Padang, Humas-- Sebelum bertolak menuju bandara internasional Minangkabau, Plh Kakanwil H Abrar Munanda membekali jemaah dengan spirit bahwa target pelaksanaan ibadah haji adalah mendapatkan haji mabrur.
Plh Kakanwil H Abrar Munanda juga meminta segenap petugas haji termasuk jemaah untuk meluruskan niat dan menjaga kekompakan selama bertugas melayani tamu Allah di Tanah Suci.
Pesan tersebut disampaikannya di hadapan 423 jemaah haji kloter 11 yang tergabung dari tiga daerah, Kota Pariaman, Dharmasraya dan Sijunjung saat Kegiatan pelepasan secara resmi jelang diberangkatkan ke Jeddah, Kamis (22/05/25). Berpusat di Aula Utama asrama haji Padang kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Dharmasraya Leliarni serta jajaran Kabid H M Rifki, H Yosef Chairul, H Hendri Pani Dias, Perwakilan Dinas Kesehatan dan PPIH serta P3IH lainnya.
Dalam melaksanakan tugas, lanjut Abrar sesama petugas harus saling membantu, mengingatkan dan menjaga kekompakan.Menurutnya, kerja sama antar petugas merupakan hal penting.
Selain itu Abrar juga berpesan kepada jemaah meminta agar saling menjaga perasaan, memberikan kritik dengan bijak kepada petugas dengan bahasa yang baik dan tidak menyimpan amarah.
“Jemaah tentu saja boleh memberikan masukan dan kritik ketika ada layanan petugas yang dinilai kurang. Dengan catatan jemaah mengkomplain dengan kata kata bijak. Kata kata yang baik, agar tetap terjaga rasa kebersamaan, “ terangnya.
Ia menegaskan bahwa kualitas ibadah harus diiringi kehadiran hati untuk bersikap mulia dan berkata serta bertindak yang baik baik. Sehingga jemaah haji bisa menjaga ketenangan dalam beribadah.
Dijelaskan H Abrar Munanda bahwa Haji mabrur derajat yang paling mulia disisi Allah. Proses untuk mendapatkan kemuliaan itu tentu di iringi dengan sikap dan tindakan yang mulia juga.
Mantan Kakankemenag Pessel ini mengingatkan bahwa kondisi di tanah suci sangat berbeda dengan di tanah air, baik dari segi cuaca, ritme ibadah, maupun mobilitasnya. Untuk itu, jemaah diimbau selain menjaga kesehatan juga memahami tata cara ibadah dengan baik, dan mengikuti arahan petugas haji.
Ia berharap seluruh jemaah haji dapat menjaga sikap selama berada di tanah suci serta menjadi teladan yang baik bagi jemaah dari negara lain. Abrar juga berpesan agar jemaah menjaga kebersamaan dan saling tolong-menolong selama di perjalanan Ibadah.
Disamping itu H Abrar Munanda juga mengatakan pentingnya kemandirian jemaah dalam menunaikan ibadah haji. Menurutnya tidak mungkin petugas kloter bisa satu persatu mengayomi 423 orang jemaah.
Dalam konteks ini, maka dibutuhkan tenaga ketua rombongan dan ketua regu untuk mengomandoi jemaah kelompok atau regunya masing-masing.
“Minimal satu regu ini bisa mengendalikan dan mengawasi 10 orang. Sebenarnya lebih mudah daripada mengawasi 40 orang dalam rombongan atau 423 orang dalam satu kloter, “ imbuh mantan Kakankemenag Pesisir Selatan tersebut.
Disisi lain, Abrar Munanda membagikan tips agar jemaah bisa lancar, tenang dan lebih khusyuk dalam melaksanakan ibadah.
Pertama, Abrar menyarankan ketika sampai nanti di Jeddah mengambil miqat. Bagi yang mengambil miqat di Yalamlam atau di King Abdul Aziz Jeddah silahkan dimanfaatkan waktunya dengan maksimal.
“Karena tidak ada waktu yang banyak untuk mandi sunat dan sebagainya. Bapak Bapak masih boleh mengenakan pakaian batik haji, celana panjang maupun peci. Namun ketika sudah mengambil miqat semua larangan ihram harus dipatuhi.”wanti Abrar.
Demikian juga selama awal perjalanan ibadah, sesama Jemaah diminta Abrar harus saling mengingatkan. Baik perihal mengambil miqat atau masih mengenakan pakaian yang dilarang saat ihram.
“Karena Bapak dan ibu gelombang dua sampai di Jeddah langsung umrah wajib. Tapi ibadah jangan dipaksakan. Nanti malah cape, alhasil kolesterol naik, tensi naik dan gula naik. Khawatir nanti di rangkaian ibadah di Armuzna sudah kelelahan,” pesannya.
Kedua, untuk memudahkan jemaah, masing masing kelompok harus memiliki komitmen dan kesepakatan untuk membuat titik kumpul masing masing regunya setiap kali akan melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Menurutnya tidak akan mungkin untuk satu kelompok bisa pulang dalam waktu bersamaan.
“Entah itu nanti berdua, bertiga atau berlima tak masalah, yang penting sesuai kesepakatan. Kita tak akan mungkin menunggu satu kloter utuh untuk pulang dan itulah kenyataan di lapangan. Yang penting jangan panik, jangan hilang akal bikin saja kesepakatan di mana titik kumpulnya. Kalau sudah sepakat titik kumpul Insyaallah kita tidak akan tersasar," katanya.
Ketiga, ketika barang jemaah ada yang ketinggalan atau tersasar, maka ia menyarankan jemaah untuk mencari petugas haji yang berseragam.
“Dimana mana akan ada petugas yang mengenakan seragam. Sangat mudah mencari petugas. Karena mereka memakai seragam, lebih mudah untuk mengenalinya. Kecuali ketika tanggal 10 Dzulhijjah. Jemaah bisa meminta bantuan petugas yang ada disekitarnya,” Jelasnya.
Menurut Kabid Penaiszawa ini petugas harus berbagi tugas sebagai teamwork yang solid. Dimana ketua rombongan dan ketua regu harus berfungsi. Harus berfungsi sesuai rombongan dan ketua regu masing-masing.
“Karena hal itu untuk lebih memudahkan perjalanan ibadah bapak dan ibu, “ Ungkapnya.
Keempat, Abrar Munanda mengingatkan jemaah untuk menjaga paspornya masing-masing. Jangan sampai tercecer atau dititipkan. Karena dikhawatirkan akan lupa meminta kembali jika dititip ke pendamping atau pun pasangan.
“Menjaga dokumen paspor ini sangat penting. Jangan diabaikan, kalau hilang atau tercecer tentu akan menganggu konsentrasi dalam beribadah, “ tambahnya.
Disamping itu, menurut Abrar jemaah gelombang kedua tidak perlu tergesa untuk menunaikan tawaf. Ia menyarankan untuk memberi kesempatan kepada jemaah gelombang pertama untuk melaksanakan tawaf Ifada. Hal itu untuk meminimalisir kepadatan di Masjidil Haram oleh jemaah gelombang pertama.
“Kenapa kita beri kesempatan karena mereka akan segera pulang ke tanah air. Maka kita selesaikan dalam dua tiga hari setelah itu baru tawaf Ifada begitu juga dengan tawaf wada'. Jemaah gelombang kedua keistimewaannya bisa lebih tenang saat menuju ke Madinah, “ ungkapnya.
Untuk di Madinah jemaah akan bermukim sekitar 8 atau 9 hari, sambung Abrar. Abrar menganjurkan jemaah untuk senantiasa berdzikir dan rutin membaca Ayat Alquran.
“Berkata yang baik-baik dan saling nasehat menasehati. Jangan sampai hari-hari kita itu kosong dari hal-hal yang bermanfaat tapi tidak perlu memaksimalkan tenaga di rumah saja bagi kawan-kawan muda yang kuat, “ pesannya.
Untuk diketahui, tercatat total 423 jemaah berasal dari 103 jemaah asal Kota Pariaman, Kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 176 orang dan Sijunjung 138 orang jemaah serta didampingi 4 petugas kloter. Jemaah akan diterbangakan menuju Jeddah pada pukul 18:40 WIB dari BIM. (vera)