Limapuluh Kota, Humas - Zaki Maulana Akmal, santri kelas XII Pondok Pesantren Insan Mubarak, Ketinggian, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, asal Bangkinang, Provinsi Riau, sukses menjalani Misi Pengabdian di Bandar Neira, Maluku Tengah. Bersama 75 peserta dari seluruh penjuru tanah air, Zaki sukses menjalani pengabdian pada Divisi Lingkungan dan Sosial.
Mengurai kegiatannya, putra pasangan Isdamora dan Arvis Linda ini mengatakan kegiatan Misi Pengabdian menarik sekali karena dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman terkait sosial masyarakat, kultur budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain itu, kemampuan peserta di bidang literasi dan kesehatan juga diasah dalam kegiatan ini.
Dihubugi via WhatsApp, Zaki berkisah, awalnya ia ditempatkan di Divisi Ekonomi Kreatif, namun kemudian dipindahkan ke Divisi Lingkungan Sosial. Banyak hal yang ia dapatkan, mulai dari pengalaman bagaimana mengabdi ke kampung pelosok yang ada di Indonesia bagian timur khususnya Maluku Tengah. Ia juga merasakan bagaimana susahnya akses internet disana, dan bagaimana keseharian masyarakat yang mayoritasnya adalah petani cengkeh dan pala.
“Disana ana bersama rekan melakukan edukasi tentang lingkungan dan juga sosialisasi masyarakat mulai dari anak-anak sampai lansia. Sungguh ini pengalaman yang luar biasa bagaimana ana bisa bertahan hidup dengan masyarakat disana selama kurang lebih satu bulan, membantu masyarakat disana agar lebih maju, mengajar anak-anak mengaji, mengajar di sekolah yang kondisinya sangat berbeda jauh dari kota, mulai dari kondisi kelas yang memprihatinkan, dan lain-lain,” kisah Zaki.
Di sana mereka belajar bagaimana mengolah rempah. Dari segi sejarah mereka belajar banyak hal karena banyak benteng peninggalan Belanda dan Jepang. Masyarakat di sana mayoritas muslim dengan penganut agama islam yang kental. Rasa kekeluargaan dan keramahan yang begitu kuat. Intinya, selain pengalaman, mereka juga mendapatkan keluarga baru dan teman, hingga memiliki banyak koneksi di seluruh Indonesia.
“Sutan Syahrir pernah berkata, “Jangan Mati, Sebelum ke Bandar Neira”. Ana pikir inilah alasan Sutan Syahrir berkata demikian. Selain apa yang ana sampaikan tadi, alam di sana juga indah. Inilah salah satu pengalaman terindah yang harus dicoba seumur hidup. Ana berharap semoga pemerataan pendidikan di wilayah timur dapat dilakukan dengan baik. Apa yang kami rasakan di sini, sungguh luar biasa, di luar ekspektasi,” tutup santri ramah ini.
Ahmad Chairudin, Pimpinan Pondok Pesantren Insan Mubarak Harau, saat dikonfirmasi mengatakan, Zaki adalah seorang santri yang cerdas. Ia pernah masuk seleksi nasional pertukaran pelajar ke Jerman pada tahun 2023. Selain itu, Zaki juga santri yang mudah bergaul, disenangi rekan sesama penghuni asrama .
Selain itu, Zaki juga Ketua Badan Eksekutif Santri (BES) Bagian Keamanan dan Kedisiplinan, ia juga seorang hafiz, senang mempelajari banyak pelajaran untuk menyampaikan niatnya kuliah ke luar negeri, khususnya bahasa Inggris. Runut kegiatan di pondok pesantren juga tidak pernah dilewatkan oleh seorang Zaki.
Terkait proses hingga santrinya terpilih sebagai salah satu peserta kegiatan yang disponsori oleh Lembaga Arah Pemuda Indonesia yang bekerjasama dengan Ngo Sekebun dan Pemerintah Indonesia, Ahmad Chairudin menjelaskan, Zaki menjalani tahap seleksi berkas bersama ribuan pendaftar dari seluruh Indonesia. Lolos seleksi berkas, Zaki mengikuti wawancara secara online sebanyak dua kali. Selain itu, zaki juga mengikuti pelatihan-pelatihan kebudayaan, Publik Speaking, dan Pemahaman Kultur Daerah. Hal itu berjalan selama 5 bulan.
Hingga proses seleksi selesai, akhirnya Zaki dinyatakan lolos dan berhak mengikuti kegiatan ini. Ahmad Chairudin mengatakan, dari Sumatera Barat ada 4 orang yang mengikuti kegiatan, salah satunya adalah Zaki, 1 orang mahasiswa, dan 2 lainnya masyarakat umum. Sementara dari Kabupaten Limapuluh Kota, hanya Zaki yang terpilih. Secara keseluruhan peserta, ada 3 orang siswa SMA, Zaki salah satunya, selebihnya adalah mahasiswa dan masyarakat umum dan mereka juga ada yang sudah bekerja.
“Selain itu, sebelum berangkat, dari pondok pesantren sendiri kita memberikan bimbingan berupa penguatan mental spiritual, Publik Speaking, cara berorganisasi, dan berbahasa Inggris. Kita sangat mengapresiasi terpilihnya ananda Zaki dalam kegiatan ini,” ungkap pimpinan pondok pesantren yang baru berdiri tahun 2023, dengan mengayomi 610 santri.
Terakhir pimpinan pondok pesantren berharap semoga ananda Zaki sukses dan ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi pondok pesantren dan santri lainnya. Zaki akan kembali ke pondok pesantren awal September mendatang, setelah mengikuti kegiatan ini selama satu bulan,terhitung mulai tanggal 1 hingga 31 Agustus 2024.(Nina)