Kloter 09 Masuk Asrama, Sekretaris PPIH Ungkap Tiga Catatan Penting

Padang, Humas--Jemaah kloter 09 gelombang kedua memasuki asrama hari untuk menjalani serangkaian proses akhir sebelum akhirnya diterbangkan ke tanah suci, Jum’at (17/05/25) pukul 15:50 WIB. Jemaah asal Bukittinggi dan Kota Solok ini akan diterbangkan 18 Mei 2025, esok hari pukul 18.50 WIB dan sampai di Jeddah 19 Mei 2025, pukul 00.00 WAS. 

Kehadiran jemaah disambut oleh PPIH Embarkasi Padang. Hadir Kabid PHU M Rifki selaku Sekretaris PPIH, Kabid Penaiszawa H Abrar Munanda, Ketua DWP Ny Rosnimar Mahyudin selalu Koordinator Konsumsi, Lili Fitriani Edison, Susi Prima Yeni, Henti Rifki, Evi Yoskar, Uswatman dan Tim Shalawat serta P3IH lainnya.

Sekretaris PPIH mengingatkan kepada seluruh petugas haji, untuk menjalankan tugas sepenuh hati. Menurutnya melayani jemaah adalah kadang pahala menuju surga. “Kita ini adalah petugas petugas yang melayani tamu Allah, insyaallah kalau ikhlas surga balasannya, “ ujar Rifki saat ditemui humas. 

Kepada jemaah Rifki memberikan sejumlah catatan penting terkait imbauan dari Kemenag RI dalam menyukseskan penyelenggaraan haji 2025. Khususnya perjalanan jemaah haji gelombang kedua hingga di tanah suci nanti. 

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang memastikan untuk menyesuaikan jadwal keberangkatan jemaah di tiap kelompok terbang (kloter) berdasarkan syarikah pada pelayanan pemberangkatan gelombang kedua ini.

“Pertama kita akan kunci pramanifest itu 5 jam sebelum jemaah take off. Hal itu dilakukan karena ketika setelah dikunci 5 jam sebelum take off, maka ini data yang ada di Siskohat sudah sampai nanti ke direktur pelayanan haji luar negeri.” Sebutnya.

Sehingga dengan data yang di Siskohat tersebut akan memudahkan bagi PPIH di Arab Saudi, untuk memberikan pelayanan kepada jemaah.

“Jadi ketika sebelum take off, 5 jam sebelum take off dapat nanti informasinya, langsung ada pergerakan untuk memisahkan nanti jemaah yang mungkin ada terjadi beda Syarikah.” Katanya.

Syarikah adalah mitra resmi pemerintah Arab Saudi dari pihak swasta yang bertugas memberikan layanan kepada jamaah terkait akomodasi, konsumsi, transportasi dan pergerakan selama menjalankan ibadah.

Kedua Rikfi menjelaskan perlu diinformasikan kepada jemaah bahwa pada musim haji di tahun ini, jemaah haji akan dilayani oleh 8 Syarikah. Karena musim haji tahun ini Pemerintah Arab Saudi menggandeng sebanyak delapan syarikah.

“Jadi kalau tahun sebelumnya dilayani satu syarikah tapi kalau tahun sekarang sudah 8 syarikah. Hal ini bertujuan agar terjadi keadilan atau mungkin juga ingin melibatkan berbagai Syarikah untuk melayani jemaah haji Indonesia.” Terang Rifki.

Sedikitnya ada 8 Serikat dan itu semua sudah ada singkatannya dan juga ada warna-warna tertentu.  Sehingga PPIH di embarkasi itu sudah mulai nanti, ketika ada jemaah yang beda syarikah itu akan diberikan penanda khusus dengan memberikan label stiker di paspor.

“Termasuk juga di tas paspor jemaah diberikan tanda pita berwarna-warni. Tentu saja sesuai dengan warna syarikahnya dan kemudian juga di tas jemaah. Baik tas bagasi besar atau tas koper yang 32 kilo juga kita berikan penanda warna sesuai dengan warna dari Syarikah, “ katanya.

Hal ini akan sangat membantu  dalam rangka ketika nanti jemaah turun di Bandara king Abdul Aziz di Jeddah, memudahkan petugas PPIH Arab Saudi untuk bisa melihat dari jauh. Terutama dari kode warna yang dipakai jemaah di tas paspornya. Baik itu warna hijau, warna merah atau warna ungu.

“Maka nanti hal ini akan memudahkan petugas untuk mengelompokkan jemaah yang berbeda-beda dari syarikah ini, agar pelayanan itu lebih bisa dioptimalkan. “ sebutnya.

Ketiga, dikatakan Rifki bahwa ada ketentuan yang mungkin juga diberlakukan di tahun ini adalah pentingnya keberadaan kartu nusuk. Kartu nusuk berfungsi sebagai paspor kedua bagi jemaah.

Jika untuk mendatangi Arab Saudi ada paspor haji ada visanya, tapi untuk paspor istilahnya untuk bisa masuk ke Masjidil haram untuk bisa melakukan ibadah di Armuzna nanti disediakan namanya kartu nusuk, sambung Rifki.

“Untuk itu kami imbau kepada seluruh jemaah, jangan sampai ada jemaah yang tidak mendapatkan kartu nusuk. Karena kartu nusuk ini sangat penting dan berharga sekali,” sebutnya.

Diketahui, hal itu dilakukan pihak Arab Saudi berdasarkan evaluasi tahun demi tahun cukup banyak jemaah umrah yang berniat melakukan haji, tapi mereka tidak menggunakan visa haji.

Sehingga pada akhirnya hal ini berakibat kepada banyaknya tempat-tempat yang ada di Arafah dan Musdalifah di tempati segelintir orang yang menggunakan visa, namun bukan visa haji.

“Makanya hari ini sangat ketat sekali di Arab Saudi, untuk mengantisipasi hal ini disediakan tentara berpakaian lengkap, agar orang-orang yang tidak memiliki undangan. Tidak memiliki visa haji melaksanakan haji, itu tidak bisa melaksanakan ibadah haji.”tambahnya.

Selain itu kartu nusuk ini prosesnya juga harus masing-masing personal jemaah untuk bisa melakukan proses identifikasi dan juga proses untuk mendapatkan dari kartu nusuk.

“Demikian juga dengan ID card yang sudah yang sudah diserahkan itu jangan sampai tertinggal. Jangan sampai tertukar apalagi hilang nah ini sangat penting keberadaannya bagi setiap jemaah.”wanti Rifki lagi.

Disamping itu Rifki juga mengimbau jemaah yang tergabung dalam gelombang kedua agar mengenakan pakaian ihram sejak mulai berangkat dari asrama haji.

Berbeda dengan jamaah calon haji pemberangkatan gelombang pertama, yaitu kloter 1 hingga 7 yang pesawatnya mendarat di Madinah. Jemaah yang tergabung dalam gelombang kedua, yaitu kloter 8 hingga kloter 15,  langsung memakai busana ihram. Disarankan terlebih dulu membaca niat miqat sejak dilepas dari Asrama Haji Embarkasi Padang.

“Walaupun nanti niat dan miqatnya bisa saja mereka lakukan di Yalamlam sesuai keyakinannya di sana atau bisa juga nanti di bandara king Abdul Aziz di Jeddah. Jadi untuk menghemat waktu jemaah sudah kami anjurkan untuk menggunakan kain ihram sejak dari asrama haji,” Jelas Rifki.

Karena pesawatnya dari Bandara Internasional Minangkabau akan mendarat di Jeddah dan langsung disambung perjalanan darat menuju Mekkah. Mengingat waktunya juga tidak lama, dikhawatirkan tidak ada waktu lagi, untuk berganti pakaian ihram setibanya di Jeddah, tutur Rifki lagi.

Karena mungkin saja waktu yang disediakan itu sangat singkat nanti, ketika jemaah sudah turun di bandara king Abdul Aziz Jeddah. Mudah-mudahan ada waktu yang cukup lapang kembali dikumpulkan di ruang transit atau ruang tunggu baru kemudian naik bus.

Hanya saja, seandainya nanti fast track artinya jemaah turun dari bandara langsung menuju bus, maka itu waktu yang sangat singkat. Tentu itu akan membuat jemaah yang belum menggunakan pakaian ihram kelabakan.

“Maka penting mengenakan pakaian ihram sejak di atas pesawat kemudian menjelang turun, periksa kembali seluruhnya. Kumpulkan pakaian-pakaian yang berjahit masukkan ke dalam tas kabin. Sehingga saat jemaah turun sudah lengkap pakaian ihram dan baru bisa memasang niat Labbaikallahumma Umratan, “ tukasnya.

Terkait dengan warna-warna yang ada di syarikah itu nanti akan diinformasikan secara data. Hal ini memang dilakukan demi penguatan layanan kepada jemaah.

“Jadi tidak usah khawatir insyaallah ini dalam rangka bagaimana memaksimalkan pelayanan kepada jemaah. Kalaupun ada yang terpisah nanti untuk sementara waktu, itu mungkin sebagai sebuah hal yang harus kita ikuti secara regulasinya dan aturannya,” ungkap Rifki.

Sementara itu Ketua Kloter 09 Januar mengatakan 423 jemaah kloter 09 akan diinapkan di Hotel Jawharat Mina. Sektor di Makkah 3. Dimana total jumlah jemaah laki-laki 183 dan jemaah Perempuan 240 orang.

“Dengan jumlah petugas sebanyak 7 orang kloter ini terdapat 27 orang Lansia dan 16 orang menggunakan Kursi Roda. “ jelasnya.

Sementara itu jemaah Pristi sebanyak 30 orang, Risti berat   67 orang, Risti sedang 39 orang, Risti ringan 74 orang, 175 orang lainnya tidak risti.(vera)

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: VR