Padang, Humas--Kegiatan bimbingan manasik haji bagi jemaah di Kementerian Agama kabupaten kota dan KUA Kecamatan masih berlangsung. Jemaah haji diberikan bimbingan manasik sebanyak 10 kali, 2 kali di Kemenag 2 kali di KUA Kecamatan.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mahyudin turut memberikan motivasi dan manasik kepada 260 orang jemaah haji Kecamatan Koto Tangah, Sabtu (26/4) di Masjid Raya Kenagarian Koto Tangah.
Turut mendampingi Kepala KUA Kecamatan Koto Tangah, Hendri bersama penyuluh Agama Islam. Dalam kesempatan itu, Kakanwil menyampaikan beberapa kebijakan Kementerian Agama tentang pelaksanaan haji 2025, diantaranya, pergantian maskapai, kebijakan murur dan tanazul.
"Tahun ini, jemaah haji embarkasi Padang akan diterbangkan bersama lion air. Berbeda dengan tahun sebelumnya, jemaah embarkasi Padang diberangkatkan bersama garuda Indonesia. Tentu ini tidak akan mengurangi arti dan kesakralan perjalanan haji bapak dan ibu," ungkap Kakanwil.
Bahkan kata Kakanwil menyemangati jemaah, kondisi pesawat yang sekarang juga tidak kalah dari kondisi pesawat yang sebelumnya. "Insyaallah usia pesawat kita yang sekarang paling lama 10 tahun, bahkanll lebih baru dengan usia 5 sampai 7 tahun," kata Kakanwil memotivasi.
Putra Kampar Riau ini juga menyampaikan kebijakan murur dan tanazul yang sudah diterapkan sejak musim haji 2024. Hal ini untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina.
"Untuk tanazul atau kembali ke hotel setelah melontar jumrah, jemaah embarkasi Padang mendapat kuota dua kloter, kloter 3 dan kloter 13. Jemaah dua kloter ini akan kembali ke hotel yang dekat dengan area jamarat," jelas Mahyudin.
Untuk meningkatkan kelancaran ibadah selama proses penyelenggaraan ibadah haji, Kakanwil berpesan agar jemaah bisa menjaga diri sendiri karena jumlah petugas yang sangat terbatas.
"Kementerian Agama mengajak bapak ibu jemaah haji untuk menjadi jemaah yang mandiri. Kita akui, kuota petugas tidak sebanding dengan jumlah jemaah. Nanti bapak ibu juga bisa berkoordinasi dan mint bantuan ketua rombongan dan ketua regu," ulas Kakanwil.
Melalui kegiatan manasik itu Kakanwil mengajak jemaah untuk menumbuhkan dan membangun budaya saling membantu antar sesama jemaah. Saling membantu ini bisa dalam bentuk apapun, bisa juga saling mengobati, katanya.
"Biasanya diantara jemaah ini ada yang punya keahlian sedikit-sedikit untuk menyembukan penyakit, misalnya sakit kepala, masuk angin dan penyakit biasa lainnya yang bisa disembuhkan tanpa perlu ke dokter," sebut Kakanwil.
Terakhir, Kakanwil juga berpesan kepada jemaah untuk memahami ilmu manasik dengan baik. "Saya yakin bapak dan ibu sudah mengikuti manasik beberapa kali pertemuan. Mulai dari secara mandiri di KBIHU, di Kemenag dan di KUA kecamatan," pungkas Kakanwil. Rina