Kloter 14 Diterbangkan, Plh Kakanwil: Fokus Tuntaskan Umrah Wajib, Petugas Diminta Mengayomi

Padang, Humas—Usai dilepas gubernur Mahyeldi secara resmi di Aula Utama Asrama Haji Embarkasi Padang, Rabu (28/05/25) petang. 422 jemaah langsung bertolak menuju bandara Internasional Minangkabau dan dilepas PPIH Embarkasi Padang menuju Jeddah. 

Hadir melepas jemaah Kota Padang ini Plh Kakanwil Abrar Munanda bersama Sekretaris PPIH M Rifki, Kasi PHU Kankemenag Kota Padang Zul fahmi, Evi Yoskar, Indra Gunawan.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang Abrar Munanda sekaligus sebagai Plh Kakanwil, mengingatkan seluruh jemaah haji Sumbar agar mematuhi ketentuan ihram sejak tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.

Abrar Munanda berharap seluruh jemaah dapat disiplin dan memahami aturan ihram agar ibadahnya sah, tertib, dan sesuai syariat.

Ia juga menyarankan agar segera melaksanakan umrah wajib bagi jemaah yang telah tiba di Makkah. Dengan catatan umrah dilakukan setelah cukup beristirahat, dengan waktu yang telah dikoordinasikan oleh ketua kloter.

Imbauan serupa juga ditujukan untuk jemaah lansia, jemaah risiko tinggi, jemaah sakit, dan jemaah yang menggunakan kursi roda.Selain itu Kloter yang menjadi dua terakhir gelombang kedua ini pasti menghadapi tantangan karena adanya perubahan kebijakan dari pihak Kerajaan Saudi Arabia. 

Dikatakan Abrar beberapa jemaah terpisah dari kelompok regu dan bahkan pasangan akibat pengelolaan oleh lebih dari satu Syarikah (penyedia layanan) dari Pihak Arab Saudi.

Meskipun  415 jemaah embarkasi Padang ada yang dikelola oleh satu Syarikah, beberapa jemaah lainnya berada di bawah naungan Syarikah berbeda.

Kondisi ini menyebabkan beberapa jemaah terpisah. Termasuk seorang jemaah lansia yang terpisah dari regunya. Dua jemaah terpisah dari suaminya, serta seorang lainnya yang terpisah hanya dari regunya dan bergabung dengan dua ketua kloter lainnya. Seorang petugas paramedis juga terpaksa terpisah dari regunya. 

Menghadapi situasi ini, Abrar, selaku Plh Kakanwil sekaligus Koordinator PPIH Embarkasi Padang menyampaikan strategi jangka pendek yang difokuskan pada penyelesaian umrah wajib.

Ia meminta seluruh petugas, 4 petugas kloter, 2 PHD, dan 3 pembimbing ibadah/KBIHU) untuk proaktif mengayomi jemaah, terutama yang terpisah.

"Dalam jangka pendek ini, untuk mendukung maksimal dan tuntas umrah wajib, sebaiknya yang terpisah itu melekat dulu pada regu asal atau petugas," ujar Abrar.

Ia mengingatkan bahwa perbedaan Syarikah berpotensi membedakan akomodasi dan sektor tempat tinggal di Makkah, yang bisa merepotkan jamaah.

Ia berharap ketua regu dan rombongan dapat mengayomi sementara jamaah yang terpisah Syarikahnya. Solusi terbaik akan diupayakan.

Setelah tiba di Arab Saudi, ketua Kloter akan melaporkan jemaah yang terpisah kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, untuk diupayakan penggabungan kembali dengan induk kloter, regu, atau rombongan asal.

Terkait hal ini Abrar menekankan empat kunci utama bagi jemaah dan petugas dalam menghadapi dinamika perjalanan ibadah tahun ini yang  sedikit berbeda.

Pertama, sabar menghadapi kondisi tak terduga di Tanah Suci dengan kesabaran dan semata mengharap ridho Allah.

“Harus kita kita hadapi dengan bingkai kesabaran dan semata mengharapkan ridho Allah dan semangat beribadah,” katanya.

Kedua, kebersamaan memupuk dan meningkatkan rasa kebersamaan yang telah terbangun selama pembinaan manasik di Tanah Air.

Menurutnya ibadah haji tidak terlepas daripada ibadah sosial ibadah ijtimaiyah, ibadah berjamaah, jadi tidak elok mengedepankan sikap individualistis.

“Jadi tolong-menolong, sangat banyak saudara-saudara sesama jamaah haji yang butuh pertolongan dan sangat banyak pula orang-orang yang kuat yang rasanya secara fisik wawasan dan kemampuan bisa untuk membantu. Ibadah haji adalah ibadah sosial, tolong-menolong sangat dibutuhkan," tegas Abrar

Ketiga, Doa dan Tawakal. Tak bosan-bosan memohon kemudahan, kekuatan, dan kesabaran kepada Allah di setiap sujud dan doa.

“Ini yang kita harapkan dalam rangka menghadapi perjalanan haji yang tahun ini agak berbeda pola pengelolaannya oleh pihak kerajaan atau Saudi Arabia.”.tambah mantan Kakankemenag Pessel ini.

Keempat, gotong royong. Menjalin persaudaraan, kepedulian, dan saling membantu, terutama karena ibadah haji sangat mengandalkan aspek fisik dan sosial.

"Dimudahkan, dikuatkan dan kesabaran itu adalah tiga kata kunci," ungkap Abrar, meyakini jiwa gotong royong jamaah sudah terpupuk selama hampir satu tahun pembinaan manasik. 

Dalam informasi yang diterima, diakui Abrar ketika jemaah mendarat di Jeddah jelang subuh, Abrar menuturkan jemaah diharapkan tetap dalam kondisi berihram walau pun saat beristirahat.

“Dalam informasi yang kita terima kalau jemaah ini sampai di Jeddah menjelang subuh, jemaah itu disarankan mereka tetap dalam kondisi berihram, boleh beristirahat memulihkan tenaga dan pada malam harinya selesai Isya, sebaiknya mereka melakukan umrah wajib.”terangnya.

“Sehingga Umrah wajib ditargetkan bisa tuntas pada malam hari setelah Isya. Mudah-mudahan satu malam itu tuntas. Terkecuali bagi jamaah perempuan yang mengalami haid, yang diminta tetap menjaga larangan ihram sambil menunggu kesucian.” harapnya lagi. 

Dengan semangat kebersamaan dan mengayomi para petugas, Abrar berharap jemaah dapat menjalani rangkaian ibadah awal di Tanah Suci, terutama umrah wajib, dengan lancar sebelum menghadapi puncak ibadah haji yang semakin dekat.(Vera)

 

 

 

 


Editor: Vethria Rahmi
Fotografer: VR