pentingnya karakter dan empati dalam kehidupan berbangsa.

Darwis, Kepala MIN 2 Pesisir Selatan yang juga merupakan panitia pelaksana workshop, KBC hadir menyempurnakan Kurikulum Merdeka. Ia memandang KBC menekankan pada bagaimana guru mengajar penuh dengan cinta.

“Kurikulum KBC menyempurnakan Kurikulum Merdeka. Terlebih dengan maraknya kasus bullying akhir-akhir ini, diharapkan KBC dapat menekankan pada pembentukan karakter siswa madrasah yang lebih baik,” ujar Darwis.

Harapannya, peserta workshop dapat memahami konsep KBC, mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan KBC, dan tercipta komitmen bersama untuk mengimplementasikannya di masing-masing madrasah.

Yarisman, Kepala MIN 1 Payakumbuh, menekankan bahwa kunci keberhasilan KBC terletak pada perubahan mindset guru terlebih dahulu.

“Dengan tekad dan komitmen mau berubah, mau berbagi, mau berkolaborasi, insyaallah KBC bisa berdampak signifikan. Intinya dimulai dari mindset guru” ujarnya.

Yarisman meyakini bahwa jika guru sudah mengajar dengan cinta, maka akan tumbuh rasa sayang dan kepedulian untuk melihat anak didiknya berprestasi dan tumbuh dengan baik.

“Bahkan kalau sudah cinta, sampah pun tidak akan ada ditemukan di lingkungan madrasah, perilaku bullying pun jauh dari madrasah. Insyaallah madrasah akan maju dan tercapailah ikon madrasah bermutu dan mendunia,” pungkasnya penuh harap.

Ia menyampaikan ungkapan terimakasih mendalam dengan optimisme atas dukungan penuh dari Plt Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar. “Ini tentunya akan mendorong pertumbuhan KBC di semua stakeholder madrasah, mewujudkan visi madrasah bermutu, unggul dan mendunia.”tutupnya.(vera)


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: Nadila