Padang Pariaman, Humas -- Langkah perdana Mustafa Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Sumatera Barat disambut hangat sekaligus diwarnai semangat kolaborasi yang kuat.
Kunjungan kerjanya ke Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (18/11/25), bukan sekadar seremonial, melainkan ajang ta’aruf dan silaturahmi yang intens pasca ia dilantik oleh Menteri Agama RI pada 12 November 2025.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Mustafa menyadari betul beban amanah yang dipikulnya. Ia menuturkan bahwa rangkaian kegiatan maraton yang telah dijalani adalah bagian dari tanggung jawab besar yang harus diemban.
“Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan secara maraton hingga hari ini merupakan tanggung jawab dan amanah yang tidak ringan,” tegas Mustafa di hadapan segenap jajaran dan mitra kerja.
Untuk mengemban amanah tersebut, pria kelahiran Payakumbuh ini tidak mau bekerja sendirian. Dengan rendah hati, ia melontarkan permintaan yang sangat jelas.
“Saya meminta kebersamaan koordinasi dan komunikasi, serta bantuan tenaga dan pikiran dari seluruh jajaran.” Permintaan ini menjadi benang merah sekaligus fondasi dari kepemimpinannya ke depan.
Mustafa juga menekankan pentingnya peran serta mitra strategis. Ia menyebut sejumlah organisasi seperti BKTM, NU, Muhammadiyah, ISNU, dan Perti bukan hanya sebagai mitra, tetapi sebagai wadah untuk menyukseskan program Kemenag RI.
Penegasan ini mempertegas komitmennya untuk membangun pemerintahan yang inklusif dan berdampingan dengan masyarakat.
Di tengah suasana penuh kekeluargaan, Mustafa tak lupa menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Padang Pariaman yang telah sukses menyelenggarakan acara tersebut.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Kakan Kemenag Kabupaten Padang Pariaman, yang telah mengkondisikan dan menyelenggarakan kegiatan ini,” ujarnya.
Momen berkesan ketika Mustafa berbagi kisah perjalanan hidupnya. Dengan nada haru namun penuh syukur, ia berkisah tentang perjalanannya sebagai seorang abdi negara, dari awal hingga akhirnya dipercaya menduduki posisi strategis sebagai Kakanwil.
Kisah ini bukan hanya menginspirasi, tetapi juga memperlihatkan sisi humanis dan perjuangan panjang di balik jabatannya sekarang.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa diberkahi Allah dan mendapatkan output yang berkualitas,” sebuah harapan yang sederhana namun penuh makna, mengawali perjalanan kepemimpinan barunya dengan niat tulus dan target kinerja yang tinggi.
Ia optimis kunjungan ini menandai dimulainya sebuah era kepemimpinan baru yang mengedepankan sinergi, silaturahmi, dan kerja nyata untuk kemajuan bersama.
Dikatakan Mustafa, kerukunan bukanlah sekadar keadaan tanpa konflik, melainkan sebuah kondisi ideal di mana masyarakat hidup berdampingan dengan saling pengertian, toleransi, dan kerja sama yang aktif. Filosofi inilah yang menjadi landasan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam membangun kehidupan berbangsa.
Kehadiran Kakanwil Kemenag Sumbar, dalam Dialog Kerukunan di Padang Pariaman bukan hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga pemantik komitmen bersama untuk menjaga harmoni.
Apresiasi setinggi-tingginya disampaikan oleh Syafrizal, Kepala Kantor Kemenag Padang Pariaman, atas partisipasi aktif pimpinan tertinggi Kemenag di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Syafrizal mengangkat pesan strategis dari Menteri Agama RI. Ia menegaskan bahwa Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) memegang peran dan posisi yang sangat vital.
“FKUB mempunyai peran dan posisi yang strategis dalam menjaga kerukunan antar umat beragama,” ujar Syafrizal.
“Kementerian Agama, dengan arahan dari Bapak Ka. Kanwil Kemenag Sumbar, akan senantiasa mendampingi FKUB dalam menyikapi isu-isu kerukunan umat dan selalu mengimplementasikan moderasi beragama,” pungkasnya menegaskan komitmen berkelanjutan.
Sebelumnya, laporan dari Ketua Panitia, Azrul Azwat selaku Kasubbag TU Padang Pariaman, menggarisbawahi tujuan mulia kegiatan ini.
Azrul Azwat menyatakan bahwa dialog ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam menciptakan perdamaian dan kerukunan, sekaligus mengoptimalkan peran tokoh masyarakat sebagai penggerak persatuan dan kesatuan.
Kegiatan diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari para Kepala KUA Kecamatan, Ketua KAN, perwakilan Ormas Keagamaan, dan Anggota FKUB Padang Pariaman.(vera)