Padang,Humas– Kloter 15, kelompok terakhir jemaah haji gelombang kedua Embarkasi Padang asal Sumatera Barat, telah tiba di Asrama Haji Padang Kamis, 29 Mei 2025 pukul 12.05 WIB. Sebanyak 404 jemaah ini menandai puncak pemberangkatan haji Padang tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, sekaligus menjadi kloter pamungkas dari total 15 kloter.
“Alhamdulillah hari ini kita telah menerima seluruh jamaah haji Padang. Yang menjadi catatan bagi kita di kloter 15 embarkasi haji di Padang hari ini adalah kloter terakhir dari 15 kloter dan menjadi penutup pemberangkatan jamaah haji embarkasi haji Padang tahun 1446 Hijriah 2025 miladiyah.” Katanya.
Kloter ini mencerminkan keragaman Sumbar, dengan jemaah berasal dari 17 kabupaten/kota (kecuali Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai). Kabupaten Agam mendominasi dengan 106 jemaah, sementara lainnya bervariasi, bahkan ada yang kurang dari 5 orang.
Menurut Abrar, petugas kloter, komposisi ini menghadirkan tantangan kompleks karena sebagian besar merupakan jemaah cadangan.
"Bisa jadi bimbingan manasik di daerah mereka belum maksimal. Ini perlu disikapi serius oleh petugas kloter, ketua rombongan, dan ketua regu agar jemaah benar-benar terayomi," ujar Abrar. Tantangan lainnya dengan banyaknya jemaah lansia dan berisiko tinggi.
Untuk mengatasi keberagaman latar belakang jemaah, petugas harus memaksimalkan peran ketua rombongan dan regu.
“Mengingat demikian beragamnya ini adalah sebuah tantangan bagi petugas kloter, PHD dan juga para ketua rombongan dan ketua regu. Karena sebagian besar jamaah ini terdiri dari pada jemaah cadangan.” Terang Abrar.
Abrar mengingatkan kondisi krusial akan terasa saat mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Berdasarkan pengalaman kloter sebelumnya, jemaah laki-laki wajib turun dari pesawat dengan ihram lengkap hanya dua lembar kain, tanpa kaos, jaket, atau penutup kepala.
“Harapannya mereka sudah memakai ihram karena akan ada sweeping di Jeddah. Kepatuhan ini dinilai krusial untuk efisiensi waktu,” ungkapnya.
"Durasi di bandara kurang dari satu jam. Teguran pernah diterima kloter lain karena waktu habis untuk merapikan ihram atau salat sunnah terlalu lama," tegasnya.
Selain itu persiapan menuju Arafah dan kesehatan jemaah menjadi hal penting lainnya yang ditekankan Plh Kakanwil ini.
Dengan waktu yang mepet menuju Arafah, Abrar berpesan agar jemaah memprioritaskan kesehatan, memaksimalkan istirahat dan mengonsumsi menu katering yang disediakan panitia secara disiplin.
Meski tak sepenuhnya mampu menyaingi kelezatan kuliner asli tanah Air, khususnya Sumatera Barat yang kaya hidangan ikonik, menu-menu khas nusantara menurut Abrar tetap hadir menyemarakkan penyajian makanan bagi jemaah haji di Arab Saudi.
Plh. Kakanwil Abrar Munanda menekankan pentingnya doa dan kesadaran jemaah akan manfaat nutrisi makanan yang disediakan.
Ia mengungkapkan bahwa menu seperti rendang, gorengan, ikan, dan balado turut disajikan untuk memenuhi selera jemaah dari berbagai daerah.
"Mungkin, Cita Rasa Nusantara tak akan senikmat lidah di ranah Minang. Namun, sejak dari tanah air, jemaah seharusnya telah memohon kepada Allah agar semua hidangan terasa enak. Konsumsi maksimal membantu penguatan fisik mereka karena porsi dan gizi makanan telah diukur sesuai kebutuhan," tegas Abrar Munanda.
Pihaknya meyakini menu berbasis selera Nusantara termasuk rendang dan ikan balado telah disiapkan dengan takaran gizi dan higienis. Meski rasanya tak selezat di tanah air, konsumsinya vital untuk kekuatan fisik.
Terlebih bahwa ibadah haji sarat aktivitas fisik, kata Abrar. Seperti tawaf, sa'i, hingga perjalanan kaki di Mina dan Arafah.
"Selain fisik, jemaah perlu menjaga ketenangan jiwa, kesabaran, dan saling mendukung satu sama lain," tambahnya.
Untuk itu Abrar meminta secara khusus agar jemaah dapat mengikutinya. Mudah-mudahan ini bisa dilalui dengan baik.
“Kita mendoakan jemaah siap untuk kondisi ini dan bersabar. Tentunya akan ada solusi-solusi bijak yang akan dihasilkan oleh pemerintah Indonesia yang ada di sana dan syarikah yang mengelola jemaah haji Sumbar. “pinta Abrar.
Disamping itu lanjut Abrar, setiba di Mekkah, jemaah akan terbagi berdasarkan syarikah (penyedia layanan akomodasi). Terkait ini Abrar kembali mengingatkan dan meminta jemaah memahami pembagian ini meski di tanah air sudah dikelompokkan berdasarkan kloter.
"Kami berdoa agar kloter ini kompak, sehat, dan meraih haji mabrur. Solusi bijak dari PPIH dan syarikah di tanah suci diharapkan mengatasi segala tantangan," pungkasnya.
Di samping itu, Abrar menyampaikan apresiasi tinggi bagi dedikasi petugas embarkasi dan petugas kloter yang bekerja keras melayani jemaah. "Para petugas PPIH, P3IH, karom, dan karu adalah garda terdepan dalam melayani tamu-tamu Allah. Pengabdian mereka patut dihargai," ungkapnya.
Dari sisi jemaah, sambung Abrar respons pun didominasi tanggapan positif. "Kami bersyukur mayoritas jemaah merasa puas dengan pelayanan ini. Meski demikian, masukan konstruktif tetap kami harapkan untuk penyempurnaan di masa mendatang," tambah Abrar.
Harapannya, kolaborasi antara hidangan bernuansa Nusantara, doa jemaah, dan kinerja petugas mampu mengoptimalkan kesiapan fisik calon haji dalam menjalani ibadah di Tanah Suci.
Dengan penuh keyakinan, Abrar menyebut kloter pamungkas ini pun bersiap melanjutkan perjalanan spiritualnya menuju Jeddah, besok hari Jumat ba'da Salat Zuhur dari Bandara Internasional Minangkabau. (vera)