Masuk Nominasi Masjid Ramah Keragaman Tingkat Nasional , Yuk Mengenal Lebih Dekat Masjid Galogandang

Tanah Datar, humas --Sumatera Barat dikenal sebagai provinsi dengan luas wilayah 42.119,54 KM2 yang terdiri dari 19 kabupaten dan kota . Dengan jumlah luas yang banyak tersebut, tak ayal ada keberagaman dari segi budaya, kebiasaan, hingga perbedaan agama dan paham keagamaan.

Berdasarkan publikasi tahunan dari BPS yang menerbitkan provinsi Sumatera Barat dalam angka tahun 2024 , ada sekitar  5,61 juta jiwa  penduduk Sumatera Barat  yang beragama Islam. Dengan menjadi agama mayoritas, tentu di setiap daerah pengamalan dan paham keagamaan menjadi beragam, seperti yang bisa ditemukan di Nagari III Koto Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

Di nagari kecil  III Koto ini, tepatnya di Kecamatan Rambatan berdiri sebuah masjid yang letaknya tak jauh dari Ponpes Thawalib Tanjung Limau Simabur Tanah Datar. Masjid Akbar Galogandang namanya, adalah sebuah masjid yang dibangun oleh penduduk nagari jorong Galogandang.

Masjid ini diawal pendiriannya sempat mengalami empat kali perpindahan lokasi disebabkan pertimbangan luas tanah dan jauh dari pemukiman. Tepat di tahun 1905  masjid Akbar barulah dimulai pembangunan tetap dengan bangunan kayu. Kemudian pada tahun 1964 dibuatlah bangunan semipermanen, pada tahun 1985, masjid semi permanen ini diganti dengan masjid permanen.

Siapa sangka, masjid yang saat ini terdiri dari 2 lantai yang bisa menampung 1000 jamaah, menjadi pusat kegiatan keislaman di nagari dan berpenduduk asli Galogandang ini terdiri dari masyarakat yang memiliki berbagai keberagaman. Bahkan beberapa masyarakat menganut keberagaman dalam pengamalan keagamaan. 

Keberagaman jemaah di Masjid Akbar Galogandang tidak saja beragam dalam bentuk pengamalan agama saja tetapi juga terdiri dari beragam suku, umur, pendidikan dan pekerjaan.

"Alhamdulillah, walaupun jemaah beragam paham dalam pengamalan ibadah namun kebersamaan dan kerukunan dapat terjalin sejak dulunya di masjid Akbar Galogandang ini ", ungkap Dedi Yasmon Ketua Masjid Akbar Galogandang saat exspos  di hadapan Tim Penilai Nasional Anugrah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPERA), Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Bupati, Kepala Kankemenag dan MUI Kabupaten Tanah Datar, Minggu (15/09/2024) dihalaman Masjid Akbar Galogandang.

 

Walaupun secara mayoritas, masyarakat yang berada disekitaran Masjid Galogandang adalah asli masyarakat tempatan, namun Dedi Yasmon mengungkapkan jemaah masjid merupakan jemaah yang memiliki pemahaman pengamalan agama yang  beragam diantaranya ada Muhammadiyah, Tarbiyah, NU dan Salafi.

" Disini ada jemaah yang berpaham Muhammadiyah sebanyak 31 persen, Tarbiyah 30 persen, NU 28 persen, Salafi 11 persen dan saya sendiri memakai pengamalan Salafi", ungkap pria yang juga Datuk dari salah satu suku di nagari III Koto ini.

Unik yang lainnya di masjid ini, selain terdiri dari jemaah yang beragam, di Masjid Galogandang juga diurus oleh pengurus yang memiliki beragam paham pengamalan agama, suku, umur, pendidikan, pekerjaan.

"struktur kepengurusan di masjid yang kita selalu rindukan ini, juga diisi oleh pengurus yang menganut paham, suku, umur dan pendidikan  yang beragam, secara paham ada pengurus yang berpaham Muhammadiyah, NU, Tarbiyah dan juga Salafi", beber Dedi Yasmon.

Dengan jelas, Ia menyampaikan terkait petugas, jadwal dan isi penyampaian materi di setiap program di masjid Akbar Galogandang seperti Khutbah Jum'at, Majelis Taklim, Wirid remaja, didikan subuh dan lainnya dilaksanakan dengan beragam paham pengamalan agama.

Sedangkan Eriza Fitria salah seorang jemaah Masjid Akbar Galogandang menceritakan di masjid itu mereka satu sama lain  sudah saling memahami perbedaan-perbedaan  pemahaman pengamalan agama dan hal ini telah dididik dan dilestarikan oleh orang tua mereka sejak dari dulunya.

"bersyukur kita kepada Allah Subhallahu Wa Ta'ala, di kampung dan di masjid kami tidak pernah berselisih, alhamdulillah rukun dan setiap tamu yang datang masyarakat disini berebut memberi layanan", tuturnya.

Sedangkan salah seorang jemaah lainnya, Rahmawati yang mengaku berpaham Muhammadiyah juga mengatakan bahwa jemaah masjid akan beramal sesuai keyakinannya tanpa menyalahkan amalan paham jemaah yang lainnya.

" misalnya, disini saat Sholat Subuh diimami oleh imam yang membaca Qunut ya tidak jadi masalah, makmum yang mau berqunut dan angkat tangan silahkan dan yang tidak berqunut ya silahkan juga begitu juga saat perbedaan sholat tarawih di bulan Ramadhan, semua sudah saling mengahargai," tuturnya.

Ia juga mengakui sejak dulunya orang tua mereka telah mengajarkan dan membentuk suasana  saling menghargai dan bertoleransi dan wajib menjaga kerukunan walaupun 

Rombongan Tim Penilai Nasional dari Kementerian Agama RI, DR Akmal Salim Kasubdit Kemasjidan Direktorat Urais dan Binsyar Ditjen Bimas Islam Camat Rambatan bersama Rombongan Kepala Kanwil Kemenag Sumbar yang diwakili Ketua Tim Kerja Kemasjidan Yusran Lubis disambut hangat ratusan masyarakat nagari III Koto Rambatan beserta tokoh masyarakat lainnya yang terdiri dari Alim ulama, ninik mamak , cerdik pandai, majelis taklim dan pengurus masjid sekecamatan Rambatan.

Dalam arahannya, sebelum melihat langsung penerapan masjid ramah keragaman di masjid Akbar Galogandang, DR Akmal Salim mengucapkan selamat kepada warga dan pengurus Masjid Galogandang terpilih sebagai nominasi masjid ramah keragaman yang akan dinilai menjadi masjid terbaik dari kategori masjid ramah keragaman se- Indonesia.

Ia mengatakan penilaian ini bukan sekedar untuk perlombaan tetapi ini adalah sebagai upaya pemerintah memalalui Kementerian Agama untuk memberikan perhatian serius dalam pembinaan kemasjidan.

Sedangkan, Yusran Lubis mewakili Kepala Kanwil Kemenag Sumbar dalam hantaran kata mengatakan kegiatan AMPERA ini salah satu bentuk upaya Kementerian Agama mewujudkan pemahaman moderasi beragama dan  kerukunan beragama di tengah masyarakat dan termasuk dilingkungan masjid.

"dan tentu kita berharap, masjid ramah keragaman yang sudah wujud di Masjid Akbar Galogandang nagari III Koto Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar ini dapat menjadi percontohan dan diterapkan diseluruh masjid yang ada di provinsi Sumatera Barat," harapnya. rzk


 


Editor: rzk
Fotografer: rzk