Bukittinggi, Humas – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bukan sekadar event perlombaan. Ia adalah napas spiritual, simpul persaudaraan, dan penggerak ekonomi yang menyatu dalam sebuah desain nasional. Pesan inilah yang ditegaskan oleh Kabid Penaiszawa Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat Abrar Munanda mewakili Pelaksana Tugas Kepala Kanwil, dalam launching dan technical meeting MTQ Nasional ke-41 Tingkat Provinsi Sumatera Barat, di Balairung Rumah Dinas Walikota Bukittinggi, Senin (10/11/25).
MTQN yang dijadwalkan berlangsung pada 13-18 Desember 2025 mendatang di Kota Bukittinggi, diawali dengan launching, technical meeting dan rakor bersama panitia setempat, lanjut Abrar.
“Alhamdulillah, kita bisa hadir dalam rangka launching dan penjelasan aturan regulasi yang berlaku. Harapan besar kita, semua ini bisa diterapkan dalam pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke-41 tingkat Sumatera Barat,” ujar Abrar Munanda dengan penuh keyakinan.
Persiapan menuju event akbar yang penuh barokah ini, menurut Abrar telah melalui berbagai tahap yang sistematis. Mulai dari sosialisasi intensif melalui berbagai media, serangkaian pertemuan dan rapat koordinasi, pendaftaran, hingga penginventarisiran calon kafilah dari seantero Sumatera Barat.
Dalam paparannya yang visioner, Abrar Munanda menyebut tiga aspek fundamental yang menjadi pilar penyangga sekaligus indikator keberhasilan penyelenggaraan MTQ.
Pertama, Aspek Spiritual dan Syiar Islam. Ini adalah jiwa dari seluruh rangkaian MTQ.
“Pelaksanaan MTQ ini adalah salah satu indikator utama bentuk syiar agama Islam,” tegas Abrar. Melalui wahana musabaqah, bukan hanya lantunan ayat suci yang diperdengarkan, tetapi juga makna, terjemahan, dan tafsir kandungan Alquran dihidupkan. Baik melalui tilawah, hafalan, pemahaman, penafsiran, maupun tulisan indah kaligrafi,” jelasnya.
Syiar inilah yang diharapkan menggema di rumah-rumah, tempat umum, dan lembaga pendidikan, memicu dan memacu semangat generasi muda untuk mendalami dan mengamalkan Alquran. Abrar mengingatkan fakta bahwa banyak kafilah masa lalu yang kini tumbuh menjadi intelektual dan pemimpin negeri.
Kedua, aspek sosial dan ukhuwah. MTQ menurut Mantan Kemenag Agam ini adalah jembatan yang memperkuat tali silaturahim dan ukhuwah islamiyah antar daerah di Sumatera Barat.
Abrar menyoroti fenomena unik di balik kedatangan seorang kafilah. “Satu kafilah biasanya mendatangkan 10 atau 15 orang keluarganya,” ujarnya, merujuk pada riset ringan yang dilakukannya.
Gelombang dukungan moral ini tidak hanya memadati Bukittinggi, tetapi juga merekatkan hubungan kekerabatan dan sosial. Kehadiran liaison officer dan tenaga penghubung akan semakin menguatkan ikatan batin antara peserta dan tuan rumah, menciptakan atmosfer “badunsanak”, persaudaraan dalam menyelesaikan setiap tantangan dilapangan.
Ketiga, Aspek ekonomi dan kemakmuran. Aspek ini menurut Abrar adalah dampak nyata yang tak terbantahkan. Berkumpulnya ribuan orang dari berbagai penjuru Sumbar di Bukittinggi. Sebuah ikon kota wisata yang akan mendorong sirkulasi ekonomi yang signifikan.
“Di sini akan terlihat potensi nilai ekonomi yang akan berkembang,” katanya pada kegiatan yang didampingi Ketua Tim Kerja Seni Budaya Islam, Musabaqah Al-Qur’an dan Hadis pada Bidang Penaiszawa.
Dampak ekonomis ini pada akhirnya akan menambah kemakmuran bagi daerah, mewujudkan cita-cita ‘baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur’ negeri yang baik dan mendapat ampunan Tuhan.
Menyongsong pelaksanaan MTQ, Abrar juga menyampaikan harapannya kepada dewan hakim agar pelaksanaan lomba bisa objektif dan semangat kebersamaan.
Dalam setiap persaingan yang sehat, ia berpesan agar nilai-nilai spiritual Alquranlah yang menjiwai setiap penilaian. “Kita harapkan dewan hakim menjadi penengah yang objektif,” pintanya.
Di akhir penyampaiannya, Abrar Munanda mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Gubernur Sumbar, Walikota Bukittinggi beserta jajaran, dan seluruh masyarakat Kota Bukittinggi yang telah berkenan menjadi tuan rumah. Rasa syukur yang sama juga ditujukan kepada seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota, LPTQ, dan semua pihak yang terlibat aktif.
“Semoga melalui MTQ ke-41 di Kota Bukittinggi ini, tema menjadikan Sumatera Barat terdepan di masa Indonesia Emas nantinya bisa terwujud,” tutup Abrar dengan penuh harap.
Terakhir ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan iven mulia ini dan menjadikan syiar Alquran bukan hanya ritual tahunan, tetapi pengamalan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sumbar Ahmad Zakri mengatakan persiapan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XLI Tingkat Provinsi tahun 2025 terus dilakukan hingga diselenggarakan launching hari ini.
Ajang bergengsi yang mengusung semangat "Memperkuat Generasi Islami" ini bukan hanya diproyeksikan sebagai event kompetisi, melainkan sebuah gerakan moral dan spiritual masif untuk menghidupkan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat.
Launching ini menandai dimulainya perhelatan akbar yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari tingkat kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa MTQ harus menjadi momentum untuk membangun karakter masyarakat yang religius, santun, dan terintegrasi.
"Launching ini bukan sekadar peluncuran kegiatan. Ini adalah ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskannya, baik dalam hal koordinasi maupun promosi. Kita ingin agar pelaksanaannya nanti berlangsung meriah, tertib, dan bermartabat," tegas Ahmad Zakri.
Ahmad Zakri menekankan, semangat hidup orang Minangkabau yang memadukan nilai agama dan budaya bukanlah sekadar slogan.
"Ini menjadi panduan hidup. Sumatera Barat adalah daerah yang menjadikan Al-Quran sebagai sumber inspirasi dan pedoman utama," ujarnya.
Dalam paparannya, Ahmad Zakri mengingatkan kembali sejarah panjang warisan prestasi Sumbar yang telah melahirkan para qori dan qoriah terbaik nasional, yang telah mengharumkan nama daerah di kancah internasional.
"Untuk itu, kita perlu bersyukur dan terus bersemangat mencintai Al-Quran," ajaknya.
Ia juga menyoroti vitalnya peran Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ), Madrasah, Pesantren, dan Rumah Tahfizh.
"Keinginan membaca Al-Quran masih tumbuh subur di tengah masyarakat. Melalui MTQ ini, kita menguatkan kembali peran lembaga-lembaga pendidikan tersebut sebagai penopang utama peradaban Al-Quran di Sumatera Barat," jelasnya.
Tahun 2025 menjadi tahun yang istimewa karena Kota Bukittinggi ditetapkan sebagai tuan rumah. Ahmad Zakri menyatakan keyakinannya bahwa Bukittinggi siap menjadi tuan rumah terbaik.
"Siap menjadi tuan rumah yang ramah dalam pelayanan, rapi dalam penyelenggaraan, dan kuat dalam latihan. Ini bukan hanya kebanggaan daerah, tapi juga inspirasi nasional," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan pula peluncuran resmi logo dan maskot MTQ XLI Provinsi Sumbar 2025. Ahmad Zakri menjelaskan, logo dan maskot tahun ini bukan hanya simbol musabaqah.
"Ini adalah simbol semangat, identitas, dan cita-cita penyelenggaraan ibadah yang berkarakter, berbudaya, serta berdampak luas bagi masyarakat," paparnya.
Zakri menegaskan, keberhasilan MTQ tidak hanya bergantung pada panitia pelaksana. Partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota se-Sumbar menjadi kunci penentu kesuksesan acara. "Keberhasilan ini ditentukan oleh sinergi kita semua," ujarnya.
Mengakhiri arahannya, Zakri menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh panitia yang telah mempersiapkan acara dengan baik.
“Semoga kerja keras panitia dan dukungan masyarakat menjadi amal ibadah yang diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kita berdoa semoga pelaksanaan MTQ nanti di Kota Wisata ini berjalan dengan aman, lancar, dan penuh keberkahan dari awal hingga akhir," tutupnya penuh harap.
Hadir Kepala Biro Kesra sekretariat provinsi Sumatera Barat beserta jajaran, Kakankemenag Kabupaten dan Kota se-Sumatera Barat, jajaran forkopimda Kota Bukittinggi, Kepala Bagian Kesra Kabupaten Kota Sumatera Barat, Ketua LPTQ Kabupaten Kota Sumatera Barat, Ketua MUI Kota Bukittinggi, Ketua tim PKK, serta tamu undangan lainnya. (vera)