Makkah — Mabit di Muzdalifah dengan skema murur yang kali pertama diterapkan pada operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diminati banyak jemaah.
Terbukti, sejak ditetapkan sudah lebih dari 32 ribu jemaah yang mendaftar di masing-masing pimpinan kloter.
Mabit (bermalam) murur dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid mengungkapkan hingga hari ini sudah banyak jemaah yang mendaftar di masing-masing pimpinan kloter.
“Sampai sekarang sudah ada 32.554 atau sekitar 60 persen yang mendaftar,” ujar Subhan Cholid di Kantor Daker Makkah, Minggu (9/6/2024).
Subhan menambahkan, skema murur diprioritaskan bagi jemaah yang telah memenuhi empat kriteria, yakni mengalami risiko tinggi secara medis; lansia; disabilitas; dan para pendamping jemaah (risti, lansia, dan disabilitas).
Namun, lanjut dia, bagi jemaah di luar empat kriteria tersebut tetap bisa mendaftar selama kuota masih tersedia. “Pendaftaran berakhir sebelum wukuf di Arafah,” ujar Subhan.
Mabit di Muzdalifah dengan skema murur telah disosialisasikan kepada jemaah. Para petugas kloter kemudian mendata jemaah haji yang akan ikut sesuai dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan.
Laporan itu dibuat berbasis kloter dan selanjutnya diserahkan kepada petugas Sektor. Data dari sektor akan dihimpun oleh petugas Daker Makkah.