Bukittinggi, Humas--Direktur Urusan Agama Islam (Urais) Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, Adib mengatakan perlu penguatan literasi bencana di Sumatera Barat yang cukup riskan terhadap bencana alam.
Hal ini diungkapkannya dalam kegiatan Penguatan Literasi Kebencanaan Berbasis Pengetahuan lokal dalam Pengurangan Risiko Bencana di Sumatera Barat, kerjasama Most Unesco, Brin dan Bimas Islam Kemenag RI, Rabu (31/7) di Bukittinggi.
"Kita penting sekali menggali nilai-nilai ajaran Islam Sumatera Barat dengan filosofi adat basandi syarak syarak basandi kitabullah. Nilai-nilai ajaran Islam ini penting sekali dalam penanggulangan bencana," kata Direktur.
Menurutnya kegiatan ini sangat bagus, karena Sumatera Barat daerah yang sangat Riskan terhadap kebencanaan. "Maka penting untuk membangun kesadaran bersama di tengah masyarakat untuk memitigasi kebencanaan itu," kata Direktur.
Dijelaskan direktur, ada tiga teori menghadapi musibah ataupun bencana, secara teologis, psikologis dan sosiologis. Secara teologis ketika menghadapi bencana tidak cukup dengan sabar tetapi harus siap siaga.
Dalam kesempatan itu Durektur mengajak penyuluh Agama Islam mengeksplorasi dan memberikan penguatan mental kepada korban bencana.
"Dalam hal kebencanaan penyuluh harus mampu mengeksplorasi, karena saat bencana itu yang paling penting, harus kita berikan penguatan penguatan mental orang yang sedang terkena bencana. Itu penting sekali secara teologis," harap direktur.
Kemudian pendekatan secara psikologis atau pendekatan dan sosiologis. Tiga hal itu penting dibangun untuk mengatasi kebencanaan. Karena negeri kita diliputi potensi kebencanaan, baik kebencanaan yang bersifat alam dan maupun bencana lain.
Kegiatan ini tentu bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan pengetahuan lokal dalam pengurangan risiko bencana, baik sebagai early warning system maupun strategi saat menghadapi bencana, dan healing pasca bencana. Rinarisna