Mengapa NGOPI ?

leh: Duski Samad (Guru Besar UIN Imam Bonjol) 

Ada apa dan mengapa ada program ngobrol pendidikan Islam (Ngopi) mitra DPR dengan Kementrian Agama RI? Jawabnya bahwa pendidikan Islam masih kalah mutunya dengan pendidikan umum. Survey menunjukkan siswa pendidikan Islam masih terbatas kuantitas dan kualitasnya  masih rendah dan cendrung kalah dari pendidikan umum.

Padahal masa depan pendidikan anak-anak muslim perlu diperkuat karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Umat Islam Indonesia mesti menjadi tuan rumah dan penentu kebijakan di Indonesia, karena mereka yang akan menjadi pemimpin di negeri ini. 

Ngopi ini juga dimaksudkan untuk menjemput aspirasi masyarakat apa yang dibutuhkan untuk pendidikan Islam. Umat Islam kini hanya pada urut nomor 3 dibanding umat lainnya dalam kualitas perlu mendapat perhatian semua pihak. Melalui kesempatan Ngopi ini DPR RI dan Kemenag terus berupaya membangun dasar kesadaran bersama untuk kemajuan pendidikan Islam di masa datang. 

Ada ungkapan yang sudah menjadi kalimat ini begitu masyhur:

لا تؤدبوا أولادكم بأخلاقكم ، لأنهم خلقوا لزمان غير زمانكم

“Janganlah kamu didik anak-anakmu dengan cara dan metodemu karena mereka diciptakan untuk zaman yang bukan zamanmu.”

Kalimat ini diklaim sebagai ucapan Ali atau Umar Radhiallahu ‘Anhuma,  tapi sama sekali tidak ada dasarnya penisbatan kepada mereka berdua atau sahabat nabi mana pun, atau seorang pun dari salafush shalih. Tidak ada. Hanya saja, kalimat ini sudah terlanjur terkenal dari mulut ke mulut disangka sebagai ucapan Ali atau Umar Radhiallahu ‘Anhuma.

Ada pun kalimat yang mirip dengan itu, di antaranya sebagai ucapan Socrates -seorang filsuf Yunani- sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu al Qayyim Rahimahullah berikut ini:
لا تكرهوا أولادكم على آثاركم، فإنهم مخلوقون لزمان غير زمانكم

Janganlah kamu membenci anak-anakmu berdasarkan jejak kehidupanmu, karena mereka diciptakan untuk zaman yang bukan zamanmu. 

Ucapan ini juga tidak mutlak benar, namun dapat dijadikan renungan bersama lebih lagi bila dikaitkan dengan tantangan era dogital. Sebab, ada banyak perkara yang tidak lekang oleh zaman dan berubah oleh waktu dan generasi. Seperti nilai-nilai tauhid, rukun Islam, rukun Iman, dan hal-hal yang tsawabit (tetap, kokoh, dan konstan) dalam Islam. Semua mesti disampaikan sama sebagaimana dulunya seperti apa. Bahkan menanamkan nilai-nilai (value) secara umum, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menganjurkan kita  mengikuti generasi awal.

Rasulullah ﷺ  bersabda:

«إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتْنَةٌ» . فَقَالُوا: فَكَيْفَ لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ وَكَيْفَ نَصْنَعُ؟ قَالَ: «تَرْجِعُونَ إِلَى أَمْرِكُمُ الْأَوَّلِ»

“Sesungguhnya akan datang masa-masa fitnah.” Mereka bertanya: “Kami mesti bagaimana wahai Rasulullah, apa yang kami lakukan?” Beliau bersabda: “Kembalilah kalian kepada urusan orang-orang awal kalian.” 

Imam Malik Rahimahullah (w. 179 H) pernah mengucapkan kata-kata inspiratif:

لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ إلَّا مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا

Generasi akhir umat ini tidak akan pernah jaya kecuali dengan apa yang membuat jaya generasi awalnya.  

Ada pun tentang metodelogi pembelajaran, penyampaian,  strategi, dan media, kepada anak-anak kita, itulah yang memang mesti disesuaikan dengan perkembangan zamannya.

Problema pendidikan Islam dengan non Islam adalah faktor keseriusan mereka yang kuat. Serius dalam pengelolaan, manajemen, tugas fungsi dan pembiayaan luar biasa dari dana filantropi mereka. Kita tak boleh lengah jika mau maju, survival. 

Pendidikan agama mesti mencari dan menciptakan keunggulan, ekselensi dan distingsi dengan yang lain. Ngopi ini merah putihnya legeslatif, fanatisnya tokoh untuk kemajuan pendidikan Islam. 

Hebatnya mereka diperkuat lagi dengan kekompakkan, pola pikir seperti panjek batang pinang sesama umat mesti diakhiri. 

Konklusi bahwa Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) kemitraan DPR RI dengan Kemenag RI dalam kerangka percepatan kualitas dan kuantitas adalah kemestian yang hendaknya dilanjutkan dan diperbanyak jumlahnya. (Disarikan dari narasumber bapak Jhon Kenedy Aziz, SH, MA, Anggota Komisi VIII DPR RI di Kota Pariaman, 21 Agustus 2023.)


Editor: -
Fotografer: -